Eks Napi Teroris Ingatkan Polisi Waspada Saat Pengumuman KPU 22 Mei
Mantan narapidana teroris, Sofyan Tsauri, mewanti-wanti pemerintah tetap menjaga situasi agar tetap aman di hari itu. Sebab menurutnya, kelompok teroris sedang mengamati situasi dan ditakutkan akan menyusup bila terjadi kekacauan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus merampungkan rekapitulasi suara nasional Pemilu 2019 dari semua provinsi. Jika tidak ada perubahan, KPU akan mengumumkan hasil penghitungan pada 22 Mei mendatang.
Mantan narapidana teroris, Sofyan Tsauri, mewanti-wanti pemerintah tetap menjaga situasi agar tetap aman di hari itu. Sebab menurutnya, kelompok teroris sedang mengamati situasi dan ditakutkan akan menyusup bila terjadi kekacauan.
-
Apa arti KPPS? KPPS adalah singkatan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Ini merupakan organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan suara dalam Pemilu di Indonesia.
-
Bagaimana Anies-Cak Imin menuju ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Saat itu, mereka menggunakan mobil Jeep untuk menuju ke KPU RI, Jakarta.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, data yang bocor dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan data DPT.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Petugas Polsek Denpasar Selatan mengamankan sejumlah barang bukti di TKP. Bukti yang diamankan berupa KTP, kartu nikah, dompet warna cokelat, Kartu Indonesia Sehat, kartu vaksin covid, dan kabel catok rambut warna hitam yang dipakai melilit leher korban.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Mengapa KPU didirikan? KPU didirikan sebagai hasil dari reformasi politik pasca Orde Baru.
"Kelompok jihadis semacam JAD itu memang selalu mencari momentum. Dia lihat ini (kekacauan) adalah momentum yang tepat untuk mereka mengadakan aksi," ucap Sofyan di Jakarta Pusat, Kamis (16/5).
Sofyan menjelaskan, kekacauan yang dimaksud misalnya ketika penegakan hukum lemah. Kemudian, aparat tidak lagi agresif menyerang kantong-kantong yang ada teroris.
"Itu sangat menguntungkan kelompok teroris. Mereka akan mengolah konflik. Seperti di Suriah dan Libya, bagaimana mereka dalam kondisi chaos justru eksis di sana," ujar dia.
Di tempat yang sama, Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Willy Prakarsa mengajak semua kalangan untuk sama-sama menciptakan situasi kondusif jelang pengumuman resmi KPU tersebut.
"Untuk tanggal 21 sampai 22 Mei, kita siap kawal dukung KPU dan Bawaslu. Kemudian kita mohon pada Allah, agar NKRI aman dan damai," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Laskar Hati Nurani Ahmad Latupono, meminta seluruh pihak menahan diri ketika pengumuman hasil Pilpres. Ia mempersilakan baik kubu pendukung Prabowo-Sandi maupun Jokowi-Ma'ruf Amin, turun ke jalan mengawal pengumuman pemenang pemilu. Asal, tindakan tersebut dilakukan penuh tanggung jawab dan sesuai koridor berlaku.
"Siapapun turun ke jalan boleh, karena telah dijamin oleh undang-undang. Asal, tetap menjaga keamanan dan mematuhi aturan serta perundangan yang berlaku. Jangan sampai karena tak disebut pemenang Pilpres, tindakan melanggar hukum dilakukan," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap sembilan orang terduga teroris pada Selasa (14/5) lalu di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam waktu dua pekan terakhir. Sembilan orang tersebut yakni AH, A, IH, AU, JM, AM, AS, PT dan JD.
Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal, mengatakan kesembilan orang tersebut memiliki sasaran yakni aparat kepolisian yang dianggap tak sejalan atau tak sealiran dengan mereka.
Diduga juga mereka memanfaatkan momentum pesta demokrasi, diduga ada beberapa indikasi hal tersebut. Nanti kami akan sampaikan, tunggu saja teman-teman Densus 88, seperti apa yang saya sampaikan tadi, menjejaki," kata Iqbal di Humas Polri, Jakarta Selatan, Kamis (16/5).
Kelompok teror ini juga memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan dan jelang Hari Raya Idul Fitri.
"Kita terus bekerja, ada beberapa target-target lain yang harus kita lakukan. Sebenarnya untuk mengantisipasi terjadinya serangan-serangan teror pada momentum pesta demokrasi, momentum Ramadan, momentum hari Raya Idul Fitri nanti. Sehingga seluruh masyarakat dapat melakukan aktivitasnya aman, damai," jelasnya.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Polisi Duga 9 Terduga Teroris di Jateng-Jatim Ingin Manfaatkan Momen Pemilu
Di Depan Presiden Prancis & PM Selandia Baru, Wapres JK Bicara Terorisme
Rekam Jejak Sembilan Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Jateng dan Jatim
Densus 88 Geledah Rumah Mertua Terduga Teroris di Nganjuk, Sejumlah Barang Disita
Ketua RT Terduga Teroris di Semarang Ditangkap Densus 88 saat Beli Obat
Geledah Kontrakan Terduga Teroris Madiun, Densus 88 Sita HP hingga Laptop
Diduga Terlibat Terorisme, Seorang Pria di Nganjuk Ditangkap saat Beli Pulsa