Epidemiolog UI Beberkan Alasan Indonesia Terancam Jebakan Pandemi
Hal tersebut dikarenakan respons Indonesia dalam menghadapi pandemi masih bersifat temporer. Kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas diambil ketika kasus meningkat.
Epidemiolog UI Pandu Riono mengungkapkan Indonesia menuju jebakan pandemi. Ini berkaca dari fakta fluktuasi kasus yang terjadi di lapangan.
"Indonesia tidak tahu sudah gelombang ke berapa yang demikian dahsyat ini. Ini kan bukan hanya lagi di Jawa tapi meluas ke seluruh Nusantara gara-gara Delta," ujar dia kepada Merdeka.com, Sabtu (31/7).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
"Itu artinya kita akan masuk ke dalam jebakan dimana kemungkinan di masa mendatang akan naik lagi lebih hebat dari yang sekarang," lanjut dia.
Hal tersebut dikarenakan respons Indonesia dalam menghadapi pandemi masih bersifat temporer. Kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas diambil ketika kasus meningkat.
"PPKM Darurat, PPKM level 4. Setelah tinggi baru. Nanti sudah turun mulai longgar lagi. Padahal sekarang udah ketahuan kita tidak hanya punya Delta. Kalau lihat peta sebaran Delta sudah seluruh Indonesia. Kalau kita melihat kenaikan di luar Jawa atau kenaikan sekarang masih tingi di Bali, Indonesia bagian timur," jelas dia.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa jika tidak memiliki upaya-upaya untuk menekan dan menjaga kasus Covid-19 tetap rendah, maka Indonesia akan semakin sulit menangani pandemi.
"Kalau kita tidak berusaha secara sistematik untuk menurunkan dan mempertahankan sampai titik terendah. Kita harus sustain. Kalau tidak kita akan naik-turun, naik-turun. Itu jebakan yang tidak enak. Pandemi itu kayak gitu. Saya bilang ini adalah trap (jebakan). Karena kalau sudah masuk ke area situ seperti sekarang kita mengalami lonjakan yang demikian tinggi, kita kan sulit mengatasinya," urai dia.
"Jadi yang disebut jebakan pandemi itu adalah bagaimana kita tidak bisa mengatasi pandemi dan ikut iramanya virus. Begitu ada mutasi baru, naik lagi. Kalau sudah begitu tidak mungkin kita melakukan pemulihan ekonomi," imbuh dia.
Menurut dia, Indonesia harus menyusun rencana strategis. Jika ingin menghindari jebakan pandemi tersebut. Rencana strategis tersebut berisikan semua upaya dan target penanganan Covid-19.
"Harus ada Renstra-nya. Kita tidak punya. Karena kita hanya responsif. Tidak mengantisipasi. Kalau kita mengantisipasi harus punya planning. Testing harus berapa, tracing harus berapa, berapa vaksinasi yang harus kita kejar dan sebagainya. Kalau tidak kita akan terjebak dalam pandemi yang sebenarnya kita bisa hindari," tandasnya.
Baca juga:
Update 31 Juli: Jumlah Kesembuhan Lebih Banyak dari Kasus Positif Covid-19
Wanita Tangguh Tim Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19
Penggali Kubur Jenazah Covid-19 di Solo Minta Ahli Waris Bayar Rp 5 Juta
Rusunawa di Bantul Ogah Lockdown Meski 4 Orang Meninggal karena COVID, Ini Faktanya
Satgas Genjot Penyediaan Tempat Isolasi Terpusat dalam Dua Pekan
Stafsus Mensesneg: Berhenti Debatkan Mana Lebih Penting, Nyawa atau Ekonomi