Dukung Perkembangan Seni dan Budaya di Bali Lewat Kolaborasi Global Jimbaran Hub
Jimbaran Hub sebagai tempat berkumpulnya berbagai komunitas telah menjadi wadah bagi para seniman dan pecinta budaya untuk berkolaborasi'
Kawasan Jimbaran di Bali kini semakin terkenal, tidak hanya karena keindahan alam dan hidangan lautnya, tetapi juga sebagai pusat perkembangan seni, musik, dan budaya yang otentik.
Jimbaran Hub, yang menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas, berfungsi sebagai wadah bagi seniman dan pencinta budaya untuk berkolaborasi dan bertukar ide kreatif. Berbagai acara yang diselenggarakan menjadikan Jimbaran Hub sebagai destinasi yang semakin relevan dan berpengaruh dalam dunia seni dan budaya, baik di tingkat regional Bali, nasional, maupun global.
- Digelar di Bali, OJK Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Pengawas Dana Pensiun Dunia
- Program Pemberdayaan BRI dorong Klaster Usaha Manggis di Bali Perluas Jaringan Pemasaran
- Silaturahmi dengan Seniman dan Budayawan, Bupati Ipuk Ajak Terus Kolaborasi
- Jadi Tuan Rumah Nusantara Sumpit Open 2023, Komitmen Lestarikan Budaya Lokal di IKN
Salah satu acara terbaru yang berhasil diadakan adalah AXEAN Festival 2024 pada 28-29 September lalu. Festival musik indie ini berhasil menarik perhatian penggemar musik dari seluruh dunia dengan menghadirkan 42 band dari 22 negara.
"Sebagai salah satu festival showcase musik terbesar di Bali, AXEAN Festival memberikan kesempatan emas bagi musisi internasional untuk tampil di panggung Bali dan memperluas jaringan mereka di seluruh Asia Tenggara," ungkap Co-founder AXEAN Festival, David Siow, dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (6/10).
Dia menjelaskan bahwa festival ini dipimpin oleh penampilan energik dari band-band seperti The Jansen, Navicula, dan The Panturas, yang masing-masing membawa gaya dan cerita unik ke panggung.
"AXEAN Festival juga bekerja sama dengan Taiwan Creative Content Agency (TAICCA) untuk menghadirkan Taiwan Beats Showcase, yang mendukung jejaring antara talenta Taiwan dan pelaku industri musik lokal," tambah David. Dia menyatakan bahwa acara ini berhasil mendatangkan 120 delegasi internasional, menciptakan peluang besar bagi para seniman melalui pertemuan yang mempertemukan mereka dengan berbagai kesempatan di tingkat global.
Tempat Kolaborasi untuk Semua
David mengungkapkan bahwa festival ini merupakan bukti bahwa Jimbaran Hub dapat berfungsi sebagai wadah kolaborasi internasional, di mana musisi dari beragam latar belakang budaya dapat saling berinteraksi dan berkreasi bersama.
Dia menambahkan, pengunjung memiliki kesempatan untuk menikmati kombinasi menarik antara musik modern dan warisan budaya yang kaya, sehingga menciptakan pengalaman festival yang tak terlupakan.
"Jimbaran Hub bukan hanya sekadar panggung musik, tetapi juga lokasi di mana energi dan kreativitas dari berbagai budaya bersatu. Ini adalah festival yang istimewa, tidak hanya untuk Bali, tetapi juga untuk dunia," kata David.
Di sisi lain, Jimbaran Hub, yang merupakan ruang kreatif yang dikembangkan oleh Jimbaran Hijau, tidak hanya menjadi tempat untuk acara besar, tetapi juga zona interaksi yang dirancang untuk menyatukan keberagaman.
CEO Jimbaran Hijau, Putu Agung Prianta, menjelaskan visi di balik pengembangan Jimbaran Hub sebagai tempat berkumpul bagi para pelaku kreatif, seni, dan budaya.
"Sebagai platform bagi talenta Indonesia, Jimbaran Hub berperan dalam melestarikan budaya asli Bali dan Indonesia, serta menjadikan karya lokal relevan bagi komunitas dunia melalui kehadiran pengunjung internasional," jelasnya.
"Jimbaran Hub dirancang untuk menjadi tempat di mana seni, budaya, dan kreativitas dapat tumbuh secara harmonis. Kami berkomitmen untuk menjadikannya sebagai titik pertemuan yang inspiratif bagi komunitas lokal dan internasional, di mana mereka dapat berdiskusi, bertukar ide, dan berkolaborasi," tambah Agung.
Diharapkan Banyak Membawa Dampak Positif bagi Masyarakat Sekitar
Melalui kerja sama antar berbagai bidang, Agung menyatakan bahwa Jimbaran Hub diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali serta mendukung pelestarian nilai-nilai budayanya.
"Selain itu, komunitas lokal dan internasional di beragam sektor yang memiliki nilai serupa, mulai dari seni dan budaya hingga pendidikan dan inovasi, dapat bersinergi di Jimbaran Hub," ujarnya.
"Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan karya berkualitas tinggi, sekaligus memperkuat hubungan antar komunitas. Ini sejalan dengan komitmen Jimbaran Hub untuk terus berkontribusi secara signifikan bagi Bali dan Indonesia," tambah Agung.
Di akhir bulan Oktober mendatang, Jimbaran Hub akan menjadi lokasi penyelenggaraan seni, musik, dan budaya yang terkenal di Bali, yaitu JIMBAFEST 2024: Music, Art & Bali Charm, yang akan berlangsung pada 26-27 Oktober 2024.
"Acara ini merupakan festival ke-11 yang mengajak seniman Bali, komunitas, dan masyarakat umum untuk menjaga keberlanjutan Bali," jelasnya. "
Konsistensi dalam penyelenggaraan JIMBAFEST merupakan upaya untuk mendorong kolaborasi di antara para pecinta seni dan budaya Bali yang ingin mempertahankan keunikan autentik Bali," tegas Agung.