Eijkman: Pasien Terpapar Varian Covid-19 E484K Sudah Sembuh
Eijkman baru menemukan satu kasus terpapar varian Covid-19 E484K.
Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio mengatakan pasien yang terpapar varian baru Covid-19 E484K sudah sembuh. Pasien tersebut sempat dirawat di salah satu rumah sakit DKI Jakarta.
"Kita cuma tahu itu dari daerah Jakarta Selatan. Pasien sembuh, sudah keluar dari rumah sakit," katanya kepada merdeka.com, Selasa (6/4).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Amin menyebut, lembaganya baru menemukan satu kasus terpapar varian Covid-19 E484K. Dia belum mengetahui apakah varian baru dari SARS-CoV-2 itu sudah menular kepada pasien lain.
"Sejauh ini belum ditemukan lagi orangnya yang punya virus seperti itu. Kalau ditemukan nanti kita dalami terkait waktu, geografis. Kalau masih satu (kasus) sulit polanya," ujarnya.
Mengenai kemungkinan varian E484K merupakan mutasi alamiah dari Covid-19, Amin menilai bisa terjadi. Sebab, hingga saat ini belum diketahui sumber varian E484K itu.
"Kalau tidak ditemukan sumbernya, itu bisa saja menjadi kemungkinan mutasi terjadi sendiri. Artinya bukan ketularan dari orang lain tapi virus di Indonesia sendiri yang bermutasi," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian baru E484K kemungkinan hasil mutasi alamiah dari Covid-19.
"Kemungkinan mutasi alamiah," katanya kepada merdeka.com, Selasa (6/4).
Menurut Nadia, mutasi alamiah bukan hal baru bagi virus. Virus bisa mengubah struktur dan sifat genetik ketika sedang memperbanyak diri di dalam sel tubuh inangnya, baik pada manusia maupun hewan.
"Mutasi sesuatu yang memang terjadi pada sebauh virus," ujarnya.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 ini menyebut, varian baru E484K teridentifikasi pada pasien kategori masyarakat umum. Pasien tersebut belum mengikuti vaksinasi Covid-19 dan tidak memiliki riwayat perjalanan keluar negeri.
Baca juga:
Kemenkes: Varian Covid-19 E484K Kemungkinan Mutasi Alamiah
Dihukum Squat Jump 300 Kali karena Langgar Lockdown, Pria Filipina Meninggal
BNPB dan Kemenkes Siapkan Rapid Antigen di Pengungsian Korban Banjir NTT
Kemenkes: Pasien Terpapar Varian Covid-19 E484K Tak Ada Riwayat ke Luar Negeri
Persiapan Tahap Akhir, Ini Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 Drive Thru Lansia di Medan