Gairah para sesepuh di panggung teater Bandung
Pak Raden mengajaknya bermain teater dalam lakon: "Badak-badak", karya Ionesco arahan sutradara Jim Lim pada 1965.
Berdiri di atas panggung sudah menjadi bagian dari jalan hidup Yati Sugiyati SA dan Abah Tjetje Raksa Muhamad. Meski sudah sepuh, dua aktor senior Studiklub Teater Bandung (STB) ini masih tetap bermain teater. Keduanya sama-sama menginjak usia 70 tahun, tetapi gairah seni panggung tak padam dimakan usia.
Pentas terbaru mereka lakukan saat STB ulang tahun yang ke- 57 di Toko You, Jalan Hasanuddin, Bandung, Jumat (30/10) malam. Dalam acara ulang tahun ini Yati memerankan monolog Tutur Kisah Cinta Anjani.
Anjani adalah putri jelita Resi Gotama yang dikutuk ayahnya. Untuk menangkal kutuk itu ia bertapa di pinggir Telaga Mandirda. Batara Siwa kepincut dengan kejelitaan Anjani. Siwa pun menyalurkan hasratnya kepada gadis pertapa tersebut.
Yati mulai menggeluti seni peran pada usia 20 tahun. Saat itu ia diajak tokoh Pak Raden atau Suyadi yang baru saja almarhum. Pak Raden mengajaknya bermain teater dalam lakon: "Badak-badak", karya Ionesco arahan sutradara Jim Lim pada 1965.
"Itulah saat awal mula saya mulai terjun, lalu terjerumus, lalu terjebak, lalu berkubang dalam dunia teater yang membenamkan saya semakin dalam sampai berusia 70 tahun ini," kenang istri tokoh teater nasional Suyatna Anirun.
Ia mengungkapkan, keterlibatannya dalam dunia teater makin intens sejak ia menikah dengan Suyatna Anirun, pendiri STB yang konsisten sebagai sutradara dan penggarap karya drama. "Hal itu makin menjerumuskan saya pada dunia yang penuh dengan usaha keras dan tak kepalang tanggung," katanya.
Sejak kecil Yati tidak asing dengan dunia panggung. Pada 1950 ketika usianya masih lima tahun, ia sudah mulai menari di panggung Concordia yang kini Gedung Merdeka, Bandung.
"Di sana saya bermain-main di panggung. Saya katakan bermain-main karena di panggung itu saya belum memiliki kesadaran bahwa saya tampil ditonton banyak orang," tuturnya.
Selanjutnya masa remajanya diisi dengan kegiatan kesenian wayang orang. Begitu menjadi mahasiswa dia bertemu dengan Pak Raden, salah satu tokoh yang mengenalkannya pada dunia teater.
Sementara aktor senior lainnya, Bayang Kumbakarna oleh Tjetje Raksa. Sebagaimana judulnya, Tjetje memainkan monolognya di atas panggung yang sengaja ditutup kain putih, sehingga penonton hanya melihat bayang-bayang sosoknya.
Mengenakan kostum wayang, Tjetje menggeram sebagaimana kebiasaan tokoh Kumbakarna dalam wayang golek. Kumbakarna adalah adik Raja Alengka Dasamuka atau Rahwana. Dasamuka yang jahat menculik Dewi Sinta.
Kumbakarna yang memiliki postur tubuh raksasa namun berhati lembut tidak setuju dengan tindakan kakaknya itu. Ia pun memilih mengasingkan diri ke hutan dan tidur berkepanjangan. Tetapi perang membangunkannya. Alengka dalam bahaya. Jiwa patriotismenya bangkit, meski ia tidak suka dengan tindakan sang kakak.
Bagi Tjetje bermain teater di usia yang tidak muda lagi merupakan pengalaman yang luar biasa, jarang dimiliki oleh aktor teater lainnya. Ia mengaku tergila-gila main teater.
"Kini di usia senja ini, kegilaan terhadap pemanggungan masih juga ada. Tapi bermain di panggung memberikan kemesraan, keakraban, dan kehangatan di antara sesama teman sepermainan. Nyaman, santai, damai," kata lulusan Akademi Teater dan Film Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) Bandung.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Dimana letak Bandungan? Bandungan adalah kawasan wisata yang terletak di Semarang, menawarkan keindahan alam yang memikat dan udara sejuk pegunungan yang menyegarkan.
-
Kapan Soeharto ditugaskan ke Markas Besar Angkatan Darat di Bandung? Menjelang Perang Pasifik pecah, Sersan Soeharto ditugaskan ke Markas Besar Angkatan Darat di Bandung sebagai pasukan cadangan.