Edhy Prabowo Setujui Pengusutan Bea Cukai Terhadap PT ACK Dihentikan
Hal tersebut terungkap dalam percakapan WhatsApp antara sekretaris pribadi Edhy Prabowo bernama Amiril Mukminin dan staf khusus Edhy Prabowo bernama Safri yang ditampilkan dalam sidang.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo disebut-sebut menyetujui penghentian penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (BC) terhadap PT Aero Citra Kargo (ACK).
Hal tersebut terungkap dalam percakapan WhatsApp antara sekretaris pribadi Edhy Prabowo bernama Amiril Mukminin dan staf khusus Edhy Prabowo bernama Safri yang ditampilkan dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (10/3).
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Apa yang Prabowo pantau di IKN? Dalam kunjungan itu, Prabowo turut memantau langsung perkembangan pembangunan Istana Negara dan mendengarkan paparan oleh Tim Kontruksi IKN di lapangan yang berkaitan dengan lokasi dilaksanakannya upacara HUT RI mendatang.
Amiril: Abang izin, tadi aq dah lapor bokap, untuk BC ke ACK akan keluarkan SP3K dgn intervensi pak An
Safri: bokap ok
Amiril: iya bro. Kemarin memang gitu arahan yang gue sampaikan ke pak AN. Arahan bokap
Safri: segera keluarkan bg SP3Knya kata bokap
Amiril: OK siap bro laksanakan
"Bokap ini siapa? Jawab saja, bokap 'kan bisa ayah kandung atau ayah calon mertua," tanya ketua majelis hakim Albertus Usada.
"Bapak Pak," jawab Amiril yang menjadi saksi dalam sidang tersebut.
Amiril menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito yang didakwa memberikan suap senilai total Rp2,146 miliar yang terdiri atas 103.000 dolar AS (sekitar Rp1,44 miliar) dan Rp706.055.440,00 kepada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Bapak siapa?" tanya hakim.
"Pak Menteri," jawab Amiril.
"Kalau AN siapa? Jangan lupa ingatan, ingat ya Saudara juga tersangka. Jangan ditutup-tutupi supaya Saudara nyenyak nanti tidurnya," tanya hakim.
"Kayaknya Bang Andreau," jawab Amiril.
"SP3K apa?" tanya hakim.
"Surat perintah pemberhentian penindakan," jawab Amiril.
"BC itu apa?" tanya hakim.
"Bea cukai," jawab Amiril.
"Jadi, pengertiannya apa?" tanya hakim.
"Seingat saya ada masalah di Bea Cukai," jawab Amiril.
"Kok, ada intervensi?" tanya hakim.
"Kayaknya terkait info ACK gagal kirim," jawab Amiril.
"Jangan kayaknya 'kan Saudara yang kirim," kata hakim menegaskan.
Dalam dakwaan disebutkan PT ACK dipakai Amiril Mukminin atas perintah Edhy Prabowo untuk menjadi perusahaan jasa pengiriman kargo untuk ekspor benih bening lobster (BBL).
Pengiriman tersebut dilakukan sejak April 2020. Komposisi pemegang saham PT ACK yaitu Achmad Bachtiar selaku representasi Edhy Prabowo melalui Amiril Mukminin mendapat dividen sebesar 41,65 persen, Yudi Surya Atmaja sebagai representasi Siswadi Pranoto Loe sebesar 16,7 persen, dan Amri sebesar 41,65 persen.
Bagian Finance PT ACK bernama Nini pada periode Juli—November 2020 setiap sekali sebulan membagikan uang yang diterima dari PT DPPP dan perusahaan-perusahaan eksportir benih lobster lain kepada pemilik saham PT ACK seolah-olah sebagai dividen, yaitu kepada Achmad Bachtian senilai Rp12,312 miliar, kepada Amri senilai Rp12,312 miliar, dan Yudi Surya Atmaja sebesar Rp5,047 miliar.
Uang dari biaya operasional itu lalu dikelola Amiril Mukminin atas sepengetahuan Edhy Prabowo, kemudian untuk membeli sejumlah barang atas permintaan Edhy Prabowo. Seperti diberitakan Antara.
Baca juga:
Terungkap, Edhy Prabowo Berikan 2 Sespri Perempuan Mobil dan Apartemen di Menteng
Sespri Ungkap Edhy Prabowo Simpan Uang Tunai Rp 10 Miliar di Rumah
Mangkir Panggilan Kasus Benur, Istri Edhy Prabowo Diultimatum KPK
KPK Bidik Aset dan Aliran Duit Suap Ekspor Benur Edhy Prabowo
KPK Periksa Istri Edhy Prabowo Terkait Kasus Suap Benih Lobster