Jadi Saingan Makanan Belanda Sejak Abad ke-20, Ini Asal Usul Mi Kocok Khas Bandung
Asal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, mi direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.
Asal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, mi direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.
Jadi Saingan Makanan Belanda Sejak Abad ke-20, Ini Asal Usul Mi Kocok Khas Bandung
Mi kocok jadi salah satu kuliner favorit yang mengenyangkan di Bandung. Makanan ini digemari lantaran isiannya yang komplet, mulai dari mi kuning, bakso, tauge, koyor (bagian kulit sapi yang kenyal dan lembut) sampai tulangan.
Memakai kuah kaldu sapi kental, mi kocok benar-benar cocok disantap di tengah dinginnya udara kota kembang tersebut. Bagi yang masih belum cukup dengan isian porsinya, beberapa penjual juga menyediakan lontong maupun ketupat sebagai tambahan karbohidrat.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
-
Kapan makanan khas Bandung mulai populer? Tidak heran apabila makanan khas Bandung sangat menggiurkan.
-
Dimana kuliner Bandung di masa Belanda banyak dijumpai? Daerah sekitar Alun-Alun dan Stasiun Bandung hidup 24 jam, lengkap dengan aneka kulinernya.
-
Apa kuliner khas Bandung? Kuliner khas Bandung ini adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang, lalu ditambah bermacam lauk-pauk dan sambal sebagai pelengkap.
-
Tahun berapa siomay dikenalkan di Bandung? Konon, siomay pertama kali dikenalkan oleh ibu-ibu yang mengikuti lomba Cap Go Meh di Bandung pada tahun 1950-an.
-
Bagaimana cara mencicipi kuliner Eropa di Bandung zaman Belanda? Sementara untuk kalangan Eropa, tentu Jalan Braga jadi pilihan. Salah satunya ada Maison Bogorijen, Restoran yang jadi langganan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Aneka makanan dan minuman Eropa tersedia, lengkap dengan minuman keras.
Di balik cita rasa mi kocok yang gurih, pernah terbayang bagaimana asal usul kuliner ini di masa silam? Kabarnya, makanan ini dulu jadi salah satu kandidat kuliner Priangan yang menjadi saingan menu-menu Eropa di restoran Belanda.
Kehadiran mi kocok di masa silam juga tidak terlepas dari budaya makan orang Tiongkok yang merantau ke Bandung. Sampai saat ini, para pencinta kuliner selalu menempatkan menu mi kocok sebagai sajian yang wajib dikunjungi saat bertandang ke Kota Kembang.
Bermula dari Budaya Makan Warga Tionghoa
Mengutip buku Dapur Niaga Indonesia oleh Suryatini N. Ganie, kehadiran mi kocok bermula dari masuknya budaya makan mi ala masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Foto: Ig Mi Kocok Mang Dadeng
Sejak sekitar 4.000-an tahun lalu, mi menjadi salah satu kuliner warisan nenek moyang asal negeri Tirai Bambu tersebut. Ketika itu, para arkeolog di sana, menemukan sebuah gerabah yang di dalamnya berisi mi berwarna kekuningan dengan panjang sekitar 50 sentimeter.
Dari sana, terjadi migrasi orang Tiongkok di masa Dinasti Tang pada tahun 600-900 masehi dengan membawa kebudayaan kuliner, salah satunya mi yang di masa awal terbuat dari biji-bijian.
Jadi Kuliner Khas Masyarakat Tionghoa di Bandung
Setelah budaya kuliner mi masuk, orang-orang Tionghoa mencoba mengenalkan kekayaan kulinernya. Lambat laun, mi diadaptasi oleh warga lokal dengan dicampurkan sejumlah rempah dan bahan khas Indonesia.
Di Bandung, makanan ini mampu diterima dengan baik dan mulai dijadikan sejumlah kudapan. Kemudian, masyarakat setempat mulai mengolah mi secara mandiri hingga hadirlah mi kocok sebagai kuliner yang melekat di Bandung.
Selain itu, mi kocok juga disukai oleh semua kalangan karena cita rasanya yang gurih dan lezat, dengan rasa yang terbilang nyaman di tubuh.
Jadi Saingan Kuliner Belanda
Di abad ke-20, atau lebih tepatnya tahun 1940-an mi kocok mulai populer sebagai kuliner khas yang banyak dijual para penjaja makanan di Bandung.
Makanan ini pun mulai masuk ke restoran-restoran salah satunya Hoa Sang yang cukup terkenal kala itu.
Mengutip Indonesia Kaya, restoran ini tak hanya menjual aneka menu makanan Belanda, namun di juga disajikan kuliner mi kocok yang mulai mendapat banyak peminat.
Kedua menu seolah bersaing di mata pencinta kuliner saat itu.
Hadirnya mi kocok di restoran Hoa Sang sempat masuk pemberitaan surat kabar Algemeen Indisch Dagblad milik Belanda.
Rekomendasi Mi Kocok Legendaris di Bandung
Jika ingin mencicipi salah satu mi kocok yang legendaris, kedai milik Mang Dadeng bisa jadi salah satu alternatifnya.
Lokasi mi kocok tersebut berada di sekitar Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat. Mi ini bahkan sudah eksis sejak 1953 silam, dengan resep yang masih dipertahankan sejak dulu.
Kuah dari mi kocok Mang Dadeng sangat kental, khas kaldu sapi. Dalam satu porsinya, penikmat akan dijamin puas dengan isian tambahan berupa bakso yang lembut dan nikmat.
Saking otentiknya, dahulu Mang Dadeng menjual mi kocok tersebut sembari berkeliling menggunakan gerobak. Untuk satu porsinya, mi kocok Mang Dadeng dijual Rp35 ribu per porsi.
Asal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, yakni mi yang direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.