Fakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri
Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Fakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri
Kawasan Cakung, Jakarta Timur, selama ini populer sebagai daerah industri. Di lokasi ini banyak berdiri pabrik yang memproduksi barang ekspor. Predikat sentra ekonomi melekat di Cakung melalui kawasan Pulo Gadung.
Kendaraan industri hilir mudik setiap hari di jalanan Cakung. Mereka membawa barang dari dan menuju kawasan industri serta pelabuhan. Kawasan ini jadi tempat investasi dari para pengusaha besar.
-
Kenapa Kota Tua Jakarta memiliki sejarah penting? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
-
Bagaimana sejarah kota tua terbentuk? Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
-
Bagaimana awal mula Kampung Cigadung? Mengutip laman bandung.go.id, kampung ini sebelumnya lahir atas inisiasi warga setempat yang menggali potensi kelokalan di sana.
-
Dimana pusat industri kapuk Jawa? Dulu di Kabupaten Batang pernah berdiri pabrik kapuk kelas dunia.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
Namun di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Selain pernah berdiri benteng yang berpengaruh, asal usul nama Cakung terinspirasi dari katak.
Kira-kira bagaimana kisah Cakung selengkapnya? Yuk simak berikut informasi yang berhasil Merdeka rangkum.
Pernah Jadi Area Persawahan Produktif di Jakarta
Merujuk laman timur.jakarta.go.id, kawasan ini merupakan daratan yang berbatasan dengan sejumlah sungai, salah satunya Ciliwung.
Karena menjadi daerah dengan banyak aliran air, sistem pertanian Cakung juga tercukupi dengan baik. Kondisi ini kemudian membuat lahan pertanian subur dan produktif, sehingga menjadi penyumbang yang cukup besar bagi kebutuhan di ibu kota negara tersebut.
Wilayah Cakung juga berbatasan dengan beberapa daerah seperti Kecamatan Cilincing di sebelah utara, Pulo Gadung di Barat, Bekasi di sisi timur serta Duren Sawit di sebelah selatan.
Jadi Pembatasan Wilayah Sekutu
Menurut laman Pemprov DKI Jakarta, kawasan Cakung juga dahulu merupakan area pembatas. Cakung memisahkan antara wilayah yang dikuasai sekutu (pasukan Inggris) dan wilayah Indonesia.
Jatah wilayah Indonesia berada di sisi timur Cakung, sedangkan tanah milik penjajah berada di sisi Barat. Ini sebabnya konsentrasi perang kemerdekaan pernah berpusat di Cakung.
Dahulu, keberadaan kedua wilayah sengketa ini dibatasi oleh sungai besar, sehingga Cakung bisa dikatakan sebagai wilayah penengah.
Punya Benteng yang Masih Ada Sampai Sekarang
Sisa perebutan wilayah akhir 1940an itu rupanya masih bisa disaksikan melalui sisa keberadaan sebuah benteng. Lokasinya persis di gudang peluru Kampung Petukangan, Rawa Teratai.
Mengutip dari merdeka, lokasi itu pernah jadi tempat berpengaruh bagi kemerdekaan Indonesia. Namun saat ini kondisinya terbengkalai.
Lokasi ini juga menjadi titik pemeriksaan bagi seluruh masyarakat yang melintas dari Bekasi atau luar daerah Jakarta. Markas besar Belanda dan sekutu pun pernah berdiri.
Saking kuatnya militer penjajah di sini, Cakung pernah dijadikan basis pertahanan Batavia di sisi timur dari serangan musuh.
Asal Usul Nama Cakung dari Sebutan Kali
Mengutip buku Asal Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat, nama Cakung berasal dari nama anak sungai yang melintas di sana yakni Kali Cakung.
Ini juga tidak terlepas dari daerah tersebut yang dilintasi banyak sungai, sebagai saluran irigasi.
Sungai-sungai tersebut bermuara di laut Jakarta.
Juga Berasal dari Nama Katak Pohon
Selain dari nama sungai, Rachmat Ruchiat juga menyebut jika Cakung berasal dari nama katak pohon (Rachoporus) dalam bahasa Sunda.
Hewan ini memiliki bentuk yang unik, yakni ramping dan jari-jari kakinya yang memiliki perekat.
Hewan ini hidup di daun dan di atas pohon. Kemampuannya ini didorong dari kakinya yang memiliki perekat, sehingga tidak jatuh saat di atas ketinggian.