Fakta-Fakta Fenomena Semburan Api di Rest Area Cipali, Dua Hari Belum Padam
Fenomena semburan api muncul di Rest Area KM 86 B Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat. Hingga hari ini, Jumat (28/4), api masih belum padam setelah dua hari berlalu.
Fenomena semburan api muncul di Rest Area KM 86 B Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat. Hingga hari ini, Jumat (28/4), api masih belum padam setelah dua hari berlalu.
Adapun semburan api itu muncul dari sumur air di kawasan tempat parkir kendaraan rest area tersebut. Fenomena itu muncul pertama kali pada Rabu (26/4) sekitar pukul 08.30 WIB.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
"Belum padam," kata Kapolres Subang AKBP Sumarni. Dikutip dari Antara.
Sumarni mengatakan pihaknya bersama dinas terkait hingga pihak Pertamina telah berupaya untuk melakukan penanggulangan semburan api di sumur air rest area tersebut dengan mempertimbangkan resiko terkecil.
Rest Area Ditutup, Warga Dievakuasi
Menurut dia penanganan awal yang sudah dilakukan yakni evakuasi warga yang berada di dalam rest area, penutupan rest area KM 86B, hingga pemasangan garis polisi di seputar area semburan api.
Di samping itu, menurutnya tim tenaga kesehatan juga sudah berjaga di lokasi guna mengantisipasi kedaruratan keperluan medis selama upaya pemadaman semburan api itu.
Berdasarkan hasil rapat bersama tim terpadu, ujarnya penanggulangan fenomena itu akan dilakukan menggunakan metode capping di area semburan api.
"Dengan mengalirkan gas dari sumur air melalui pipa-pipa yang sedang didesain oleh tim ahli dan teknis dari Pertamina EP. Tim lainnya membantu pelaksanaan eksekusi pekerjaan," kata dia.
Penjelasan Badan Geologi ESDM
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan analisis geologi terkait fenomena semburan gas disertai api di rest area Subang.
"Semburan gas pada lokasi rest area KM 86B kemungkinan besar berasal dari gas biogenik Formasi Cisubuh berumur pliocene sampai pleistocene," demikian keterangan resmi Badan Geologi.
Semburan api itu berasal dari sumur bor artesis yang digunakan sebagai sumur air tanah dengan kedalaman antara 40 sampai 100 meter. Bahkan, kawasan itu berada dekat dalam radius dua kilometer dengan sumur eksplorasi gas aktif Pertamina EP.
Lokasi Semburan Dekat Sumur Gas Pertamina
Lokasi sumur itu termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Pamanukan, Jawa Barat.
Secara geologi, lokasi sumur berada pada satuan batuan alluvium asal vulkanik batu pasir tuffaan dan konglomerat yang berumur kuarter. Adapun batuan penyusun di bawah satuan lapisan aluvial tersebut, mengacu pada Peta Geologi Lembar Bandung adalah Formasi Citalang berumur pliosen atas, Formasi Kaliwangu berumur pliosen bawah, dan Formasi Subang berumur miosen akhir.
Satuan batuan tersebut tersingkap di daerah Subang dan sekitarnya dan menerus di bawah permukaan hingga lokasi sumur berada.
Pada sekitar lokasi semburan terdapat sumur PSJ-P1 dan PJN-P1 dengan kedalaman maksimal 1.076 meter untuk sumur PJN-P1.
Sumur PJN-P1 sampai dengan kedalaman 860 meter terdapat zona yang memiliki potensi sebagai penghasil dan penyimpan gas. Formasi itu diinterpretasikan sebagai Formasi Cisubuh yang berumur Pliosen hingga pleistosen.
Analisis Badan Geologi
Lokasi semburan berada pada antiklin berarah relatif barat sampai timur yang termasuk dalam Lapangan Pasirjadi. Sumur berada di puncak antiklin yang cukup besar dan ditutupi oleh lapisan aluvial vulkanik yang cukup tipis sekitar 200 meter.
Karakteristik puncak antiklin merupakan zona lemah dan umumnya mengalami peretakan maupun perekahan, sehingga memungkinkan gas biogenik maupun termogenik dari formasi di bawahnya (Formasi Cisubuh) untuk dapat menyusup keluar.
Formasi Cisubuh dan formasi di bawahnya memiliki zona-zona bright spot yang berpotensi mengandung gas biogenik maupun termogenik yang memiliki tekanan yang dapat berpotensi menyemburkan gas bila kestabilan batuan penutupnya (endapan kuarter dan vulkanik) terganggu, baik oleh faktor alami maupun aktivitas manusia.
Batuan kuarter dan vulkanik yang dapat menahan keluarnya gas pada daerah semburan relatif tipis sekitar 200 meter dan rentan terhadap potensi semburan.
Badan Geologi akan mengambil sampel gas untuk menentukan karakteristik gas tersebut agar bisa menentukan sumber gasnya. Hal ini perlu dilakukan terkait dengan durasi dan besarnya semburan gas yang diperlukan untuk penanganan semburan serta antisipasi resiko di kemudian hari.
Selain itu, pemetaan potensi gas biogenik di wilayah utara Jawa Barat terkait dengan risiko kebencanaan pengeboran sumur air dan aktivitas lainnya, serta pemanfaatan gas biogenik untuk kepentingan masyarakat secara lebih luas.
Badan Geologi menyarankan agar dilakukan pengamanan lokasi sampai semburan itu berhenti atau termitigasi secara teknik.
Mitigasi terkait semburan gas juga perlu dilakukan dengan fasilitas standar yang memadai baik berupa pembuatan flare maupun plugging dan sementing sesuai dengan kondisi teknis yang terbaik.
(mdk/cob)