Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme
Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Abu Fida adalah salah satu mantan pentolan JI. Dia pernah ikut deklarasi ISIS dan kini telah bertobat.
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme
Muhammad Saifuddin Umar atau dikenal dengan Abu Fida adalah salah satu mantan pentolan JI. Dia pernah ikut deklarasi ISIS dan kini telah bertobat.
Menurut Abu Fida, orang yang memiliki pemahaman atau ideologi sarat dengan kekerasan butuh proses yang berkesinambungan untuk membuatnya menjadi normal dan terbuka pada perbedaan.
Jemaah Islamiyah dikenal sebagai kelompok yang berpaham ekstrem dan menghalalkan kekerasan. Kelompok ini telah terbukti terlibat pada peristiwa Bom Bali I dan II, serta serangkaian teror bom pada akhir tahun 1990-an sampai awal 2000-an.
Abu Fida mengatakan, menghilangkan pemahaman berbahaya ini memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan melibatkan masyarakat untuk memperjuangkan keadilan dan kebersamaan sehingga lingkungan tempat tinggal bisa menerima kembali para mantan napiter.
"Mantan napiter juga perlu membentuk kesadaran diri tentang pentingnya toleransi dan moderasi beragama melalui banyak berdiskusi dan berdialog untuk menemukan kebenaran sejati."
kata Abu Fida dalam keterangannya, Kamis (11/7).
- 56 Eks Jamaah Islamiah dan Terpidana Teroris di Sumsel Ikrar Setia ke NKRI
- Ratusan Eks Anggota Jemaah Islamiyah se-Jabodetabek Deklarasi Patuh NKRI di Bekasi
- Pemerintah Didorong Segera Bina Eks Anggota Jemaah Islamiyah Agar Tak Kembali Radikal
- Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
merdekacom
"Selama tidak ada bukti otentik bahwa Siska akan kembali ke pemikiran lamanya, kita harus menerima ikrarnya sebagai niat yang tulus," tuturnya.
Abu Fida juga menekankan pentingnya rekontekstualisasi atau penafsiran ulang ayat-ayat perintah berjihad dalam ajaran Islam agar sesuai dengan semangat NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Rekontekstualisasi ini penting untuk merawat kebhinekaan di Indonesia, sehingga ayat-ayat jihad tidak dimaknai dengan kondisi yang tidak sesuai kenyataan," tuturnya. Abu Fida berpesan agar pendekatan yang holistik melibatkan seluruh stakeholders serta rekontekstualisasi ayat-ayat jihad pasti akan dapat merawat kebhinekaan dan menjaga Indonesia dari ancaman radikalisme dan terorisme.
"Komitmen ikrar setia pada NKRI oleh mantan pelaku teror seperti Siska Nur Azizah adalah langkah positif yang perlu didukung oleh seluruh elemen masyarakat," pungkasnya.