Mengungkap Sejarah Karawaci, Kawasan Elit Tempat Tinggal Caroline Riady dan Para Konglomerat
Karawaci menjadi simbol kemajuan dan dinamika urban yang terus berkembang.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil mencapai pra-penjualan sebesar Rp 6,01 triliun pada tahun 2024. (Dok Lippo)
(©@ 2025 merdeka.com)Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan dengan video seorang perempuan pulang bekerja dengan transportasi helikopter. Perempuan tersebut merupakan Caroline Riady, seorang CEO Siloam Hospital, yang tidak lain merupakan cucu dari taipan Indonesia sekaligus pemilik Lippo Group, Mochtar Riady.
Caroline kemudian bertemu dengan pengunggah video dirinya yang telah ditonton hingga 4,6 juta kali.
Caroline pun kaget saat mengetahui dirinya mendadak viral dan menjadi topik perbincangan. Namun, dia dengan tegas membantah isu bahwa ia kerap menggunakan helikopter untuk perjalanan sehari-hari.
"Rumah kan di Karawaci, kantor di Karawaci, rumah (ke) kantor lima menit," ucap Caroline sebagaimana dikutip Brilio.net dari TikTok @bayubeha, Selasa (11/2).
"Jadi naik helikopter itu jarang sekali, Pak," lanjutnya menjelaskan.
Sebagaimana disebutkan Caroline, bahwa kediamannya berada di Karawaci, merupakan Kawasan elit yang berkembang pesat di Tangerang Selatan. Wilayah ini telah menjadi pusat aktivitas ekonomi dan gaya hidup modern, terutama dengan hadirnya Supermal Lippo Karawaci yang menjadi ikon daerah tersebut.
Namun, tahukah Anda Karawaci memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya dan kisah menarik?
Asal-Usul Nama Karawaci
Melansir dari laman resmi Kecamatan Karawaci, sekitar dua dekade terakhir, nama Karawaci semakin dikenal luas di kalangan masyarakat Jabodetabek, bahkan hingga skala nasional. Hal ini tidak lepas dari perkembangan pesat kawasan tersebut, khususnya dengan berdirinya Supermal Lippo Karawaci.
Uniknya, meskipun mal ini menggunakan nama Karawaci, lokasinya sebenarnya tidak berada di Kampung Karawaci, Kelurahan Karawaci, maupun Kecamatan Karawaci yang berada di Kota Tangerang.
Lalu, dari mana sebenarnya nama Karawaci berasal?
Jika kita menelusuri jejak sejarahnya, Karawaci telah dikenal sejak awal abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1847 hingga 1942. Menurut kisah turun-temurun yang diceritakan oleh para sesepuh warga, nama Karawaci diyakini berasal dari kondisi geografis wilayah tersebut yang dahulu merupakan daerah berawa.
Jejak Komunitas Tionghoa di Karawaci
Sejak satu setengah abad lalu, Karawaci sudah menjadi tempat bermukim bagi komunitas Tionghoa. Mereka mendirikan permukiman dengan rumah-rumah kayu, membuka peternakan babi dari skala rumahan hingga menengah, serta berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah ini. Keberadaan para tuan tanah dari etnis Tionghoa juga semakin memperkuat dominasi mereka di Karawaci.
Salah satu tokoh penting dalam sejarah Karawaci adalah seorang Letnan keturunan Tionghoa bernama Oey Djie San. Ia adalah seorang pemimpin yang ditunjuk oleh pemerintah kolonial Belanda untuk mengelola wilayah tersebut. Saat itu, Karawaci masih berupa tanah rawa yang belum tergarap.
Dengan membawa banyak pekerja dari Cina Daratan, Letnan Oey Djie San mulai mengubah lanskap daerah ini. Rawa-rawa yang luas disulap menjadi lahan pertanian, perkebunan karet, dan perkebunan kelapa.
Seiring waktu, kawasan ini berkembang menjadi perkampungan yang khas dengan rumah-rumah kayu beratapkan daun ilalang kering, menyerupai permukiman tradisional Tionghoa. Lambat laun, Karawaci pun mulai dikenal sebagai daerah yang ramai dengan aktivitas pertanian dan perdagangan.
Dari Rawa-Rawa ke Kota Modern
Perjalanan Karawaci dari kawasan berawa menjadi daerah elit seperti sekarang tentu tidak terjadi dalam semalam. Transformasi besar terjadi seiring dengan masuknya investasi besar-besaran dari sektor properti dan perdagangan.
Perkembangan pesat yang terjadi dalam dua dekade terakhir telah mengubah wajah Karawaci menjadi pusat bisnis, hunian mewah, serta destinasi gaya hidup modern.
Kini, Karawaci bukan hanya sekadar nama yang melegenda dalam sejarah, tetapi juga simbol kemajuan dan dinamika urban yang terus berkembang.