Edy Rahmayadi Mundur, PSSI Harus Tinggalkan Opsi Dipimpin Secara Politik
Edy Rahmayadi Mundur, PSSI Harus Tinggalkan Opsi Dipimpin Secara Politik. Olahraga lebih khususnya sepakbola adalah persoalan kebudayaan. Tidak ada korelasi antara demokrasi dan politik dengan maju tidaknya sepakbola sebuah bangsa.
Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatan Ketum PSSI dalam kongres di Bali. Edy mengaku ingin fokus sebagai gubernur Sumatera Utara.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andi Saiful Haq menyambut baik mundurnya Edy Rahmayadi. Menurutnya, tidak mungkin mengharapkan prestasi sepakbola dari manajemen organisasi PSSI dan perilaku korup dalam pengaturan skor.
-
Siapa yang mendirikan PSSI? PSSI didirikan oleh seorang insinyur bernama Soeratin Sosrosegondo.
-
Siapa yang menunjuk Eddy Rumpoko sebagai anggota Tim Transisi PSSI? Pada 8 Mei 2015, Eddy ditunjuk oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi sebagai anggota Tim Transisi PSSI.
-
Siapa yang menjadi ketua Partai PSI? Sementara itu, Erina Gudono tampak mendampingi Kaesang Pangarep sebagai ketua Partai PSI.
-
Kapan PSSI dibentuk? PSSI sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda dan dibentuk di Yogyakarta pada tahun 1930.
-
Mengapa PSSI dibentuk? Organisasi olahraga yang berdiri di zaman kolonial Belanda yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau disingkat PSSI sudah terbentuk sejak tahun 1930. PSSI sendiri sebagai bentuk upaya politik untuk menentang segala macam penjajahan.
-
Siapa yang memimpin sidang PPKI? Sidang bersejarah itu dipimpin oleh Soekarno.
"Yang terpenting adalah juga kesejahteraan pemain dan pengelolaan fasilitas sepakbola," kata Andi, Senin (21/1).
Andi melanjutkan, olahraga lebih khususnya sepakbola adalah persoalan kebudayaan. Tidak ada korelasi antara demokrasi dan politik dengan maju tidaknya sepakbola sebuah bangsa.
"China dan Korea Utara yang kita kenal memiliki pemerintahan yang terpimpin secara ideologi dan politik mampu membawa prestasi sepakbola mereka di pentas olimpiade maupun World Cup," katanya.
"Begitu juga dengan Palestina dan Irak yang negaranya dirundung perang puluhan tahun masih bisa menunjukkan prestasi luar biasa," imbuhnya.
Dia melanjutkan, PSSI harus mulai meninggalkan opsi apakah harus dipimpin secara politik atau militer. Sebab, kata dia, persoalannya tidak terletak di sana.
"Juga tidak terletak pada persoalan finansial semata. Dari segi jumlah penonton, jika digabungkan seluruh liga, penonton Indonesia bisa mencapai 12 juta penonton setiap musimnya, hampir menyamai jumlah penonton Bundesliga Jerman dan Premiere League Inggris yang mencapai 13 juta penonton," katanya.
"Begitu juga dengan penjualan hak siar dan iklan, pendapatan dari sana bisa mencapai USD 360 juta setiap tahun. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memiliki prestasi yang baik," imbuhnya.
Baca juga:
Fokus di PSSI, Iwan Budianto Tinggalkan Posisi CEO Arema FC
PSSI Rombak Komdis, Sanksi Persib Ditinjau Ulang
Kiper Persib Ungkap Harapan usai Mundurnya Edy Rahmayadi
Edy Rahmayadi Mundur, Bamsoet Bicara Segudang PR Ketum PSSI Baru
PSSI Sepakati Pembentukan Badan Independen Wasit Profesional