Gadis di Lamongan berbobot 179 kg, putus sekolah karena malu diejek teman
karena bobot badannya mencapai 179,3 Kg membuat Silvia kadang susah bernapas dan mengalami gangguan pernapasan.
Silvia Dwi Susanti, gadis berusia 15 tahun asal Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang memiliki berat badan 179,3 Kg atau obesitas berlebih. Dia kini mendapat perawatan di Rumah Sakit Soegiri.
Camat Bluluk, Syam Teguh Wahono mengatakan, dirujuknya Silvia ke RS Soegiri berdasarkan hasil pemeriksaan sementara dokter yang menyarankan untuk membawa gadis itu ke rumah sakit milik pemerintah daerah setempat.
-
Apa saja masalah pencernaan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Obesitas juga dapat memicu berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Tekanan berlebih pada perut akibat lemak yang menumpuk dapat mendorong asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Dimana kasus obesitas meningkat drastis? "Ada peningkatan yang begitu drastis di masyarakat tentang obesitas,” kata dia, dilansir dari ANTARA
-
Bagaimana cara mencegah obesitas pada pekerja kantoran? Oleh karena itu, cobalah untuk menyempatkan waktu berolahraga dan pilih makanan yang lebih sehat serta bernutrisi.
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
"Alhamdulillah, dirujuknya Silvia ke RS Soegiri berkat dorongan teman-teman Muspika dan dokter untuk penanganan lanjutan, sebab beratnya sudah melebihi batas normal," kata Syam kepada wartawan, Selasa (17/10).
Dia mengatakan, tim kecamatan bekerja sama dengan Puskesmas memfasilitasi Silvia sampai dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh tim dokter Pemkab Lamongan.
"Kami tim kecamatan telah melihat kondisi Silvia dan masih sehat, namun karena tekanan psikologis membuatnya merasa terpencil dan tidak mau sekolah. Dan diharapkan dengan penanganan tim RS Soegiri bisa segera pulih," katanya.
Sebelumnya, Silvia mengalami obesitas sejak kelas 4 SD, namun karena kesulitan jalan membuatnya malu dengan teman-temannya, sehingga terpaksa putus sekolah sejak lima tahun lalu.
Salah satu Dokter Puskesmas Blukuk, Fauziah mengatakan kondisi Silvia secara umum normal, namun karena bobot badannya mencapai 179,3 Kg membuatnya kadang susah bernapas dan mengalami gangguan pernapasan.
"Secara umum sehat, dan tidak mengalami gangguan jantung, hanya sedikit mengalami gangguan pernapasan, sebab berat badan mencapai 179,3 Kg dengan tinggi 145 cm diameter 165 cm," katanya.
Menurut Fauziah, Silvia harus mendapatkan perawatan lanjutan di laboratotium RS Soegiri Lamongan, agar berat badannya tidak terus berlebih, serta perlu dilakukan perawatan rutin untuk pemulihan psikologinya.
Baca juga:
Jauhi gula dan ganti dengan tiga bahan ini!
Berat badan naik drastis? ini dia enam penyebabnya
Saptawati Bardosono paparkan trik cegah obesitas
Obesitas sehat ternyata tak berada pada angka kematian tinggi
Mengintip cara tradisional China atasi obesitas
Generasi millenial berpotensi alami obesitas, berikut penjelasannya