Doa Dijauhkan dari Maksiat, Ketahui Kiatnya dalam Islam
Umat muslim dianjurkan untuk terus berdoa memohon perlindungan Allah.
Umat muslim dianjurkan untuk terus berdoa memohon perlindungan Allah.
Doa Dijauhkan dari Maksiat, Ketahui Kiatnya dalam Islam
Islam menganjurkan umat muslim untuk menjauhi perbuatan maksiat. Perintah ini diberikan tidak lain agar manusia selalu berada di jalan yang lurus dan mendapatkan kebaikan kelak di akhirat.Meski begitu, menghindari perbuatan maksiat tidaklah mudah. Di mana setan selalu berusaha untuk mengganggu dan mendorong manusia agar terjerumus dalam dosa-dosa. Dalam hal ini, umat muslim dianjurkan berdoa untuk memohon perlindungan pada Allah dari segala gangguan setan.
Salah satu amalan doa yang bisa dipraktikkan adalah doa dijauhkan dari maksiat. Dengan doa ini, Anda memohon pertolongan kepada Allah agar selalu beriman dan taat, serta jauh dari keinginan berbuat doa. Berikut, bacaan doa dijauhkan dari maksiat dan penjelasan lengkapnya, bisa disimak.
Pengertian Maksiat
Sebelum diberikan bacaan doa dijauhkan dari maksiat, perlu dipahami apa itu maksiat.
-
Bagaimana sholat dapat mencegah perbuatan keji? 'Dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al-Ankabut ayat 45).'
-
Bagaimana cara mengamalkan doa dijauhkan dari api neraka? Bacaan doa ini dapat diamalkan sebanyak 7 kali setelah sholat maghrib dan selepas sholat subuh, sebelum melakukan pembicaraan dengan orang lain.
-
Doa apa yang dimaksud untuk dijauhkan dari api neraka? Doa dijauhkan dari api neraka merupakan amalan sederhana yang dapat dilakukan setiap selesai sholat.
-
Bagaimana cara doa terhindar dari hal buruk? Baca doa ini setelah menyebutkan kalimat bismillahirrahmanirrahim sebanyak tiga kali dan bacaannya diulang sebanyak tujuh kali.
-
Apa yang dipanjatkan Nabi Yusuf AS saat memohon agar dihindari dari maksiat? Berikut doa Nabi Yusuf AS saat memohon agar terhindar dari perbuatan maksiat. مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَMa’adzallah, innahu rabbii ahsana matswaaya, wainnahu laa yuflihudza-dzaaliminArtinya: 'Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuhanku telah memperlakukan aku dengan baik'. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.' (QS. Yusuf; 23).
-
Apa isi doa agar nggak lihat zina? 'Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari kejelakan pada pendengaranku, dari kejelakan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku, serta dari kejelakan pada mani atau kemaluanku.' (HR. An-Nasa’i, no. 5446; Abu Daud, no. 1551; Tirmidzi, no. 3492. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini hasan)
Maksiat dalam Islam mengacu pada perbuatan yang melanggar perintah Allah dan dosa terhadap ketentuan-Nya dan perintah rasul-Nya. Maksiat merujuk pada tindakan atau perilaku yang diharamkan dalam agama Islam.
Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Quran mengenai beberapa contoh maksiat, antara lain mengonsumsi riba (sistem bunga), minuman keras, hukuman zina, mencuri, berbohong, melakukan perjudian, dan memakan daging babi.
Oleh karena itu, dalam Islam, penting untuk menjauhi maksiat dan hidup sesuai dengan perintah Allah serta menjalankan ajaran-Nya dengan sebaik-baiknya. Melakukan taubat dan bertaubat dari maksiat juga sangat dianjurkan dalam agama Islam sebagai bentuk kesungguhan dan keinginan untuk kembali kepada jalan yang diridai oleh Allah SWT.
Doa Dijauhkan dari Maksiat
Terdapat amalan doa dijauhkan dari maksiat yang bisa dipraktikkan:
Allāhumma innā nas’alukat taubata wa dawāmahā, wa na‘ūdzu bika minal ma‘shiyati wa asbābihā, wa dzakkirnā bil khaufi mina qabla hujūmi khatharātihā, wahmilhu alān najāti minhā wa minat tafakkuri fī tharā’iqihā, wamhu min qulūinā halāwata majtabaināhu minhā, wastabdilhā bil karāhati lahā wat thama‘I li mā huwa bi dhiddihā.Artinya:
“Ya Allah, kepada-Mu kami meminta pertobatan dan kelanggengannya. Kepada-Mu, kami berlindung dari maksiat dan sebab-sebabnya. Ingatkan kami agar takut kepada-Mu sebelum datang bahaya maksiat. Bawakan ketakutan itu untuk menyelamatkan kami dari maksiat dan dari pikiran di jalanan maksiat. Hapuskan kelezatan maksiat yang kami pilih dari hati kami. Gantikan kenikmatan itu dengan rasa tidak suka dan keinginan terhadap lawanan maksiat,”
Cara Menghindari Maksiat
Setelah mengetahui doa diajuhkan dari maksiat, berikutnya akan dijelaskan cara menghindari maksiat.
Menurut ajaran Islam, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari perbuatan maksiat:
1. Taqlid: Mengikuti tuntunan dan perintah Allah serta Rasul-Nya yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis.
2. Memperkuat Iman: Memperkuat iman dan kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala perbuatan manusia, baik terang maupun tersembunyi.
3. Menjauhi Lingkungan Negatif: Menghindari lingkungan dan pergaulan yang dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan perbuatan maksiat.
4. Menjaga Pandangan: Menjaga pandangan agar tidak terjerumus dalam godaan dan godaan syahwat yang dapat memicu perbuatan maksiat.
5. Menjauhi Situasi Berbahaya: Menjauhi situasi atau keadaan yang dapat memicu nafsu dan memudahkan seseorang untuk melakukan perbuatan maksiat.
6. Membiasakan Diri Berdoa: Meminta perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT dalam setiap langkah yang diambil.
7. Meningkatkan Ilmu: Meningkatkan pengetahuan tentang ajaran Islam dan mendalami makna serta hikmah di balik larangan melakukan perbuatan maksiat.
8. Membangun Kesadaran Diri: Membangun kesadaran diri tentang akibat dan dampak negatif dari perbuatan maksiat baik di dunia maupun di akhirat.
10. Mengisi Waktu dengan Kegiatan Bermanfaat: Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif, sehingga tidak memberi kesempatan bagi pikiran dan nafsu untuk terjerumus dalam perbuatan maksiat.
Dampak Maksiat
Setelah mengetahui doa diajuhkan dari maksiat, terakhir akan dijelaskan dampak maksiat.
Perbuatan maksiat dapat mendatangkan dampak buruk dalam kehidupan, yaitu sebagai berikut:
1. Mendatangkan Murka Allah SWT.
Dampak dari terlibat dalam perbuatan maksiat adalah mendatangkan murka Allah SWT. Allah SWT sebagai pencipta dan pemilik segala sesuatu tidak ridha dengan perbuatan maksiat yang melanggar perintah-Nya. Dengan melakukan maksiat, seseorang menjauhkan diri dari rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga berpotensi mendapatkan azab dan hukuman yang lebih berat di dunia ataupun di akhirat.
2. Terhalang dari Ilmu.
Perbuatan maksiat memengaruhi seseorang dalam mendapatkan ilmu. Seseorang yang terlibat dalam maksiat cenderung melakukan tindakan-tindakan yang membuang nilai dan waktu yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan. Hal ini mengakibatkan ketidaktahuan dan kebodohan dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga menghambat perkembangan dan kemajuan individu maupun masyarakat.
3. Ditutupnya Pintu Rezeki.
Maksiat juga berdampak pada tertutupnya pintu rezeki. Allah SWT berjanji memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang taat dan menjauhi maksiat. Dengan melakukan maksiat, seseorang menutup potensi mendapatkan keberkahan dan rezeki yang melimpah. Pintu-pintu rezeki Allah SWT akan ditutup dan kemiskinan atau kesulitan hidup akan menjadi konsekuensi yang dialami.
4. Dijauhkan dari Hidayah.
Konsekuensi dari terlibat dalam perbuatan maksiat adalah menjauhkan diri dari hidayah. Allah SWT berikan hidayah-Nya kepada hamba-Nya yang taat dan menjalankan perintah-Nya. Namun, dengan melakukan maksiat, seseorang menyimpang dari jalan yang benar dan menghindar dari petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan demikian, kesesatan dan kegelapan hidup akan mengikuti individu yang terlibat dalam maksiat.
5. Dijauhi Orang Lain.
Perbuatan maksiat juga berdampak pada hubungan sosial seseorang. Ketika seseorang terlibat dalam maksiat, ia cenderung dijauhi oleh orang lain yang menjauhi perbuatan maksiat tersebut. Lingkaran sosial individu tersebut akan menyempit karena orang-orang yang taat dan peduli akan lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan mereka yang terlibat dalam perbuatan maksiat. Hal ini berdampak pada isolasi dan kesepian yang dapat memengaruhi kehidupan sosial dan emosional individu tersebut.