Food Estate Sumba NTT Berhasil, Luhut Sebut Produksi Padi Meningkat
Realisasi produksi padi Food Estate Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) membuahkan hasil. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai keberhasilan tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah produksi padi.
Realisasi produksi padi Food Estate Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) membuahkan hasil. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai keberhasilan tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah produksi padi.
Hal itu dikemukakan Luhut pada dialog interaktif dengan Ribka Buru, penyuluh pertanian Sumba Tengah melalui Agriculture War Room Kementerian Pertanian RI (AWR Kementan). Hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beserta jajaran eselon satu Kementan, di antaranya Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.
-
Kenapa food estate itu penting? Tujuan dari program food estate ini adalah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
-
Food estate itu apa? Food estate adalah suatu program yang dilakukan untuk peningkatan produksi pangan nasional.
-
Apa yang dicapai dari panen jagung di food estate Keerom? Presiden Jokowi mengatakan bahwa lahan tersebut baru pertama kali ditanami jagung, sehingga tak perlu berpikir hasilnya bakal tinggi. Namun ia tetap mengapresiasi hasil panen yang mencapai 7 ton per hektare.
-
Bagaimana cara membangun food estate? Membangun food estate yang baik melibatkan perencanaan, implementasi, dan pemantauan yang cermat.
-
Kapan food estate dibahas dalam debat cawapres? Dalam debat kali ini, topik food estate menjadi hal menarik untuk disimak.
-
Kapan desa Zaman Perunggu, Must Farm, dibangun? Di desa ini ada lima rumah berbentuk bundar yang dibangun di atas sungai, berasal dari sekitar tahun 950 SM, seperti dikutip dari Greek Reporter, Rabu (1/5).
"Saya kira Mentan Syahrul sudah habis-habisan mendukung peningkatan produksi pertanian dan mensejahterakan petani, karena itu adalah keinginan dari pemerintah," kata Luhut. Dikutip dari keterangan yang diterima, Senin (21/3).
Dia mengapresiasi kinerja Ribka Buru bersama petani, penyuluh dan stakeholders di Food Estate Sumba untuk meningkatkan produksi padi.
"Saya lihat sekarang produksi padi naik lima hingga enam ton per hektare (Food Estate Sumba), yang tadinya cuma tiga sampai empat ton per hektare. Itu sebabnya kita dari laporan data BPS (Badan Pusat Statistik) masalah beras tidak kurang," lanjut Luhut.
Ribka Buru menguraikan kondisi terkini pertanaman padi di Food Estate Sumba. Pertanaman padi siap panen pada April 2022.
"Khusus wilayah binaan saya, varietas padi yang akan dipanen adalah Inpari 32 pada hamparan seluas 30 hektare," kata Ribka secara virtual.
Ribka mengakui terjadi peningkatan produktivitas padi setelah adanya program Food Estate Sumba. "Produktivitas untuk tahun kemarin kita peroleh 4,5 hingga lima ton per hektare. Sebelum Food Estate, hanya di kisaran 2,5 hingga tiga ton per hektare," bebernya.
Luhut menambahkan bahwa pemerintah akan menyediakan bibit unggul agar pendapatan petani meningkat, sehingga tingkat kemiskinan turun dan petani tambah sejahtera. "Itu pesan Presiden Joko Widodo kepada saya, pokoknya pertanian harus didorong, makanya saya datang ke kantornya Mentan," lanjut Luhut.
Sementara itu, Syahrul menambahkan produksi padi memang menjadi program prioritas selama dua tahun ini. Terbukti meski Indonesia menerjang badai pandemi yang sangat dahsyat, sektor pertanian tetap tumbuh baik.
"Dalam dua tahun ini, kami konsentrasikan kerja kami pada ketahanan pangan, khususnya padi. Dua tahun ini yang lain turun, hanya pertanian yang tumbuh. Ekspor kita naik terus, bahkan sampai Rp625,04 triliun atau naik 38,68 persen," kata Syahrul.
Dia menambahkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Indonesia selama dua tahun ini juga tumbuh bahkan tembus 108,83.
Dedi Nursyamsi menjelaskan tujuan dan fungsi AWR Kementan. "Secara harfiah, AWR adalah ruangan peperangan pertanian, tapi maksud peperangan di sini adalah untuk membangun pertanian nasional," kata Dedi kepada Luhut.
Dedi mengatakan, AWR yang berpusat di Jakarta ini terhubung ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) yang saat ini tercatat 5.996 KostraTani pada setiap kecamatan di seluruh Indonesia.
Kemudian, Dedi Nursyamsi menguraikan tentang Lima Peran AWR. Pertama, sebagai pusat data dan informasi terkait luasan tanam komoditas pertanian dari level nasional hingga level yang paling rendah yaitu desa.
AWR ini, katanya lagi, juga sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian. "Gerakan pembangunan pertanian ini ada di kecamatan. Mentan Syahrul sering menyebutnya sebagai KostraTani," lanjutnya.
Peran ketiga, sebagai pusat pembelajaran, melalui AWR, Kementan melakukan pelatihan dan pendidikan penyuluhan secara virtual.
Keempat, AWR berperan sebagai pusat konsultasi agribisnis pertanian terkait bagaimana menghubungkan petani dengan offtaker, dengan integrator, dan dengan bank untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Terakhir, peran AWR untuk membangun jejaring kerja sama dengan stakeholder yang lain, mulai dari penyedia sarana prasarana, pupuk, benih, Alsintan hingga eksportir," pungkas Dedi.
Baca juga:
Menko Luhut Minta PUPR Bangun Sarana Irigasi 60.000 Hektar Lahan Food Estate Kalteng
Jokowi Minta Kepastian Harga Bawang Merah Tidak Dipermainkan Tengkulak
Berbatasan dengan Malaysia, Ini Daftar Potensi SDA Kaltara Bisa Jadi Ladang Investasi
Dinilai Berhasil, Food Estate Humbahas Hasilkan 15 Ton Kentang per Hektare
Luhut Target 1.000 Ha Food Estate di Sumut Rampung Akhir 2021
Strategi Food Estate untuk Ketahanan Pangan Nasional Dinilai Tak Tepat