Dugaan penistaan agama, DZM diduga ajarkan salat seperti semadi
DZA diduga mengajarkan salat tak perlu bacaan dan sebut 60 persen isi Alquran adalah palsu.
MUI Jabar belum bisa menentukan sikap terkait laporan dari mantan murid Lembaga Seni Bela Diri (LSBD) Hikmatul Iman (HI). Lebih dari itu MUI juga masih harus memanggil terlapor yakni sang pimpinan berinisial DZA untuk kemudian dikonfrontir dengan para mantan muridnya tersebut.
Belasan mantan perguruan bela diri HI yang kini menjadi Lanterha the Lemurian Meditation itu mendatangi kantor MUI Jabar, Jalan LL RE Martadinata, Kota Bandung, Senin (20/6). Mereka melaporkan DZA atas dugaan penyimpangan akidah Islam. Dilampirkan berapa barang bukti berupa video dan rekaman isi dialog maupun tulisan yang berada di grup WhatsApp.
"Kita belum panggil DZA inikan. Kita akan panggil dulu untuk memberikan keterangan lagi, kemudian dari kedua keterangan sudah terkumpul, maka diperlukan akan dipanggil dua-duanya untuk mengklarifikasi," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar usai menerima para pelapor.
Beberapa mantan anggota menyebut, bahwa ajaran DZA ini sesat. Salah satunya cara tata salat tanpa bacaan.
Berlatar belakang sebagai perguruan bela diri, salat yang diajarkan yakni hanya semacam kontemplasi, meditasi dan ekstansi. Lainnya soal isi Alquran. Anggapannya Alquran saat ini sudah tidak 100 persen murni, di mana 60 persen isinya palsu.
MUI Jabar emoh menghakimi terlalu dini menghakimi laporan dari para mantan muridnya tersebut.
"Kami akan mengundang DZA ini. Karena sumber primer dari ucapan diakan ya. Kalau sekunder itu pelengkap. Makannya kami penting undang DZA," jelasnya.
"Dari cerita tadi apakah ada upaya untuk kami menerima pemahaman seperti tadi, itu nanti. Saya belum bisa menyimpulkan dulu," ucapnya menambahkan.