Uniknya Gereja Santa Maria de Fatima di Glodok, Punya Desain Mirip Kelenteng
Keunikan gereja ini tidak ditemukan di tempat lain.
Keunikan gereja ini tidak ditemukan di tempat lain.
Uniknya Gereja Santa Maria de Fatima di Glodok, Punya Desain Mirip Kelenteng
Banyak bangunan gereja Katolik di Indonesia mengadopsi gaya Eropa klasik yang artistik. Desain megah hingga gerbang dan kubah yang tinggi menjulang menjadi ciri khasnya.
-
Apa yang membuat Gereja Tua Kaliceret unik? Konstruksi bangunan yang lentur dan bisa tegak kembali itu kemungkinan disebabkan oleh plat besi pipih yang menempel di dinding kayu. Fungsi besi pipih itu menyerupai sabuk yang melingkar dan mengikat seluruh bangunan yang berarsitektur Jawa-Belanda. 'Itu sebabnya gereja ini unik dan nyaris tanpa paku. Ketika miring, umat sempat memberi penyangga di beberapa bagian gereja. Tapi mereka terkejut setelah gereja tegak sendiri,' ungkap Pendeta Agus.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Apa keunikan dari Gereja Merah Kediri? Gaya arsitektur gereja ini adalah Neo Gotik dengan denah persegi berukuran 30,75 x 10,6 meter Bangunan yang menghadap ke timur ini terkesan ramping, sementara tingginya memberikan kesan memukau.
-
Apa yang unik dari Masjid Pejlagrahan? Ini karena sisi arsitekturnya yang juga masih mempertahankan gaya lawas, dengan tahun pembuatan yang sama yakni 1400-an.Namun nyatanya, Masjid Pejlagrahan lah yang pertama kali dibangun di Cirebon yakni pada tahun 1410 masehi.
-
Apa yang unik dari Klenteng Sian Djin Ku Poh? Dari cerita yang beredar, kehadiran Klenteng Sian Djin Kupoh tidak bisa dilepaskan dari sosok tiga marga asal Tiongkok yang berlayar dan mendarat di wilayah utara Jawa Barat.
-
Apa yang unik dari Gereja Santo Yusup? Di gereja itu, terdapat patung yang cukup langka. Mas Awig mengatakan kalau patung itu hanya ada tiga di dunia. 'Satu di Katedral Notre Dame di Paris, di Gereja Santo Yusup Ambarawa ini, dan satu yang lebih kecil di susteran Semarang. Rata-rata patung-patung di sini sudah berumur 100 tahun,' kata Mas Awig dikutip dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Namun salah satu gereja Katolik di sudut Jalan Kemenangan III, Kelurahan Glodok, Kecamatan Tamansari, Kota Jakarta Barat, memiliki bentuk yang berbeda. Bangunan lawas ini mirip rumah ibadah Klenteng dengan ornamen Tionghoa yang kuat.
Tak hanya di bagian luar, sisi dalam dari gereja bernama Santa Maria de Fatima itu juga memuat hiasan-hiasan khas negeri tirai bambu, dengan nuansa Katolik sebagai penyeimbang.
Bangunan gereja ini kemudian menggambarkan sisi toleransi sebagai ciri bangsa yang merekatkan. Yuk simak kisah menariknya.
Sudah Ada sejak Abad ke-19
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan ini rupanya sudah berdiri sejak awal 1900-an. Ketika itu bangunan tersebut belum difungsikan sebagai gereja, dan masih digunakan sebagai tempat tinggal.
Yang menempati bangunan tersebut adalah Tjioe, seorang kapitan atau pemimpin setingkat lurah keturunan Tionghoa dan bertugas di wilayah tersebut.
Ketika itu seorang tokoh bernama Pater Wilhelmus Krause Van Eeden mendapatkan tugas untuk mendirikan asrama, sekolah, dan gereja bagi kalangan Tionghoa perantauan di Jakarta. Kentalnya nuansa Tionghoa didapatkan dari bentuk bangunan yang orisinal dan tidak diubah bentuknya.
Gambarkan Kemegahan Bangsa Tiongkok
Di bagian depan bangunan terdapat dua patung singa cukup besar yang menghadap ke luar kompleks.
Patung tersebut dibuat bukan tanpa alasan. Menurut pengelola, kedua patung itu melambangkan kejayaan bangsa Tiongkok yang unggul di ranah perniagaan.
Di kanan dan kiri dari bangunan tersebut juga berdiri bangunan yang dulunya difungsikan sebagai asrama Katolik.
Awalnya Dijalankan oleh 16 Umat
Saat awal-awal menjadi gereja, kegiatan peribadatan hanya dijalankan oleh 16 umat dan dipimpin oleh 4 imam. Kegiatan ibadah yang pertama dilaksanakan adalah perayaan Ekaristi yang dilaksanakan pada 1954.
Lambat laun gereja pun semakin memiliki banyak jemaat hingga kepemilikannya sepenuhnya dipegang oleh umat Katolik di sana. Setelah melakukan renovasi, bangunan kemudian diperluas hingga mampu menampung sampai 600 jemaat.
Terdapat satu patung unik yang disebut didatangkan langsung dari Italia bernama Santa Maria de Fatima, yang kemudian menjadi nama dari gereja ini. Patung tersebut disandingkan dengan ornamen ukiran kayu Yesus yang disalib bersama 2 orang penjahat.
Ornamen kelenteng lainnya terlihat dari warna dasar di bangunan yakni merah dan putih yang mendominasi.
Bisa dikatakan gereja ini jadi satu-satunya rumah ibadah yang unik, karena bangunan rumah ibadah Katolik namun dengan ornament Tionghoa yang kental.
Jadi Rumah bagi Katolik China Peranakan
Saat ini Gereja Santa Maria de Fatima masih digunakan oleh seluruh umat Katolik di Jakarta, termasuk kalangan peranakan Tionghoa.
Mereka belajar, berorganisasi, dan melaksanakan kegiatan ibadah serta perayaan hari besar di gereja bersejarah itu.
Uniknya, di sana juga terdapat jadwal misa khusus berbahasa Tionghoa yang dilaksanakan rutin setiap Minggu pukul 16.00 WIB sore. Lalu saat perayaan Imlek, Gereja Santa Maria De Fatima juga melaksanakan misa berbahasa Mandarin mulai pukul 09.00 WIB pagi.