Menilik Sejarah Situs Kota Cina, Jejak Bandar Perdagangan Tiongkok di Kota Medan Marelan
Situs Kota Cina di Kota Melayu Deli ini telah ditemukan berbagai macam peninggalan sejarah dengan corak kebudayaan Tiongkok yang sudah ada sejak abad ke-13.
Tiongkok sudah cukup lama melakukan ekspedisi ke wilayah Nusantara untuk melakukan perdagangan, baik dengan sesama pedagang atau masyarakat asli daerah.
Pulau Sumatra merupakan salah satu wilayah yang paling sering disinggahi pedagang-pedagang dari berbagai negara, mulai dari Inggris hingga Tiongkok. Kebanyakan dari mereka ada yang singgah untuk berdagang hingga memilih menetap di sana dan berbaur dengan masyarakat lokal.
-
Dimana pusat perdagangan di Banten? Pelabuhan Karangantu jadi pusat perdagangan di Banten sejak abad ke-15 .
-
Dimana Tembok Besar China yang ditemukan artefak kuno? Benda-benda ini ditemukan di bagian Jiankou di Distrik Huairou, Beijing utara dalam proyek arkeologi yang berlangsung sejak April lalu.
-
Apa peran Stasiun Medan dalam perdagangan kolonial? Stasiun Medan ini dulunya menjadi saksi bisu perkembangan kereta api dari masa ke masa. Bahkan, berperan penting dalam berlangsungnya aktivitas perkebunan yang akan di distribusikan ke luar negeri.
-
Kenapa Batu China di Cirebon jadi wisata sejarah? Tak sedikit pengunjung yang datang ke kawasan ini, terutama yang ingin mendalami sejarah seputar komunitas Tionghoa di Cirebon.
-
Dimana lokasi Situs Batu China? Di Desa Ciawi Japura, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ditemukan sebuah situs batu tulis berusia ratusan tahun.
-
Dimana kota kuno ini ditemukan? Di hutan terpencil El Mirador, Guatemala, para peneliti telah menemukan jaringan kota kuno yang saling terhubung, mengubah pandangan tentang peradaban masa lalu.
Tepat di tepi Sungai Deli sejauh 14 km menuju arah utara, lalu menyeberanginya sejauh 2 km menuju arah barat, terdapat sebuah situs Kota Cina dan Paya Pasir yang menjadi pelabuhan kuno penting di Asia Tenggara.
Selain menjadi pelabuhan penting di Asia Tenggara, Kota Cina ini menjadi salah satu situs bersejarah yang ada di Kota Medan. Berbagai macam benda-benda bersejarah juga ditemukan di tempat ini.
Dihuni Orang Tamil
Terletak di lembah Sungai Deli, Pantai Timur Sumatra Utara, dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id awalnya Kota Cina ditinggali oleh orang-orang Tamil. Diduga tempat ini juga terdapat jaringan dagang yang terhimpun dalam perserikatan besar pedagang Tamil.
Perserikatan dagang Tamil itu dikenal dengan nama Ayyavole Ainnuarruvar dan Mannikiram. Kedua perserikatan ini banyak melakukan aktivitas perdagangannya di wilayah Asia Tenggara.
Menurut beberapa sumber, orang-orang Tamil ini dulunya pernah berjaya di wilayah Sumatra bagian utara, tepatnya mulai dari Barus, Banda Aceh, Kota Cina, hingga Sumatra Barat.
Penemuan Benda Arkeologis
Di areal situs seluas 25 hektare ini telah ditemukan 3 struktur bangunan bata yang dibuat dengan perekatan langsung atau tanpa bahan semen. Temuan lainnya empat arca batu beserta pecahan keramik dan tembikar.
Bagian dari pecahan keramik itu terdiri atas Celadon Lung-chuan berbentuk mangkuk dan sejumlah piring putih bernama Song Awal, serta Keramik Yuan yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-13.
Dengan ditemukannya beberapa pecahan pecahan keramik Tiongkok ini dapat disimpulkan jika pada abad 11 hingga 14 pernah menjadi pemukiman penduduk. Spekulasi lainnya adalah penemuan mata uang Tiongkok dari masa Dinasti Sui dan Dinasti Tang yang sudah ada lebih awal.
Penemuan Arca Bercorak Hindu-Buddha
Aktivitas keseharian orang-orang Tamil ini bukan hanya sekedar perdagangan saja. Namun, mereka juga melakukan aktivitas keagamaan berdasarkan ditemukannya dua arca bercorak Buddha dan dua Arca bercorak Hindu.
Terdapat penemuan sisa-sia bangunan yang diduga adalah bekas bangunan kuil yang dibangun oleh orang-orang Tamil. Selain melakukan aktivitas keagamaan, Kota Cina juga pernah mengalami masa kejayaan serta menjadi kawasan perdagangan tersibuk.
Aktivitas perdagangan di Kota Cina ini mendadak berhenti setelah tertimpa tsunami. Kawasan yang tadinya berkembang begitu pesat hancur dalam sekejap dan berubah menjadi daratan.
Hilangnya Kota Cina ini konon katanya telah menerima kutukan dan di serang oleh pasukan Kepah. Setelah lima abad berlalu, kawasan Bandar Cina mengalami pendangkalan, lalu pelabuhan baru pun didirikan di kawasan Bandar Labuhan Deli.