Dua Bahasa Daerah di Bengkulu Terancam Punah
Kepala Kantor Bahasa Bengkulu Yanti Riswara menyebutkan dua bahasa daerah dari Provinsi Bengkulu, yaitu bahasa daerah Rejang dan Enggano, terancam punah. Hanya Bahasa Melayu Bengkulu yang kondisinya masih tergolong aman.
Kepala Kantor Bahasa Bengkulu Yanti Riswara menyebutkan dua bahasa daerah dari Provinsi Bengkulu, yaitu bahasa daerah Rejang dan Enggano, terancam punah. Hanya Bahasa Melayu Bengkulu yang kondisinya masih tergolong aman.
"Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyebutkan bahwa ada 11 bahasa daerah yang terancam punah, termasuk dua bahasa daerah dari Bengkulu, yaitu bahasa Rejang dan Enggano," katanya di Bengkulu, Kamis (5/8).
-
Kenapa Desa Bahasa didirikan? Ide awal pendirian desa bahasa itu untuk mengajarkan pada warga setempat bahasa Inggris tanpa meninggalkan budaya setempat. Apalagi desa itu berdekatan dengan Candi Borobudur yang sering dikunjungi turis mancanegara.
-
Kapan bahasa Sansekerta diyakini berasal? Bahasa Sanskerta berasal dari India dan diyakini telah ada sejak lebih dari 3.500 tahun yang lalu.
-
Kenapa Kompleks Pemakaman Inggris dibangun di Bengkulu? Diserang Penyakit Pemicu dibuatnya kompleks pemakaman ini akibat banyaknya tentara-tentara EIC yang meninggal ketika berada di Bengkulu. Mulai dari meninggal akibat perang sampai ratusan orang terserang penyakit, seperti Malaria dan Disentri.
-
Bagaimana Bahasa Indonesia berkembang pesat melampaui bahasa induknya, bahasa Melayu? Bahasa Indonesia berkembang pesat melampaui bahasa induknya, bahasa Melayu, sehingga menjadikannya bahasa terbesar di Asia Tenggara.
-
Bagaimana Bahasa Indonesia membantu masyarakat Indonesia berbagi cerita dan tradisi dari berbagai daerah? Dengan menggunakan Bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia dapat berbagi cerita, tradisi, dan kekayaan budaya dari berbagai daerah dengan cara yang lebih mudah dan efektif.
-
Bagaimana Dongeng Bahasa Sunda singkat lucu bisa menghibur? Dongeng Bahasa Sunda singkat lucu mengajak kita untuk tersenyum dan tertawa untuk melepas lelah.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan bahasa yang dilakukan Badan Bahasa dan Balai/Kantor Bahasa se-Indonesia, ada tiga bahasa daerah di Provinsi Bengkulu, yaitu bahasa Rejang, bahasa Melayu Bengkulu, dan bahasa Enggano.
"Dari ketiga bahasa daerah tersebut, bahasa Rejang dan Enggano terancam punah, sedangkan bahasa Melayu Bengkulu seperti di daerah Serawai, Pesemah, dan Mukomuko masih tergolong aman," katanya.
Saat ini, selain bahasa Rejang dan Enggano, bahasa daerah lain yang terancam punah sebagian besar berasal dari Indonesia bagian timur, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.
Pihaknya berharap bahasa daerah Enggano dan Rejang yang merupakan bahasa asli masyarakat Provinsi Bengkulu tidak ikut punah karena perkembangan zaman. "Untuk menjaga agar bahasa-bahasa daerah yang ada di Bengkulu tidak sampai punah, masyarakat harus kembali menghidupkan bahasa daerah tersebut dengan melakukan upaya agar generasi muda tetap menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Dia menjelaskan bahwa ada tiga faktor utama agar bahasa tidak punah, yaitu: pertama, pengajaran muatan lokal bahasa daerah; kedua, setiap keluarga kembali menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga masing-masing; dan ketiga, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mendukung pelestarian bahasa daerah, dengan membuat program-program pembinaan bahasa daerah, termasuk membuat kamus.
"Dengan dilakukannya ketiga hal tersebut, bahasa daerah Rejang dan Enggano, serta bahasa daerah lainnya, tidak akan punah," kata Yanti seperti dilansir Antara.
(mdk/yan)