Melihat Pecinan Glodok Dulu dan Sekarang, Mulanya Tempat Mencari Kerja Pendatang Asal Cina
Dulu para pendatang asal Cina banyak dipekerjakan Belanda sebagai tim ahli sampai tenaga pengakut tinja.
Dulu para pendatang asal Cina banyak dipekerjakan Belanda sebagai tim ahli sampai tenaga pengakut tinja.
Melihat Pecinan Glodok Dulu dan Sekarang, Mulanya Tempat Mencari Kerja Pendatang Asal Cina
Hiruk pikuk khas Chinatown selalu identik dengan kawasan Glodok di Kota Jakarta Barat. Di sini tersaji berbagai bangunan lawas dengan ornamen merah dan kuning yang dihuni komunitas warga Tionghoa.
Setiap menjelang Imlek, kawasan ini lebih meriah lagi. Sejumlah penjual pernak pernik lampion, busana, hiasan rumah termasuk kuliner hadir di sana. Warga juga saling berbenah bangunan, dengan memperbarui cat dan menghiasnya agar makin cantik.
-
Kapan orang-orang Cina mulai bermukim di Padang? Menurut catatan Christine Dobbin, telah menemukan sebuah bukti jika orang-orang Cina sudah bermukim di Padang yang berasal dari Jawa sekitar tahun 1630-an.
-
Bagaimana awal mula Kampung Cigadung? Mengutip laman bandung.go.id, kampung ini sebelumnya lahir atas inisiasi warga setempat yang menggali potensi kelokalan di sana.
-
Dimana letak Kampung Pecinan di Kota Lama Gresik? Lokasinya berada di sebelah timur Alun-Alun Kota Lama Gresik.
-
Bagaimana awal mula bisnis Cireng Gembul? Awalnya, Qori dan suami bingung harus mulai usaha dari mana, lantaran mereka tidak memiliki pengalaman dalam dunia wirausaha. Kemudian mereka memutuskan untuk mengambil langkah pertama dengan menerima pre-order melalui WhatsApp.'Awalnya kami hanya berharap bisa menjual beberapa porsi, tetapi Alhamdulillah pesanan terus berdatangan,' kata Qori dalam tayangan YouTube Mulai Usaha, dikutip pada Selasa (8/10).
-
Apa yang membuat Kampung Gandekan dulunya sangat ramai? Kampung Gandekan merupakan salah satu wilayah kelurahan yang berada di Kota Solo. Dulunya wilayah ini dikenal sebagai salah satu wilayah tersibuk. Hal ini dikarenakan kampung itu dulunya merupakan kawasan perdagangan terkemuka.
-
Kapan Giliyang mulai dihuni? Pulau ini diyakini mulai dihuni sejak masa pemerintahan Sultan Abdurrahman (1811-1854),“ ujar Arman.
Selain mengetahui Glodok di era sekarang, menarik kiranya menjelajahi kawasan Chinatown terbesar se Indonesia ini di masa silam.
Konon dahulu Glodok masih merupakan daerah yang masih sederhana dan merupakan tempat para pencari kerja imigran asal China. Berikut informasi selengkapnya.
Cikal Bakal Glodok
Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, para pendatang asal Cina sendiri mulai masuk ke Indonesia pada kisaran abad ke-14 sampai abad ke-17 silam.
Ketika itu kawasan ini masih sangat sederhana dan masih merupakan area perkampungan juga tempat peristirahatan kuda.
Orang-orang tersebut datang di antaranya sebagai pencari kerja, sebagai pedagang dan penjual rempah serta sebagai penjelajah. Lambat laun karena dianggap berpeluang, mereka memilih untuk menetap di daerah tersebut.
Jadi Tempat Pencari Kerja
Di tahun 1600 sampai 1700-an, Belanda yang baru masuk ke Indonesia mulai mendirikan pusat perekonomian di Pelabuhan Sunda Kelapa. Ini turut mempengaruhi perubahan nama, dari yang sebelumnya Jayakarta menjadi Batavia.
Kala Batavia, perekonomian tumbuh pesat. Apalagi Belanda juga sukses mendirikan kongsi dagang VOC yang terbukti mampu mensejahterakan masyarakat, buruh dan pedagang rempah.
Di tahun-tahun itu orang-orang Cina banyak dibutuhkan sebagai tenaga ahli dan tenaga kasar di sektor industri Belanda beserta kongsi dagang Eropanya.
Tak sedikit juga para imigran yang dipekerjakan sebagai buruh pengangkut tinja karena saat itu sanitasi belum terbangun baik di sana.
Terdapat beberapa versi penamaan Glodok. Namun yang paling memungkinkan berasal dari penyebutan kata "golodok" atau gerobak (termasuk gerbang) oleh orang Sunda yang lebih dahulu menempati kawasan itu.
Perekonomian Dikuasai Tionghoa
Beberapa tahun berikutnya tepatnya di tahun 1740, terjadi ketegangan antara kelompok Belanda VOC dan komunitas masyarakat Tionghoa hingga memunculkan ketegangan.
Mengutip laman Kelurahan Angke, pemberontakan terjadi karena beberapa faktor, mulai dari ketimpangan, kesewenang-wenangan para pemilik pabrik sampai tuduhan yang menyudutkan etnis Tionghoa.
Selain itu terdapat isu para pengusaha besar Tionghoa berusaha mengambil alih perekonomian yang dibangun Belanda. Belanda akhirnya mengeluarkan kebijakan izin tinggal yang makin membuat komunitas Tionghoa marah.
Jadi Tempat Isolasi Warga Tionghoa
Mengutip dari ANTARA, setelah berakhirnya pemberontakan dan penyerangan, Belanda akhirnya memindahkan komunitas Tionghoa ke kawasan Glodok. Di sana mereka dipantau dan diawasi layaknya tahanan kota.
Di awal abad ke-19 sampai abad ke-20, gelombang kedatangan warga Tionghoa kian bertambah di Glodok.
Mereka membangun usaha-usaha rumahan sampai pabrik untuk memproduksi barang kebutuhan masyarakat. Dari sana muncul istilah Baba yang merupakan pemodal Tionghoa.
Sampai sekarang, kawasan Glodok selalu jadi pusat keramaian terutama saat perayaan Imlek. Di sini etnis Tionghoa saling berkunjung, menyantap kuliner dan beribadah di klenteng-klenteng sekitar. Masyarakat Jakarta pun turut meramaikan kawasan tersebut.