Fakta-Fakta Brigadir RAT Tewas Bunuh Diri, Tembak Kepalanya Sendiri hingga Kasusnya Ditutup
Kematian Brigadir RAT diyakini akibat bunuh diri menembakan kepalanya saat berada di dalam mobil Toyota Alphard
Polres Metro Jakarta Selatan menyimpulkan korban meninggal karena bunuh diri.
Fakta-Fakta Brigadir RAT Tewas Bunuh Diri, Tembak Kepalanya Sendiri hingga Kasusnya Ditutup
Proses penyelidikan tewasnya anggota Polres Manado, Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RAT diputuskan untuk ditutup. Setelah Polres Metro Jakarta Selatan menyimpulkan korban meninggal karena bunuh diri.
Keputusan ini berdasarkan hasil temuan dan bukti analisa yang didapat, dengan menyatakan tidak ada tindak pidana. Sebab dari alat bukti yang ditemukan, semua mengarah kematian Brigadir RAT diyakini akibat bunuh diri.
- Kapolri Buka Peluang Kasus Kematian Brigadir RAT Dibuka Kembali Usai Disetop Penyidik
- Kejanggalan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT di Mampang
- Polisi Ungkap Fakta Baru Kematian Brigadir RAT, Ternyata Jadi Sopir Pengusaha di Jakarta Tanpa Izin Pimpinan
- Sebelum Tewas Bunuh Diri, Brigadir RAT Izin Sejak 10 Maret Untuk Kunjungi Kerabat di Jakarta
“Memang kami sudah simpulkan bahwa kejadian ini resmi bunuh diri. Sehingga kami anggap perkara ini kami tutup, selesai,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat jumpa pers, Senin (29/4).
Tidak Ada Orang Lain
Adapun beberapa fakta-fakta yang didapat dari hasil penyelidikan kali ini. Pertama, dipastikan tidak ada orang lain saat insiden Brigadir RAT yang menembakan kepalanya saat berada di dalam mobil Toyota Alphard.
"Menganalisa terhadap barang bukti berupa DVR yang berisi rekaman video CCTV di TKP. Dengan hasil tidak ada orang lain yang berada di TKP," kata Bintoro.
Tembakan Nempel Kepala
Sementara, dari hasil visum et repertum diketahui luka yang ada di kepala Brigadir RAT. Berasal dari, tembakan pistol HS kaliber 9mm yang dilepaskan dengan cara ditempelkan di kepala.
Peluru dari HS kaliber 9mm, menembus pelipis kiri sampai kanan. Sebagaimana berdasarkan hasil rontgen kepala korban, tidak ditemukan proyektil peluru dalam rongga dan sejumlah tulang yang patah.
“Dan dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh tubuh dan kami tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh,” kata Asri tim Pusdokkes RS Polri Kramatjati saat jumpa pers, Senin (29/4).
Barang Bukti
Kemudian dari hasil olah TKP, didapat sejumlah barang mulai dari senjata HS kaliber 9mm, 7 butir peluru yang ditemukan di dashboard pada bagian tengah mobil serta kedua, serta tas hitam dengan beragam isi surat dan kartu.
“Tanda pengenal Atas nama korban RA, SIM, surat izin senjata, paspor, tanda pengenal Mabes Polri, 3 kartu tabungan Mandiri,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro
“3 buah antiseptik tisu dengan merek magic power, 2 buah handphone, 7 lembar mata asing Thailand, dan surat izin pinjam dan pakai senjata api atas nama RA,” tambahnya.
Motif Didalami Tapi Kasus Ditutup
Namun sayangnya ketika penyidik Polres Metro Jakarta Selatan memutuskan menutup kasus kematian Brigadir RAT. Disisi lain, mereka mengaku masih mendalami terkait motif dari aksi bunuh diri yang dilakukan Anggota Polantas Polresta Manado tersebut.
“Motif masih kami dalami. Masih kami dalami untuk motif yg bersangkutan melakukan bunuh diri ini apa, ini masih kami dalami,” kata Bintoro.
“Kalau yang bersangkutan di situ dalam rangka tugas itukan anggota dari Polresta Manado. Sehingga lebih berkompten ditanyakan langsung kepada satuan yang di sana. Jadi kami di sini membuktikan apakah ini kejadian, bener-bener peristiwa bunuh diri atau tidak. Nah ini tugas kami. Saya rasa demikian ya terima kasih,” ujarnya.
Keluarga Tolak Autopsi
Disisi lain, Bintoro juga mengakui terkait alasan dari keluarga Brigadir RAT menolak melakukan autposi. Lantaran, keluarga telah diperlihatkan oleh penyidik rekaman CCTV sehingga menerima insiden tewasnya Brigadir RAT.
“Kan keluarga datang ke sini. kami jelaskan, kami sampaikan bukti-bukti yang ada keterkaitan dengan CCTV ini. Maupun dijelasin juga dari ibu dokter forensik tadi Bu Asri," kata dia.
"Jadi setelah mereka mengetahui bahwa ini memang kejadian bunuh diri mereka menolak untuk dilaksanakan kegiatan autopsi,” pungkas Bintoro.