DPR soal Pria Coba Bunuh Diri Protes PPKM: Rumit, Karena Tak Tahu Covid Sampai Kapan
"Penolakan itu ekspresinya macam-macam ada yang mengibarkan bendera putih, ada yang mencoba melakukan upaya bunuh diri, kemudian ada ekspresi-ekspresi lain, yang dalam bentuk penolakan di media sosial dan seterusnya," sebutnya.
Insiden miris terjadi di depan depan Kantor Balai Kota Bandung, dimana aksi nekat dari Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Resto (AKAR), Gan Bonddilie atau yang akrab disapa Bondbond, diduga hendak melakukan pencobaan bunuh diri.
Untungnya aksi dari Bondbond bisa dicegah dan kini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk mendapat perawatan. Diduga, aksi nekat itu dia lakukan karena kecewa terhadap Pemerintah Kota Bandung dan kebijakan PPKM yang merugikan banyak pelaku usaha.
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Dimana letak danau purba Bandung? Untuk jejak danau ini diperkirakan membentang dari wilayah utara Bandung, mulai dari Gunung Burangrang sampai Gunung Tangkuban Parahu. Lalu merambat hingga Gunung Manglayang.
-
Kapan danau purba Bandung terbentuk? Dahulu danau ini tercipta akibat erupsi gunung purba di Bandung Belum banyak yang tahu bahwasanya wilayah Bandung Raya dahulu merupakan danau purba.Kawasan tersebut ratusan ribu tahun lalu digenangi air, dengan bukit-bukit sebagai pembatasnya. Kendati sudah sangat lama, namun jejaknya masih bisa terlihat di masa sekarang.
-
Apa arti dari huruf D pada pelat nomor kendaraan di Bandung? Dari pasukan Batalyon D Inggris inilah asal muasal huruf Pelat nomor D pada kendaraan di Bandung dan sekitarnya bermula.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Merespons kejadian itu, Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Daulay menyampaikan prihatin dan menilai bahwa kondisi saat ini memanglah rumit. Ketika pilihan memperpanjang PPKM diberlakukan guna mencegah penyebaran Covid, pastinya akan memberi dampak yang sangat luas.
Namun disisi lain, jaring pengamanan atau bantuan sosial yang disalurkan pemerintah dirasa belum menyentuh seluruh kalangan yang tepat. Sedangkan masyarakat sendiri merasakan penanganan Covid-19 seperti tak kunjung berikan kepastian.
"Rumit juga dan sekaligus sulit karena kita tidak tahu sampai kapan Covid ini akan berakhir. Sehingga yang terjadi justru dirasakan masyarakat adalah ini covid dibuat bertermin, atau bertahap," ujar Saleh saat dihubungi merdeka.com, Kamis (5/8).
Sehingga, lanjut Saleh, hal itu bisa mengganggu dan akan berdampak pada agenda yang dirancang masyarakat maupun pengusaha. Sementara pada lain sisi, masyarakat agak kesulitan untuk mencari alternatif pemasukan lain, karena semua sektor terdampak.
"Jadi mereka ini, masyarakat kadang-kadang merasa dia sudah masuk titik jenuh atas aturan yang ditetapkan dari pemerintah. Maka dari situlah mereka berharap ini segera berakhir. Inilah yang saya kira kesulitanya," tuturnya.
Oleh sebab itu, Saleh yang juga Ketua Fraksi PAN tersebut mendesak kepada pemerintah melakukan berbagai macam upaya antisipasi, dan langkah cepat bila ada penolakan dari masyarakat dalam bentuk apapun.
"Penolakan itu ekspresinya macam-macam ada yang mengibarkan bendera putih, ada yang mencoba melakukan upaya bunuh diri, kemudian ada ekspresi-ekspresi lain, yang dalam bentuk penolakan di media sosial dan seterusnya," sebutnya.
"Saya kira itu harus dijawab pemerintah, ya terutama dengam melakukan sosialisasi, edukasi yang benar kepada masyarakat. sosialisasi, bahwa kita ini belum selesai persoalan kita masih panjang masalah kita ini, bukan cuman kita seluruh dunia juga merasakan misalnya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Saleh juga meminta kepada pemerintah untuk segera memberikan edukasi kepada masyarakat berupa pelatihan-pelatihan yang memberikan efek ketahanan dalam menjalani kehidupan selama pandemi Covid-19.
"Berikan edukasi bagaimana untuk tetap bisa bertahan, termasuk diantaranya edukasi di masyarakat bahwa pemerintah kan memiliki bantuan sosial, bansos itu yang merata dan tepat sasaran. Nah saya kira itu faktor penting untuk diperhatikan pemerintah," terangnya.
Pada kesempan berbeda, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera melihat kondisi tersebut bisa sebagai kritik atas kehadiran pemerintah yang belum seluruhnya dirasakan masyarakat dalam pandemi Covid-19.
"Tanda negara belum hadir sepenuhnya," kata Mardani.
Walau demikian, Mardani meminta kepada pemerintah agar segera mengatasi masalah ini. Selain itu dia juha mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berusaha dan bersabar walaupun kondisi pandemi sangat memberikan dampak besar terhadap kehidupan.
"Ayo Pak Jokowi kesempatan mewujudkan 911 versi Indonesia sehingga siapapun yg punya masalah bisa disapa dan diurus oleh negara," ujarnya.
"Kondisi memang berat. Semua mesti disiplin. Dan saat yg sama jaga kedekatan dg Allah SWT. Perasaan ikhlas dan legowo sambil terus sabar berikhtiar insya Allah menyehatkan kondisi psikis kita semua," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Resto (AKAR), Gan Bonddilie atau Bondbond, ditemukan dengan luka di sekitar perut dan leher di depan pintu masuk Balai Kota Bandung. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk mendapat perawatan.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudy Tri Handoyo mengaku belum bisa keterangan lebih detil mengenai peristiwa ini. "Betul (ada percobaan bunuh diri)" kata dia melalui pesan singkat, Rabu (4/8).
Salah seorang saksi, Jajang Jaenudin (35) mengaku sempat dihubungi oleh Bondbond mengenai aksi unjukrasa di depan Balai Kota Bandung. Ia kemudian menyusul Bondbond hingga menemukannya dengan keadaan terluka. Di sekitar tubuh Bondbond ada sebilah pisau yang diduga digunakan untuk melukai diri.
"Sudah tergeletak di tengah Jalan Wastukencana dengan luka pada leher sebelah kiri dan perut sebelah kanan," ucap dia.
Di kalangan wartawan, tersebar pesan suara diduga dari Bondbond. Pesannya berisi mengenai kegelisahan para pelaku usaha yang operasionalnya terkendala dengan kebijakan PPKM. Ia pun kecewa kepada Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana yang tidak memenuhi janji.
Selain itu, isi pesan suara tersebut berisi permintaan maaf kepada rekan seprofesi serta organisasi karena tidak berhasil memperjuangkan untuk memperbaiki situasi usaha di masa PPKM. Perminataan maaf pun disampaikan untuk anak dan istrinya.
Berikut Isi Rekaman Diduga Suara Bondbond
Selamat siang wartawan, beserta teman teman AKAR semuanya, PHRI. Tidak banyak yang bisa saya sampaikan, pastinya berharap, saya selaku Ketua Harian AKAR Jabar berharap PPKM ini bisa memberikan kelonggaran kita, khususnya di Kota Bandung beserta daerah-daerah lainnya, sehingga teman-teman insan pariwisata serta yang lainnya dapat membuka usahanya dengan protokol yang ketat.
Pada hari ini, luar biasa perjuangan, tetapi, informasi yang kita ketahui, di Kota Bandung khususnya, bahwasannya pemerintah tetap mengikuti anjuran dari pemerintah pusat. Bahkan yang saya, selaku wakil ketua, kemarin kita sudah mediasi Kang Yana (Wakil Wali Kota Bandung) siap pasang badan. Tetapi, sangat disesalkan Pemerintah Kota Bandung tetap mengikuti pusat, tidak berani mengambil tindakan yang tepat.
Saya selaku pengurus, tetap memberikan yang terbaik untuk teman-teman. Perjuangan ini belum berakhir. Jika memang perjuangan terakhir ini saya lakukan, semoga keinginan yang kita tuangkan dalam selembar kertas dapat diizinkan, dapat di-deal-kan oleh pemerintah sehingga kita bisa dine in kembali.
Mendengar keluhan teman-teman aja saya sudah tidak kuat. Selaku pengurus saya mohon maaf jika selama ini saya kurang bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk teman teman. Percayalah pengorbanan ini mungkin yang terbaik yang bisa kami lakukan selaku pengurus. Hatur nuhun semuanya.
Untuk wartawan kami hanya, inginkan hanya dine in saja dengan protokol yang tepat yang kuat, tidak ada yang lainnya. Kalau yang lainnya hanya bisa mengikuti saja. Mohon maaf sekali lagi, semoga perjuangan kita akan mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Untuk anak-anakku, mohon maaf kalau ayah belum bisa memberikan yang terbaik, percayalah, tanpa ayah juga. Ayah yakin kalian bisa tumbuh dan bisa menjadi anak yang soleh dan solehan. Untuk istriku, terimakasih, mohon maaf, bondbond belum bisa jadi ayah yang baik. Perjuangan ini, akan tetap kibarkan bendera putih dan bendera kuning sebagai pengorbanan kita untuk semuanya. Terima kasih.
Beberapa hari sebelumnya, AKAR merilis pernyataan mengenai kondisi usaha restoran dan cafe yang luluh lantak karena Pandemi Covid-19. Banyak dari pengusaha pun memutuskan menutup bisnisnya.
Dalam rilis tersebut, Ketua Harian AKAR Gan Bonddilie menilai pemerintah kota Bandung perhatiannya masih sangat kecil karena tidak pernah diajak untuk berdiskusi di masa PPKM.
"Perwal PPKM tidak berpihak kepada kita, karena secara aturan kafe dan restoran itu sudah melakukan yang dianjurkan oleh pemerintah, mulai dari protokol kesesehatan yang sangat ketat seperti dibuatkannya tempat cuci tangan, penyediaan handsanitizer, pengecekan suhu tubuh kepada pelanggan dengan sangat baik hingga jarak dan kapasitas yang dibatasi," tulis dalam rilis tersebut.
Baca juga:
Protes PPKM, Pria di Bandung Coba Bunuh Diri Bukti Pandemi Pengaruhi Kesehatan Mental
Istri Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Resto Ungkap Bisnis Terpuruk karena PPKM
Respons Kemenkes soal Percobaan Bunuh Diri Pengusaha di Bandung Akibat PPKM
4 Fakta Upaya Bunuh Diri di Balai Kota Bandung, Sempat Telepon Pegawai Balai Kota
Pria Coba Bunuh Diri di Depan Balkot Bandung Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Resto
Seorang Pria Diduga Lakukan Upaya Bunuh diri di Depan Balkot Bandung