Epidemiolog Nilai Modal Indonesia Mencegah Penularan Varian Baru Covid-19 Sudah Baik
Epidemiolog Dicky Budiman menyampaikan, mutasi virus penyebab Covid-19 merupakan hal yang biasa. Dia bahkan mengatakan sesungguhnya ada beragam virus yang muncul sebagai hasil mutasi. Hanya saja tidak bertahan dan menyebar di tengah masyarakat.
Epidemiolog Dicky Budiman menyampaikan, mutasi virus penyebab Covid-19 merupakan hal yang biasa. Dia bahkan mengatakan sesungguhnya ada beragam virus yang muncul sebagai hasil mutasi. Hanya saja tidak bertahan dan menyebar di tengah masyarakat.
"Adanya varian baru itu sesuatu yang sudah bisa kita prediksi untuk Covid ini tidak usah aneh. Bahkan tiap minggu ada sebetulnya," ujar dia Merdeka.com, Sabtu (9/4).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Namun demikian, hanya ada beberapa varian yang kemudian dikenal luas karena menjangkiti manusia. Sementara yang lain tidak menjangkiti manusia.
"Hanya datang silih berganti dan survive menjadi terus ada adalah yang memang punya kelebihan dari sisi kecepatan penularan. Kelebihan lain dari sisi mudah menginfeksi. Atau dia bisa menurunkan vikasi antibodi juga akan jadi survive dia, dominan. Karena inti dari virus varian apapun bisa bertahan karena dia bisa menginfeksi dengan mudah kan," jelas dia.
Menurut dia, varian virus itu tak bisa menginfeksi karena ada antibodi dari vaksinasi atau infeksi ataupun ada intervensi public health seperti 3T, 5M atau penerapan PPKM yang ketat membuat pergerakannya sangat lambat. Sehingga angka reproduksi spesimen virus tersebut menurun.
"Adanya varian makanya jangan heran kalau varian baru selalu ditemukan di negara-negara yang kuat surveilance genomicnya seperti Inggris, Afrika Selatan, maupun negara-negara Eropa dan Amerika misalnya dan juga beberapa negara di Asia Pasifik atau negara berkembang atau yang relatif terhadap surveilance genomicnya tapi berarti kasus varian itu sudah mendominasi. itu yang bisa membuat dia genomicnya," tegas dia.
Upaya untuk menekan lahirnya varian baru dapat dilakukan dengan langkah-langkah mengurangi potensi penularan yang sejauh ini sudah dilaksanakan. Hanya saja perlu di akselerasi dan diperkuat.
"Pertama kurangi potensi penularan dengan 3T atau 5M. Kedua tingkatkan imunitas dengan vaksinasi tentunya. Sekarang (Indonesia) modalnya sudah relatif baik sebetulnya sehingga ketika lahirnya varian-varian baru sebetulnya ya tidak usah terlalu cemas karena modal imutas dan juga vaksin yang ada ini masih efektif. Tapi pesan pentingnya harus disiplin 3T," tandasnya.
Kadinkes DKI: Ada Spesimen yang Dicurigai Varian Baru Masuk Jakarta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengendus adanya spesimen yang dicurigai merupakan varian baru Covid-19. Kadinkes Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan temuan itu kini tengah diselidiki di laboratorium.
"Ada beberapa spesimen atau sample yang kita 'curigai' dengan gejala tertentu itu kita telaah lebih lanjut kita kirim ke Litbangkes dan Laboratorium swasta," kata Widyastuti kepada wartawan, Kamis (7/4).
Nantinya, akan diketahui apakah spesimen tersebut merupakan varian baru atau tidak. Meski demikian, Widyastuti mengaku pihaknya tidak mengubah metode tracing, termasuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
"Untuk tracing sama, kita mengikuti regulasi di tingkat pusat yang sudah dikeluarkan SE dari Satgas tanggal 5 April," tuturnya.
Dalam aturan tersebut, diatur beberapa bandara dipilih sebagai pintu masuk pelaku perjalanan luar negeri. Bandara Soekarno-Hatta menjadi salah satu di dalamnya.
Selain itu, dalam aturan tersebut diwajibkan PPLN saat masuk ke Indonesia bersuhu tubuh di atas 37 derajat. Serta, PPLN sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap tidak perlu dikarantina.
(mdk/gil)