Menguak Sejarah Pabrik Gula Tanjung Tirto di Sleman, Dulunya Punya Rumah Sakit dan Sekolah Sendiri
Pada tahun 1908 pabrik gula ini melakukan transisi teknologi pengangkutan gula dari kereta sapi menjadi kereta lori.
Pada tahun 1908 pabrik gula ini melakukan transisi teknologi pengangkutan gula dari kereta sapi menjadi kereta lori.
Menguak Sejarah Pabrik Gula Tanjung Tirto di Sleman, Dulunya Punya Rumah Sakit dan Sekolah Sendiri
Pabrik Gula Tanjung Tirto dibangun pada tahun 1874 oleh Tuan Wolter Broose van Groneau. Dia adalah menantu dari pemilik perkebunan di daerah Kalasan dan Beran bernama Frederik Willem Wieseman.
Awalnya pada tahun 1832 tanah perkebunan tersebut dikelola oleh Frederik Wiesemen sebagai ladang tebu bersama istrinya yang bernama Geertruida Louisa Dom.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
-
Apa saja bekas bangunan Pabrik Gula di Sleman? Kini semua bangunan pabrik itu telah rata dengan tanah dan telah menjadi pemukiman penduduk.
-
Dimana pabrik gula pertama di Tegal dibangun? Pada tahun 1832, di sebelah timur Tegal, tepatnya di Desa Pangkah, dibangunlah pabrik gula pertama di Tegal.
-
Bagaimana pabrik gula di Tegal berkembang pada abad ke-19? Setelah itu muncul pabrik-pabrik gula lainnya. Pada tahun 1841-1842 muncul pabrik gula di Desa Kemanglen dan Dukuwringin. Kedua pabrik gula itu dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada masa tersebut.
-
Siapa yang membangun pabrik gula pertama di Tegal? Pendirinya adalah seorang investor swasta bernama NV Kosy dan Sucier.
-
Dimana Pabrik Gula Karangsuwung berada? Ini adalah penampakkan Pabrik Gula Karangsuwung yang melegenda di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
-
Siapa yang membangun Pabrik Gula Karangsuwung? Unit pertamanya dibangun pada 1854 di Desa Karangsembung, Kecamatan Sindang Laut, Kabupaten Cirebon oleh badan usaha Belanda, NV Maatchappij tot Expoitatie der Suiker Onderneming Karangsoewoeng.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, modal awal berdirinya Pabrik Gula Tanjung Tirto adalah pinjaman modal dari perusahaan keuangan Hindia Belanda bernama Internationale Crediet en Handelsvereeniging Rotterdam pada tahun 1874.
Kemudian pada tahun 1905, suikerfabriek atau pabrik gula Tanjung Tirto melakukan perubahan status perusahaan yang semula perusahaan keluarga menjadi perusahaan Perseroan terbatas atau naamlozee venootscap NV Suikerfabriek Tanjung Tirto.
Status ini membuat Pabrik Gula Tanjung Tirto bisa mendapat suntikan modal dari para investor luar.
Dengan begitu, pabrik tersebut bisa memperluas lahan perkebunannya pada tahun 1908 dan mulai melakukan transisi teknologi pengangkutan gula dari kereta sapi menjadi kereta lori.
Tak hanya membangun sarana penunjang produksi gula, Pabrik Gula Tanjung Tirto juga membangun sekolah sendiri bernama Prambanansch Arjoeno School pada 1 Januari 1928. Tak hanya itu, pihak pabrik juga membangun Hulpziekenhuisen atau rumah sakit pembantu di Desa Jagalan pada 30 November 1922.
Namun pada 1 November 1933, Pabrik Gula Tanjung Tirto ditutup dan dilebur dengan Pabrik Gula Bantul. Namanya kemudian diubah menjadi Pabrik Gula Kalasan.
Pada masa pendudukan Jepang, Pabrik Gula Kalasan resmi tidak beroperasi hingga Agresi Militer Belanda II. Pada masa Agresi Militer II pabrik gula ini menjadi sasaran taktik bumi hangus oleh pejuang.
Semua mesin dan besinya dijarah hingga bangunan pabrik dibakar. Cerobong asap pabrik juga rata dengan tanah.
Walaupun telah lama hangus dan hancur lebur, sisa-sisa kejayaan Pabrik Gula Tanjung Tirto masih dapat dijumpai di sekitar lokasi. Salah satunya adalah bangunan bekas rumah dinas administratur pabrik yang dibangun pada tahun 1923.
Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut kosong. Sejak tahun 1951 bangunan itu digunakan untuk kegiatan sekolah. Pada tahun 1951-1952 digunakan sebagai bangunan Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK).
Sejak tahun 1952-1969, bangunan itu digunakan sebagai STN Kalasan. Sejak tahun 1969 hingga kini, bangunan itu digunakan sebagai gedung SMP Negeri 1 Berbah.
Lalu ada pula bangunan bekas rumah dinas ziender atau Pengawas Pabrik Gula Tanjung Tirto yang didirikan pada tahun 1924. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini menjadi asrama tentara Belanda. Setelah tahun 1949, bangunan ini kosong hingga tahun 1957. Sejak tahun 1957 bangunan itu difungsikan sebagai kantor polisi Sektor Berbah hingga sekarang.