Isu Santet Kalimantan Bikin ASN Takut Pindah ke IKN, Pejabat Otorita Ungkap Fakta Mengejutkan
Pejabat Otorita IKN Alimuddin, angkat bicara dan bongkar fakta mengenai santet di Kalimantan.
Isu santet ternyata menjadi salah satu faktor yang ditakutkan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) jika pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin, kemudian mengungkap fakta mengejutkan mengenai santet.
Hal tersebut ia sampaikan ketika hadir dalam sebuah diskusi bersama sejumlah stakeholder di acara ASN Fest 2024 - Gerakan Bangun Nusantara. Simak ulasannya:
Isu Santet jadi Hal Ditakutkan ASN
Sejak dahulu, masyarakat suku Dayak di Kalimantan memang terkenal dengan hal-hal berbau mistis.
Salah satu hal mistis yang cukup lekat dengan masyarakat suku tersebut ialah melakukan teluh atau yang biasa dikenal dengan santet.
Santet merupakan sebuah cara atau media untuk mengirim ilmu mistis kepada korban yang menjadi sasaran targetnya.
Karena hal itulah, santet disebut jadi salah satu isu yang ditakutkan para ASN ketika menerima wacana pemindahan tugas ke IKN.
Pejabat Otorita IKN Ungkap Fakta
Alimuddin, selaku pejabat otorita IKN pun merespons kegelisahan ASN yang takut untuk pindah ke IKN karena adanya santet.
Ia meminta agar para ASN tidak membayangkan Kalimantan seperti zaman dahulu, walau ia tak menutup mata soal keberadaan santet.
"Santet, believe or not believe, saya pernah mengalami. Tapi santet itu di Banyuwangi ada, di Banten ada, di mana saja juga ada," kata Alimuddin dalam ASN Fest 2024 di Jakarta, Sabtu (3/8).
"Jadi mindsetnya diubah, Kalimantan tidak seperti yang anda bayangkan. Kalimantan tidak seperti yang kita bayangkan zaman-zaman dulu," tambahnya.
Lebih lanjut, Alumuddin juga menceritakan jika Kalimantan memang sejak dulu dikenal kental dengan tradisi mistis. Ia mencontohkan, salah satunya adalah ngayau atau tradisi berburu kepala.
Namun, hal tersebut sudah tak ada lagi. Tradisi ngayau sudah dibereskan melalui Perjanjian Tumbang Anoi pada 1894. Alumuddin kemudian meminta para ASN untuk tidak fokus ke permasalahan santet.
Terlepas dari kepercayaan setiap orang, menurutnya, ilmu santet tidak hanya ada di Kalimantan saja. Maka, seharusnya bukan menjadi hal yang terlalu dikhawatirkan.
"Santet saya pikir memang ada karena saya mau jujur juga pernah ngalamin, tapi akhirnya sembuh juga," kata Alimuddin.
Saya pikir jangan terbawa ke situ. Karena (santet) di mana-mana (juga) ada di Banten ada di Banyuwangi ada jadi jangan terbawa itu," tambahnya.
Sebagai informasi, para pegawai ASN rencananya akan mulai dipindahkan ke IKN pada bulan September 2024 mendatang.
Total ASN prioritas pertama yang dipindahkan adalah 11.916 orang, prioritas kedua 6.774 orang, dan prioritas ketiga 14.237 orang.
Untuk tahap satu dalam prioritas pertama hanya sebanyak 6.000 ASN yang dipindahkan. Hal ini menyusul ketersediaan apartemen yang siap digunakan, sementara unit-unit lainnya belum memadai.
Para ASN telah disiapkan tempat tinggal di ibu kota baru tersebut. Dikabarkan ada sekitar 27 tower rumah susun di IKN yang sudah rampung sejauh ini.