Cara Mengendalikan Hawa Nafsu dalam Islam, Ketahui Doa dan Jenis Nafsu
Umat muslim dianjurkan untuk selalu memohon perlindungan dari hawa nafsu yang menyesatkan. Berikut cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam.
Cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam wajib diketahui umat muslim. Manusia tidak lepas dari masalah hawa nafsu dalam kehidupan sehari-hari. Ini tidak lain, karena Allah menciptakan manusia tidak hanya memiliki akal, tetapi juga nafsu dalam dirinya. Jika tidak dikendalikan, nafsu buruk yang ada dalam diri manusia akan membawa dampak kerugian.
Dengan begitu, penting bagi umat muslim untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam sesuai anjuran. Selain itu, ada pula doa khusus yang bisa diamalkan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari hawa nafsu buruk.
-
Bagaimana cara doa membantu mengendalikan nafsu? Rasulullah pernah menjelaskan doa untuk mengendalikan hawa nafsu yang artinya, 'Ya Allah aku berlindung dari kepadamu dari akhlak, amal dan hawa nafsu (yang buruk)' (HR. Timidzi no. 3591).
-
Siapa yang mengajarkan doa untuk mengendalikan nafsu? Rasulullah pernah menjelaskan doa untuk mengendalikan hawa nafsu yang artinya, 'Ya Allah aku berlindung dari kepadamu dari akhlak, amal dan hawa nafsu (yang buruk)' (HR. Timidzi no. 3591).
-
Bagaimana cara mengendalikan nafsu makan? Makanan yang tinggi serat dan protein dapat membuat perut terasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Serat yang terkandung dalam sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, memperlambat proses pencernaan dan menstabilkan kadar gula darah.
-
Kenapa sedekah membantu mengendalikan nafsu? Sedekah dapat membantu seseorang dalam mengendalikan hawa nafsu karena seseorang harus menahan diri dari keinginan untuk memakai uang atau harta yang diberikan untuk tujuan-tujuan yang benar.
-
Bagaimana cara meredam amarah menurut Islam? Salah satu cara meredakan emosi dalam Islam adalah berwudhu. Ketika seseorang marah, Rasulullah menganjurkan untuk berwudhu.
-
Apa saja cara menghindari sifat hasad dalam Islam? Cara menghindari sifat hasad adalah salah satu upaya yang harus kita lakukan sebagai umat Islam yang bertaqwa. Hasad ialah istilah lain dari iri hati yang merupakan salah satu sifat tercela dan bersifat negatif. Hasad adalah perasaan negatif yang muncul tanpa sebab saat mengetahui orang lain mendapat hal baik seperti kesuksesan.
Berikut, kami rangkum berbagai cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam dan penjelasan lainnya, bisa disimak.
Tiga Macam Nafsu
Sebelum dijelaskan cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam, perlu dipahami tiga macam nafsu. Dalam Al-Qur'an terdapat tiga macam nafsu yang perlu diketahui, sebagai berikut:
- Nafsu Muthmainnah (Nafsu yang Tenang):
Nafsu Muthmainnah adalah tingkat nafsu yang paling tinggi dan ideal dalam ajaran Islam. Nafsu ini menggambarkan jiwa yang tenang, damai, dan sepenuhnya tunduk kepada Allah. Orang yang memiliki nafsu Muthmainnah selalu tenang dalam menghadapi cobaan hidup, berserah diri, dan merasa puas dengan apa yang Allah berikan. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh godaan duniawi dan selalu berpikir positif.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memanggil jiwa yang tenang ini dengan penuh kasih sayang:"Hai jiwa yang tenang (muthmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya." (QS. Al-Fajr: 27-28)
2.Nafsu Lawwamah (Nafsu yang Mencela):
Nafsu Lawwamah adalah tingkat nafsu di mana seseorang masih berjuang melawan hawa nafsunya dan sering kali mencela dirinya sendiri ketika melakukan kesalahan.
Pada tahap ini, jiwa belum mencapai ketenangan sempurna, namun memiliki kesadaran akan dosa dan terus berusaha memperbaiki diri. Orang yang memiliki nafsu Lawwamah cenderung introspeksi, menyesali kesalahan, dan selalu berupaya memperbaiki diri.
Mereka masih terpengaruh oleh godaan, tetapi ada kesadaran yang kuat untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang benar. Nafsu ini disebutkan dalam Al-Qur'an:"Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)." (QS. Al-Qiyamah: 2)
3.Nafsu Ammarah Bis Su'u (Nafsu yang Mengajak pada Kejahatan):
Nafsu Ammarah Bis Su'u adalah tingkat nafsu yang paling rendah, yaitu nafsu yang cenderung mendorong seseorang kepada perbuatan buruk dan maksiat. Pada tingkat ini, jiwa seseorang dikuasai oleh keinginan duniawi, kemarahan, keserakahan, dan hawa nafsu yang tidak terkendali.
Orang yang berada dalam kondisi ini mudah terpengaruh oleh bisikan syaitan dan tidak memiliki kesadaran untuk menahan diri dari perbuatan dosa. Nafsu ini dijelaskan dalam Al-Qur'an ketika Nabi Yusuf berkata: "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (QS. Yusuf: 53)
Cara Mengendalikan Hawa Nafsu dalam Islam
Setelah mengetahui tiga macam nafsu, berikutnya dijelaskan cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam. Umat muslim, dianjurkan untuk mengendalikan nawa nafsu buruk yang dapat menimbulkan banyak dampak negatif.
Berikut adalah beberapa cara mengendalikan hawa nafsu menurut ajaran Islam yang perlu dipraktikkan:
- Memperkuat Iman dan Takwa: Dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, seseorang akan lebih mampu mengendalikan hawa nafsunya. Iman yang kuat membuat seseorang sadar bahwa Allah selalu mengawasi setiap tindakannya sehingga ia terdorong untuk menjauhi perbuatan yang tidak diinginkan.
- Berpuasa: Puasa adalah salah satu metode yang dianjurkan dalam Islam untuk menahan diri dari hawa nafsu. Selain menahan lapar dan dahaga, puasa mengajarkan kesabaran dan mengendalikan keinginan serta hawa nafsu.
- Banyak Berzikir: Berzikir atau mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya dapat menenangkan hati dan menguatkan jiwa untuk menghadapi godaan hawa nafsu. Zikir membuat seseorang lebih sadar akan kehadiran Allah dalam hidupnya.
- Memperbanyak Membaca Al-Qur'an: Al-Qur'an adalah petunjuk hidup bagi umat Islam. Membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran dalam Al-Qur'an dapat membantu seseorang mengendalikan hawa nafsu karena ia mendapatkan pedoman moral dan spiritual yang jelas.
- Menjauhi Lingkungan yang Buruk: Lingkungan yang buruk atau pergaulan yang tidak baik sering kali memicu hawa nafsu seseorang. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk memilih teman dan lingkungan yang positif serta menghindari tempat-tempat yang dapat memancing perbuatan dosa.
- Shalat dan Doa: Shalat lima waktu adalah kewajiban bagi umat Islam yang berfungsi sebagai pengingat dan pengontrol diri dari perbuatan maksiat. Selain itu, berdoa kepada Allah SWT untuk meminta perlindungan dari godaan hawa nafsu adalah cara penting lainnya.
- Menjaga Pandangan dan Pikiran: Islam mengajarkan untuk menjaga pandangan dan pikiran dari hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu. Rasulullah SAW bersabda bahwa menjaga pandangan adalah salah satu kunci untuk menahan hawa nafsu.
- Mendekatkan Diri dengan Ilmu: Memperdalam pengetahuan agama dan memahami pentingnya mengendalikan hawa nafsu menurut ajaran Islam dapat membantu seseorang lebih disiplin dalam mengendalikan keinginannya.
- Sabar dan Sederhana: Kesabaran adalah salah satu akhlak yang sangat ditekankan dalam Islam. Sabar dalam menghadapi godaan hawa nafsu dan hidup sederhana adalah cara yang efektif untuk mencegah seseorang tenggelam dalam hawa nafsu.
- Mengambil Hikmah dari Ujian: Setiap godaan dan tantangan yang datang dapat dijadikan sebagai ujian dari Allah. Dengan menyikapi godaan hawa nafsu sebagai ujian, seorang Muslim akan lebih termotivasi untuk bersabar dan bertahan dalam ketaatan kepada Allah.
Doa untuk Mengendalikan Hawa Nafsu
Setelah menyimak cara mengendalikan hawa nafsu dalam Islam, terakhir terdapat doa yang bisa diamalkan. Doa ini dapat dibaca untuk memohon perlindungan kepada Allah dari hawa nafsu buruk yang merugikan. Berikut doa untuk mengendalikan hawa nafsu dalam Islam, bisa diamalkan:
"Allohumma inni a'udzu bika min munkarootil akhlaaqi wal 'amaali wal ahwaa."
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang jelek)." (HR Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadis ini hasan) (HR. Tirmidzi, no. 3591. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini sahih)
"Qaala rabbis-sijnu ahabbu ilayya mimmaa yad'uunanii ilaiih, wa illaa tasrif 'annii kaidahunna asbu ilaihinna wa akum minal-jaahiliin."
Artinya: "Yusuf berkata, 'Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh" (surah Yusuf ayat 33).