Punya Alat Canggih hingga Kompleks Rumah Pekerja, Pabrik Tenun Terkenal di Mojokerto Kini Terbengkalai
Pada masa kejayaannya, pabrik tenun terkenal di Mojokerto punya sekitar 3.000 karyawan. Kini, bangunannya yang megah terbengkalai.
Pada masa kejayaannya, pabrik ini punya sekitar 3.000 karyawan.
Punya Alat Canggih hingga Kompleks Rumah Pekerja, Pabrik Tenun Terkenal di Mojokerto Kini Terbengkalai
Berdiri pada tahun 1935, pabrik ini dulunya jadi pabrik tenun terbesar di Jawa Timur. Pendirinya adalah keluarga Bin Martak, yang sebelumnya mendirikan pabrik tenun pertama di Surabaya.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
-
Bagaimana cara membuat kain tenun di Kampung Tenun? Selain itu, Anda juga bisa merasakan pengalaman membuat kain tenun sendiri dengan menggunakan alat didampingi oleh para pengrajin profesional.
-
Bagaimana pabrik sarung tenun Gresik berkembang? Pada tahun 1953, usaha tenun kecil bernama Pertenunan BHS memulai usaha membuat sarung tenun. Saat itu, usaha tenun yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini memproduksi saring tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Seiring waktu, usaha tenun kecil ini terus berkembang. Kapasitas produksi dan jenis produk ditambah. Kini, selain memproduksi sarung tenun manual, pabrik ini juga membuat sarung tenun menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
-
Dimana sentra pembuatan boboko di Jawa Barat? Salah satu sentra pembuatan boboko yang kesohor di Jawa Barat ada di Dusun Awilega, Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.
-
Bagaimana proses pembuatan batik tulis Kebon Indah? Untuk prosesnya pertama kain putih dipotong sesuai selera, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan setelahnya digambar pakai pensil. Selanjutnya kain dicanting dan diberi warna, terus berulang hingga 25 kali celupan,' kata Dalmini.
-
Di mana Batik Terogong dibuat? Sesuai namanya, batik ini lahir dari kampung Terogong di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan.
-
Apa saja kerajinan di Karet Tengsin? Di wilayah Karet Tengsin, kerajinan yang jadi andalan adalah industri kulit dan batik Betawi.
Lokasi Strategis
Keluarga Bin Martak sengaja memilih Desa Kesono sebagai lokasi pendirian pabrik tenun karena berdekatan dengan salah satu sumber air terbaik pada zaman Hindia Belanda.
Keberadaan sumber air tersebut menentukan kualitas pewarnaan pada kain. Selain itu, pabrik ini merekrut sekitar 3.000 pekerja dari wilayah Mojokerto hingga pelosok Bojonegoro.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
Motif Awal
Awalnya, Pabrik Tenun Kesono memanfaatkan kesempatan depresi ekonomi dunia dengan cara merekrut tenaga kerja buruh dari daerah termiskin di kota-kota sekitar daerah Mojokerto yang banyak terserang penyakit. Mengutip unair.ac.id, pihak pabrik berencana memberi upah rendah kepada mereka. Meski demikian, para pekerja ini akhirnya punya kehidupan lebih baik dibanding sebelumnya. Mereka tidak lagi kelaparan, ditambah pekerjaannya menghasilkan upah.
Masa Kejayaan
Keberadaan pabrik tenun ini juga mengubah kondisi sosial ekonomi warga lokal. Mereka yang kelaparan direkrut menjadi pekerja dan mendapat upah hingga tempat tinggal. Pihak perusahaan juga menyediakan fasilitas kesehatan bagi para pekerja.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
Saat itu, pabrik tenun ini memproduksi sarung, handuk, kain perempuan, hingga pesanan seragam dari KNIL (tentara kerajaan Hindia Belanda).
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
Saat semakin berkembang, pabrik ini punya PLTA dari sungai yang tak jauh dari pabrik
Senjakala PabrikTerpuruk
Masa kejayaan Pabrik Tenun Kesono berakhir saat kolonial Jepang menduduki Indonesia. Saat itu, rangkaian rel kereta api yang mengangkut hasil produksi kain tenun diputus pihak Jepang sehingga tak lagi bisa digunakan.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
Saat ini kondisi bangunan pabrik terbengkalai. Beberapa bangunan masih tampak berdiri kokoh namun kondisinya kotor dan ditumbuhi semak belukar. Sebagian bangunan sudah ada yang roboh.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)