Evakuasi ekor AirAsia, tim penyelam Koarmatim dikirim
Para penyelam berangkat membawa alat khusus untuk mengangkat badan pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut.
Tim Basarnas mengumumkan penemuan bagian ekor AirAsia QZ 8501, Rabu (7/1) lalu. Menanggapi kabar ini, Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) mengirimkan tim penyelam.
Kadislambair Koarmatim, Letkol Laut (T) Erwin C Gora mengatakan, tim penyelam yang diberangkatkan menuju Perairan Karimata, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah itu, berasal dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim.
Para penyelam berangkat membawa alat khusus untuk mengangkat badan pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut. Alat khusus tersebut bernama Lifting Bag, yang memiliki kemampuan mengangkat badan pesawat dengan berat lebih dari 110 ton.
Jumlah Lifting Bag yang dibawa antara lain, dua unit Lifting Bag 35 ton, 10 ton (3 unit), 5 ton (2 unit), 2 ton (1 unit) dan 500 kilogram (4 unit), serta beberapa pengikat, segel dan beberapa perlengkapan lainnya.
"Tim penyelam tersebut terbagi dua pemberangkatan. Tim pertama berjumlah delapan orang dan dipimpin Kapten Laut (P) Saiful Apriyanto," kata Erwin, Kamis (8/1).
Tim penyelam yang pertama ini, diberangkatkan dari Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda menggunakan pesawat CN235 milik TNI Angkatan Laut.
Sedangkan tim kedua, masih kata dia, diberangkatkan dari Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya menggunakan KRI Ahmad Yani-351 yang dikomandani Letkol Laut (P) Muhamad Riza. Tim kedua ini juga membawa beberapa peralatan khusus lainnya.
Peralatan yang dibawa bersama KRI Ahmad Yani-351 itu antara lain, dua unit kompresor bertekanan tinggi, yang berfungsi untuk mengisi tabung selam. Kemudian dua unit MK-27 untuk penyelaman dalam, satu unit kompresor tekanan rendah untuk mengisi Lifting Bag dalam proses pengapungan, serta Air Bank dan perlengkapan selam lainnya.
"Tim penyelam kedua yang berangkat dengan KRI Ahmad Yani-351 ini, berjumlah tujuh orang. Untuk sampai ke Pangkalanbun, KRI Ahmad Yani-351 memerlukan waktu sekitar 19 jam," katanya.
Lebih jauh Erwin memaparkan, proses pengangkatan badan pesawat AirAsia QZ 8501 nanti, teknisnya, setelah kapal berada di atas badan pesawat, tim penyelam akan diturunkan untuk memasang tali pengikat.
"Setelah berada di atas lokasi badan pesawat, maka tim akan menurunkan beberapa penyelam untuk memasang tali-tali pengikat dan segel ke badan pesawat," katanya.
Selanjutnya, setelah tali pengikat dan segel terpasang sempurna ke badan pesawat maupun ke Lifting Bag, proses pengapungan-pun siap dilakukan menggunakan kompresor tekanan rendah yang terhubung dengan Lifting Bag.
"Setelah badan pesawat terapung selanjutnya akan dievakuasi dengan alat yang lain, seperti Crane dan Tongkang untuk selanjutnya di evakuasi ke Pangkalanbun," tandas dia.
Baca juga:
Dua jenazah korban AirAsia sudah diautopsi
2 Jenazah tiba di RS Bhayangkara Jatim, total ada 41 jasad
Risma siapkan dokumen ahli waris untuk keluarga korban AirAsia
Maskapai bermasalah, Jonan serahkan nasib penumpang ke airline
Risma: Saya semacam operatornya keluarga korban AirAsia
Keluarga tolak uang muka asuransi, MenPAN larang dicicil
KN Pacitan & KD Kasturi temukan jenazah, total sudah 43
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.