Lebih Dekat dengan Bahasa Gaul Uang Goceng hingga Gocap yang Populer di Jakarta, Diadaptasi dari Budaya Tiongkok
Kebudayaan unik ini pun lantas menyebar hingga sekarang dikenal melekat di daerah Jakarta, Bogor, Depok hingga Bekasi (Jabodetabek).
Sadar atau tidak, jika kita bertandang ke wilayah Jakarta dan sekitarnya penyebutan uang terasa berbeda. Umumnya masyarakat Indonesia akan menyebut dengan jumlah nominalnya, misal Rp5 ribu, Rp10 ribu ataupun Rp50 ribu. Namun di sana, yang diucap adalah kata goceng, ceban, goban hingga gocap.
Hal yang sama juga berlaku bagi uang dengan nominal pecahan kecil misal gopek, seceng hingga nopek yang merupakan uang receh. Sebenarnya apa yang terjadi?
-
Bagaimana orang Tionghoa mengelola uang? Orang-orang keturunan Tionghoa memilih hidup hemat dibandingkan berperilaku konsumtif seperti kebanyakan orang. Mereka akan berbelanja barang yang dibutuhkan saja. Pendapatan yang mereka miliki lebih banyak disisihkan untuk ditabung atau investasi.
-
Apa itu Bahasa Gaul Inggris? Kata-kata bahasa gaul Inggris kekinian rasanya memang tepat untuk ditulis saat berkomunikasi dengan orang lain. Bukan hanya berbagai istilah dan kata-kata gaul dalam bahasa Indonesia saja. Ada berbagai macam kata-kata bahasa gaul Inggris yang sering kali digunakan untuk mengekspresikan ungkapan.
-
Bagaimana Bahasa Gaul Inggris Menyampaikan Maksud? Akan tetapi, sebenarnya kata-kata bahasa gaul Inggris ini ditulis untuk mempersingkat waktu dalam menyampaikan maksud dan tujuan seseorang.
-
Kenapa koin-koin China digunakan di Jepang? 'Orang Jepang membuat koin mereka sendiri hingga pertengahan abad ke-10, namun berhenti pada saat itu karena perubahan perekonomian dan kurangnya pasokan bijih tembaga,' kata Segal, dan terkadang koin China digunakan sebagai gantinya.
-
Apa itu tradisi gacong? Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Gacong merupakan petani dadakan yang datang tanpa diminta. Mereka biasanya warga di sekitar sawah atau kebun dan sudah mengetahui jadwal panen. Pelaku gacong ini akan dengan sukarela membantu petani utama dan pemilik sawah untuk memanen tanamannya yang luas.
-
Dimana gacong ada? Salah satu daerah yang masih melestarikan gacong adalah di kampung adat Kasepuhan Karang, Jagakarsa, Muncang, Kabupaten Lebak.
Rupanya, istilah unik ini berasal dari kebudayaan Tiongkok. Dalam setiap transaksinya, mereka tidak menyebut kata Rp5 ribu, Rp10 ribu ataupun Rp50 ribu, melainkan pengucapan seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Kebudayaan unik ini pun lantas menyebar hingga sekarang dan dikenal melekat di daerah Jakarta, Bogor, Depok hingga Bekasi (Jabodetabek). Yuk, kenalan lebih dekat dengan istilah ini selengkapnya.
Berasal dari Budaya Tiongkok
Dalam laman Majalah Jakita yang dikelola oleh Pemprov Jakarta, penyebutan uang dengan goceng, ceban hingga gocap berasal dari budaya Tiongkok.
Di negara asalanya, penyebutan uang dengan gaya ini sudah sesuai seperti yang dikenal saat ini, yakni goceng untuk Rp5 ribu, ceban untuk Rp10 ribu, gocap untuk Rp50 ribu hingga cepek ceng Rp100 ribu.
Tradisi ini berangkat dari kebudayaan Tiongkok yakni Hokkian, yang merupakan variasi bahasa atau dialek khas dari Provinsi Fujian.
Dibawa oleh Pedagang Tionghoa di Indonesia
Merujuk Liputan6, penyebutan uang yang unik dan berbeda ini kemudian dikenalkan oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal dan menetap di Indonesia.
Mereka sebelumnya merupakan peranakan atau keturunan yang tinggal di Indonesia dan berinteraksi dengan masyarakat setempat melalui perdagangan.
Tak heran jika budaya ini kemudian terbawa dan diadaptasi secara luas, karena lebih nyaman diucap dan cenderung singkat.
Tersebar hingga ke Luar Pulau Jawa
Berkembangnya komunitas Tionghoa asal Tiongkok rupanya amat membawa pengaruh dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini juga terjadi karena masifnya pendatang yang merantau hingga ke luar pulau Jawa.
Para pendatang asal Tiongkok ini dengan komunitas Tionghoanya sudah banyak menyebar hingga ke pulau-pulau seberang seperti Sumatera, Sulawesi, Bangka Belitung hingga Kalimantan.
Dari sana, beberapa kota lantas mengadaptasi juga bahasa gaul untuk penyebutan nominal uang ini, seperti di Medan, Riau, Kepulauan Bangka, Palembang, Pontianak sampai Tarakan.
Penyebutan Bahasa Gaul Uang dalam Budaya Hokkian
Satuan:
- 1: it
- 2: ji/no
- 3: sa
- 4: si
- 5: go
- 6: lak
- 7: cit
- 8: pek
- 9: kau
Puluhan
- 10: cap
- 11: cap it
- 12: cap ji
- 13: cap sa
- 14: cap si
- 15: cap go
- 16: cap lak
- 17: cap cit
- 18: cap pek
- 19: cap kau
- 20: ji cap
- 21: ji cap it
- 22: ji cap ji
- 23: ji cap sa
- 24: Ji cap si
- 25: ji go
- 50: go cap
- 60: lak cap
- 70: cit cap
- 80: pek cap
- 90: kau cap
Ratusan
- 100: cepek
- 150: pek go
- 200: no pek
- 250: no pek go
- 300: sa pek
- 400: si pek
- 500: go pek
- 600: lak pek
- 700: cit pek
- 800: pek pa tun
- 900: kau pek
Ribuan
- 1.000: seceng
- 1.500: ceng go
- 2.000: no ceng
- 2.500: no ceng go
- 3.000: sa ceng
- 4.000: si ceng
- 5.000: go ceng
- 6.000: lak ceng
- 7.000: cit ceng
- 8.000: pek ceng
- 9.000: kau ceng
Puluhan Ribu
- 10 ribu: ceban
- 15 ribu: ban go
- 20 ribu: no ban
- 25 ribu: no ban go
- 30 ribu: sa ban
- 35 ribu: sa ban go
- 40 ribu: si ban
- 45 ribu: si ban go
- 50 ribu: go ban
- 60 ribu: lak ban
- 70 ribu: cit ban
- 80 ribu: pek ban
- 90 ribu: kau pan
Ratusan Ribu
- 100 ribu: ce pek ceng
- 125 ribu: pek ji go
- 110 ribu: pek it
- 120 ribu: pek ji
- 130 ribu: pek sa
- 140 ribu: pek si
- 150 ribu: pek go
- 160 ribu: pek lak
- 170 ribu: pek cit
- 180 ribu: pak pek
- 190 ribu: pek kau
- 200 ribu: nopek ceng
- 250 ribu: nopek go
- 300 ribu: sa pek ceng
- 350 ribu: sa pek go
- 400 ribu: si pek ceng
- 500 ribu: go pek ceng
- 600 ribu: lak pek ceng
- 700 ribu: cit pek ceng
- 800 ribu: pek pak ceng
- 900 ribu: kau pek ceng
Jutaan
- 1 juta: ce tiao
- 1,1 juta: tiao it
- 1,2 juta: tiao ji
- 1,3 juta: tiao sa
- 1,4 juta: tiao si
- 1,5 juta: tiao puah
- 1,6 juta: tiao lak
- 1,7 juta: tiao cit
- 1,8 juta: tiao pek
- 1,9 juta: tiao kau
- 2 juta: no tiao
- 2,1 juta: no tiao it
- 2,2 juta: no tiao ji
- 2,3 juta: no tiao sa
- 2,5 juta: no tiao puah
- 3 juta: sa tiao
- 4 juta: si tiao
- 5 juta: go tiao
- 6 juta: lak tiao
- 7 juta: cit tiao
- 8 juta: pek tiao
- 9 juta: kau tiao
- 10 juta: cap tiao
- 50 juta: go cap tiao
- 100 juta: cepek tiao
- 500 juta: gopek tiao
Mulanya Pakai Sistem Barter
Sebelum adanya uang, masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya transaksi bahkan sejak ribuan tahun silam.
Dalam laman osf.io, disebutkan bahwa sebelum ada uang masyarakat sudah mengenal sistem barter atau bertukar. Sistem ini dijelaskan bahwa barang bisa ditukar dengan barang serupa. Misalnya seseorang menginginkan daging ayam, maka dia bisa menukarnya dengan daging ikan ke pemilik daging ayam.
Bisa juga, seseorang menginginkan beras, lalu ia menukarkan gandum atau umbi-umbian dengan jumlah sama kepada pemilik beras. Begitu seterusnya.
Alat transaksi kemudian berevolusi menjadi logam dengan nilai tukar yang lebih tinggi. Di Indonesia, fenomena ini sudah berlangsung sejak zaman kerajaan saat hadirnya kebudayaan logam. Kemudian, bangsa VOC mematenkan nilainya di abad ke-17 hingga nominalnya terus meningkat.