Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Condet yang Belum Banyak Diketahui, dari Area Kebun Duku sampai Cagar Budaya Betawi yang Gagal

Sejarah Condet yang Belum Banyak Diketahui, dari Area Kebun Salak dan Duku sampai Cagar Budaya Betawi yang Gagal

Sejarah Condet yang Belum Banyak Diketahui, dari Area Kebun Salak dan Duku sampai Cagar Budaya Betawi yang Gagal

Penetapan cagar budaya Betawi di Condet sebelumnya dilakukan oleh Gubernur Ali Sadikin.

Jakarta memiliki banyak tempat bersejarah, salah satunya Condet.

Secara administrasi, Condet merupakan sebuah daerah yang terletak di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ada banyak kisah menarik tentang kawasan Condet, mulai dari bekas perkebunan salak dan duku sampai sisa cagar budaya Betawi yang gagal.

Belakangan nama Condet kesohor berasal dari anak Sungai Ciliwung yakni Ci Ondet. Namun Condet tak melulu tentang sungai, karena ada banyak kisah menarik tentang wilayah ini di masa silam.

Saat ini Condet lebih populer sebagai nama jalan yang selalu disebut warga saat menaiki angkutan kota.

Sejarah Condet yang Belum Banyak Diketahui, dari Area Kebun Duku sampai Cagar Budaya Betawi yang Gagal

Berikut fakta menarik tentang Condet selengkapnya.

Dari Nama Sungai sampai Nama Sosok Berwajah Baret

Dari Nama Sungai sampai Nama Sosok Berwajah Baret

Memang benar, jika Condet diadaptasi dari nama sungai yang merupakan anak Sungai Ciliwung. Dahulu sungai itu bernama Ci Ondet yang berasal dari bahasa Sunda, yaitu air (cai).

Mengutip buku Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat, hasil penelusuran lebih jauh menyebut bahwa Ci Ondet berasal dari nama pohon yakni Antidesma Diandrum Sprg. Ini merupakan tanaman mirip pohon Buni, dengan buah yang bisa dimakan.

Dari laman Seni Budaya Betawi, selain nama sungai, Condet konon berasal dari sosok sakti dengan luka baret di wajah bekas sayatan senjata tajam.

Dahulu sosok ini kerap memunculkan diri di sekitar sungai, Batu Ampar, Balekambang, serta Pejaten. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam, terkait kepastian asal-usul nama Condet menjadi sebuah daerah.

Sejarah Condet yang Belum Banyak Diketahui, dari Area Kebun Duku sampai Cagar Budaya Betawi yang Gagal

Dahulu Condet Merupakan Perkebunan Salak dan Duku

Jauh sebelum merebaknya permukiman warga, kawasan ini masih berupa kampung yang sederhana. Banyak daerah kosong di sana yang dimanfaatkan warga, salah satunya untuk perkebunan duku.

Selain duku, ada juga komoditas lainnya yang juga dibudidayakan yakni salak dengan cita rasa manis. Namun lambat laun daerah perkebunan mulai dijadikan kawasan permukinan, dengan banyak bangunan.

Daerah tersebut pun sudah sulit menemukan daerah kosong maupun perkebunan, dan berganti menjadi sebuah kota.

Pernah Berdiri Kawasan Vila Mewah

Pernah Berdiri Kawasan Vila Mewah

Karena dianggap potensial, kawasan Condet juga pernah menjadi kawasan partikelir yang tanahnya dikelola oleh kongsi dagang VOC.

(Gambar: Salak Condet)

Saat itu terdapat resolusi pimpinan Belanda di Batavia pada 8 Juni 1753. Dalam keputusan itu berbunyi penjualan sebidang tanah di Condet seluas 816 morgen atau 52.530 hektare, seharga 800 ringgit kepada Frederik Willem Freijer.

Oleh Frederik, kawasan Condet dijadikan lokasi peristirahatan atau vila dengan nama Tanjung Oost atau Tanjung Timur, Groeneveld. Area wisata itu membentang dari Depok hingga Srengseng dan Condet.

Sempat jadi Cagar Budaya Betawi

Tahun 1974 menjadi titik balik Condet sebagai kawasan yang murni dihuni oleh warga Betawi. Mengutip Indonesia.go.id, hampir 90 persen warga Condet merupakan keturunan Betawi murni dengan mengandalkan perkebunan salak, duku hingga durian.

Ini membuat Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin menetapkan kawasan Condet sebagai cagar budaya Betawi melalui Kepgub Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. D.IV-1V-115/e/3/1974 tentang Penetapan Kampung yang Diperkembangkan sebagai Daerah Tempat Tinggal Baru di Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Selain itu, kawasan tersebut juga ditetapkan sebagai lahan produktif komoditas buah seperti duku, salak dan durian sebagai hasil utama kawasan Condet.

Sayangnya seiring berjalannya waktu, mulai banyak para pendatang yang membeli tanah di sana dan mendirikan permukiman. Condet yang awalnya dihuni warga Betawi perlahan menjadi daerah urban yang ditinggali warga dari luar Jakarta.

Pada tahun 2004, status cagar budaya Betawi kawasan Condet harus dicabut lantaran warga Betawi sudah tersisihkan. Sebagai gantinya, pemerintah provinsi saat itu menjadikan kawasan Setu Babakan sebagai cagar budaya Betawi.

Sejarah Condet yang Belum Banyak Diketahui, dari Area Kebun Duku sampai Cagar Budaya Betawi yang Gagal
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur

Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu

Baca Selengkapnya
Sejarah Sei Rampah, Wilayah yang Terkenal Banyak Tanaman Rempah
Sejarah Sei Rampah, Wilayah yang Terkenal Banyak Tanaman Rempah

Wilayah yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dulunya dikenal sebagai kota yang kaya akan rempah-rempah.

Baca Selengkapnya
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya
Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya

Wilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap MK soal Tak Ada Bukti Penjabat Kepala Daerah Curangi Pilpres 2024
Penjelasan Lengkap MK soal Tak Ada Bukti Penjabat Kepala Daerah Curangi Pilpres 2024

Anies-Cak Imin dalam dalilnya menuding penjabat kepala daerah ikut cawe-cawe dukung Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang "Dewa Judi"

Pada zaman penjajahan, bukit itu juga menjadi markas prajurit Belanda

Baca Selengkapnya
Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM

Dulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.

Baca Selengkapnya
Cerita Masa Lalu Sungai Cibanten, Pernah Jadi Jalur Kapal Rempah di Zamah Kolonial
Cerita Masa Lalu Sungai Cibanten, Pernah Jadi Jalur Kapal Rempah di Zamah Kolonial

Sungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten

Baca Selengkapnya
Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah Rumah Rungko Peninggalan Suku Kluet Aceh
Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah Rumah Rungko Peninggalan Suku Kluet Aceh

Rumah Rungko menjadi salah satu warisan budaya tak benda di Tanah Aceh.

Baca Selengkapnya