Fakta-fakta penggerebekan pesta sabu Bupati Ogan Ilir
Ovi diduga sudah lama menjadi pecandu narkoba.
Baru sekitar satu bulan menjabat sebagai Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Noviadi alias Ovi, sudah berulah. Dia digerebek Badan Narkotika Nasional (BNN) saat pesta sabu bersama rekan-rekannya di Jalan Musyawarah, Kelurahan Karang Jaya, Gandus, Palembang.
Sontak saja peristiwa tersebut membuat warga Ogan Ilir terkejut. Sebab, mereka tak menyangka pemimpin pilihannya malah pemadat. Ovi diduga sudah lama menjadi pecandu narkoba.
Bahkan yang tak kalah mengejutkan, beredar kabar bahwa sebelum pelantikan menjadi Bupati Ovi sempat memakai sabu. Bupati termuda di Sumsel itu pun lama diincar BNN atas kasus tersebut.
Dan pada Minggu (13/3) sekitar pukul 18.00 WIB menjadi hari yang tak terlupakan oleh Ovi karena ditangkap BNN. Berikut fakta-fakta penggerebekan pesta sabu Bupati Ogan Ilir:
-
Kapan Panca Wijaya Akbar menjabat sebagai Bupati Ogan Ilir? Pasangan ini terpilih untuk menjalankan pemerintahan di Kabupaten Rokan Ilir periode 2021-2026 mendatang.
-
Apa yang diterima oleh Bupati OKU Timur? Bupati OKU Timur Lanosin, M.T. meraih penghargaan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang diserahkan melalui Gubernur Sumsel Herman Deru di Desa Srimulyo, Madang Suku II, Sabtu (16/9).
-
Siapa saja yang menjadi narasumber dalam diskusi terbuka Otorita IKN? Digelar secara online lewat Zoom pada Jumat (29/12/2023), diskusi ini 3 Deputi sebagai narasumbernya.
-
Kapan Tanri Abeng menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN? Selanjutnya pada tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie.
-
Kapan Ira Wibowo mengikuti lomba lari? 2 Artis berdarah campuran Jerman-Indonesia ini memulai lomba lari sejak matahari baru terbit.
-
Kapan Mohammad Nasroen menjadi Gubernur Sumatra Tengah? Mengutip beberapa sumber, Nasroen terpilih menjadi anggota DPRS delegasi Sumatra Barat dan ditunjuk menjadi gubernur pertama dan termuda Sumatra Tengah pada tahun 1947.
Bupati Ogan Ilir pesta sabu dengan 2 PNS dan penjaga rumah
Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Noviadi atau kerap disapa Ovi, pada Minggu (13/3) malam ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN). Ternyata, mereka juga membekuk empat orang lain, dalam penggerebekan di rumah eks Bupati Ogan Ilir, Mawardi Yahya.
Dua di antaranya berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Kepala BNN Provinsi Sumsel, Brigjen Pol Iswandi Hari mengatakan, keempat pelaku selain Bupati Ogan Ilir adalah berinisial MD dan FR (swasta), JN (PNS di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang), dan DA (PNS Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu Timur). Semuanya positif menggunakan narkoba berdasarkan hasil tes urine dilakukan usai penggerebekan.
"Pelakunya ada lima, satu Bupati Ogan Ilir, dua PNS, dan dua lagi swasta. Semuanya positif (pakai narkoba)," kata Iswandi, Senin (14/3).
Dikatakan Iswandi, penyuplai narkoba itu adalah MD yang bekerja sebagai penjaga rumah. Sementara pelaku lain ikut dalam pesta narkoba.
"Barangnya dari MD, dia pemasoknya," ujar Iswandi.
Bupati Ogan Ilir sudah lama ditarget BNN
Penggerebekan terhadap Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Noviadi, ternyata sudah sering diagendakan. Sebab, dia sejak lama menjadi target petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat.
Kabid Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel, AKBP Minal Alkarhi mengungkapkan, penyelidikan kasus ini awalnya dilakukan petugas BNN pusat. Setelah mendapat laporan warga, tim bergerak ke lokasi dan melakukan penggerebekan.
"Waktu jelasnya saya kurang tahu, tapi sudah lama. BNN pusat yang menyelidikinya dari awal," ungkap Minal, Senin (14/3).
Bahkan, dari informasi yang diterimanya, BNN pusat sebelumnya berencana menggerebek pada saat menjelang pelantikan bupati serentak 7 Februari 2016 lalu. Sebab, pada saat itu ada dugaan Noviadi mengonsumsi sabu.
"Kami hanya memback up saja. Saya tidak begitu tahu soal itu. Tanyak ke BNN pusat saja," ujarnya.
Menurut dia, selain berdasarkan laporan warga, BNN pusat mengincar Noviadi karena gerak-geriknya mencurigakan.
"Ya, bisa dari matanya, cara ngomongnya, tingkahnya. Bisa diselidiki itu," tukasnya.
Saat penggerebekan, ayah Bupati Ogan Ilir sempat halangi aparat
Penggerebekan pesta narkoba berujung penangkapan terhadap Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Noviadi alias Ovi, dan empat pelaku lain oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Minggu (13/3) malam terbilang tidak mudah. Sebab, ayah Noviandi, Mawardi Yahya yang juga pernah menjabat Bupati Ogan Ilir, sempat menghalangi petugas hendak masuk.
Informasi dihimpun, petugas BNN Pusat dan BNN Provinsi Sumsel sempat kewalahan masuk ke lokasi. Sebab, saat itu pagar utama rumah Mawardi terkunci. Saat berhasil masuk, aparat dihalangi oleh Mawardi.
Setelah sempat adu argumen, aparat merangsek masuk ke dalam rumah. Beberapa orang langsung ditangkap dan dilakukan tes urine. Kepala BNN Sumsel, Brigjen Iswandi Hari, tidak membantah kabar itu. Namun, dia enggan menjelaskan secara gamblang runutan penggerebekan.
"Ya begitu. Tim pusat yang gerebek, kita memback-up," kata Iswandi, Senin (14/3).
Dari penggerebekan itu diamankan 18 orang berada di lokasi. Saat dilakukan tes urine, lima di antaranya positif mengonsumsi narkoba, termasuk Novi.
"Ada lima yang positif. Yang lain ada diperiksa, ada yang dilepas karena negatif," tutup Iswandi.
Kemendagri bakal copot Bupati Ogan Ilir karena positif pakai narkoba
Bupati Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan, Ahmad Wazir Noviadi terancam dibebastugaskan sebagai kepala daerah setelah terbukti positif mengonsumsi narkoba jenis sabu usai digerebek petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat dan Pemprov Sumsel pada Minggu (13/3) kemarin. Hal itu sesuai dengan peraturan pemerintah daerah Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 65 Ayat 3.
"Semuanya sudah diatur jelas di Undang-undang Pemda. Pada dasarnya dikenakan sanksi," kata Kapuspen Kemendagri, Dodi Riatmadji, saat dihubungi merdeka.com, Senin (14/3).
Dodi mengatakan, aturan itu menyebutkan sanksi yang diterima para pejabat tengah tersandung hukum mulai dari ringan hingga berat. Sementara untuk kasus yang menyeret Bupati Ovi, lantaran masih menunggu hukum akan dibebaskan tugaskan sebagai kepala daerah.
"Ditahap pertama sejak dia tahap penyelidikan maka dia dilarang melaksanakan tugas sebagai kepala daerah," ujar Dodi.
Namun, sesuai aturan itu pula maka Kemendagri akan memberhentikan sementara Bupati Ovi sebagai kepala daerah dengan posisinya digantikan oleh wakilnya. Dodi menambahkan, diberhentikan sementara itu sembari menunggu proses hukum yang tengah dihadapi Bupati Ovi.
Bupati Ogan Ilir hendak menikah bulan depan
Badan Narkotika Nasional resmi menetapkan Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Noviadi Mawardi atau kerap disapa Ovi, sebagai tersangka kasus narkoba. Keputusan diambil setelah hasil tes urine membuktikan kepala daerah termuda hasil Pilkada 2015 itu positif mengandung methamphetamine.
Kepala BNN Provinsi Sumatera Selatan, Brigjen Pol M Iswandi Hari mengatakan, Ovi (27), ditetapkan sebagai tersangka bersama empat temannya. Padahal, kabarnya dia akan menikah pada April mendatang.
"Kelima orang tersangka diterbangkan ke Jakarta," kata Iswandi di kantor BNN Provinsi Sumsel, Palembang, Senin (14/3).
Ovi dilantik pada 17 Februari lalu. Mereka ditangkap tim dari BNN Pusat di kediaman orangtua Ovi, Mawardi Yahya, di Jalan Musyawarah, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang, pada Minggu (13/3) malam. Aparat menggerebek dan menemukan Ovi serta teman-temannya sedang pesta sabu.
Seperti dilansir dari Antara, Iswandi mengatakan, dalam penggerebekan itu aparat mengamankan 18 orang di kediaman Mawardi Yahya.
Setelah dilakukan tes urine, lima dari 18 itu positif narkoba. Mereka adalah Ovi, PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Faizal Roche, PNS di Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Deni Afriansyah, serta dua orang lainnya dari swasta.
"Untuk kelanjutan proses ini akan dilakukan BNN pusat di Jakarta dan BNN Sumsel sifatnya hanya membantu," kata dia.
Ovi terpilih menjadi bupati berpasangan dengan wakilnya, Ilyas Pandji Alam. Mereka mengalahkan pasangan pembawa acara ternama, Helmy Yahya-Muchendi Mahazarekki, dan Sobli Rozali-Taufik Toha.