Sering Bikin Penasaran, Ternyata Ini Ujung dari Selokan Mataram di Yogyakarta
Potret bagian hilir dari Selokan Mataram di Yogyakarta.
Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata 'Selokan Mataram'. Nama saluran irigasi tersebut sangat lekat dengan kota Yogyakarta.
Selokan Mataram merupakan kanal legendaris yang mengalir sepanjang 30,8 km di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Meski sudah cukup terkenal, ternyata banyak orang masih penasaran dengan lokasi bagian hilir dari saluran irigasi tersebut. Berikut potretnya:
Ujung Selokan Mataram
Melansir dari Tiktok @merapiuncover_, menunjukkan bagian hilir atau ujung Timur dari Selokan Mataram.
"Dulu waktu kecil selalu bertanya-tanya dimanakah ujung paling timur dari selokan mataram. Dan sekarang rasa penasaran terjawab sudah," tulis keterangan unggahan.
Saking panjangnya, Selokan Mataram mampu mengairi sekitar lebih dari 15.000 hektare area persawahan di Yogyakarta.
Hulu Selokan Mataram berada di Sungai Progo tepatnya di Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sementara bagian hilir atau ujung berada di tempuran Sungai Opak, di wilayah Desa Randugunting, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hilir sendiri adalah aliran sungai yang merupakan ujung akhir sungai atau biasa disebut dengan daerah tempat berakhirnya sebuah aliran sungai.
Selokan Mataram Membelah Wilayah Yogyakarta
Aliran Selokan Mataram diketahui membelah wilayah Yogyakarta. Dari barat, aliran airnya mengairi Kecamatan Moyudan, Kecamatan Minggir, Kecamatan Seyegan, dan Kecamatan Mlati.
Di utara, aliran airnya mengairi berbagai kecamatan, kecuali Kecamatan Tempel, Pakem, Turi, dan Ngaglik.
Di bagian tengah, aliran Selokan Mataram juga membelah kawasan kampus UGM di Bulaksumur, serta kawasan Babarsari.
Di bagian selatan, air aliran airnya mengairi persawahan Kabupaten Bantul dan sekitarnya, serta daerah bagian timur Kalasan Prambanan.
Dibangun Sebagai Siasat Sultan Hamengkubuwono IX
Dilansir dari laman jogjaprov.go.id, pembangunan Selokan Mataram ternyata merupakan siasat Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menyelamatkan rakyatnya dari kerja paksa atau romusha.
Pembangunan saluran irigasi diusulkan sultan dengan dalih agar mampu menyetor lebih banyak hasil bumi kepada pasukan Jepang saat masuk ke wilayah Yogyakarta pada 1942.
Pada akhirnya, taktik sultan untuk membangun saluran irigasi tersebut pun diterima oleh Jepang. Selokan Mataram kemudian dibangun pada 1942 sampai 1944. Awalnya, diberi nama Gunsei Hasuiro, Gunsei Yosuiro, atau Kanal Yoshihiro.
Nama Kanal Yoshihiro diambil dari nama sosok jenderal perang asal Jepang, Shimazu Yoshihiro. Sebenarnya, bentuk ceruk atau selokan memang sudah ada sejak tahun 1588 atau sebelum Selokan Mataram dibangun.
Hanya saja bentuk selokan tersebut tidak sepanjang sekarang karena hanya berupa parit pertahanan yang tidak dialiri air.