Gajah Sumatera Kembali Terjerat Tali Nilon di Bengkalis
Laporan yang diterima pada 21 Januari 2020, gajah tersebut baru dapat ditemukan pada 26 Januari 2020 kemarin.
Kaki gajah sumatera terjerat berhari-hari akhirnya diselamatkan tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Tak hanya dibebaskan dari tali jerat buatan manusia itu, gajah liar tersebut juga mendapatkan pengobatan dari tim medis.
Satwa yang diperkirakan berusia 4-5 tahun itu terjerat tali nilon di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi (Anak usaha Sinarmas Group) kilometer 45, Talang Muandau, Bengkalis, Riau. Kejadiannya pada Minggu (26/1) kemarin.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
-
Dimana hewan liar yang dipelihara seringkali diambil dari habitat aslinya? Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
"Awalnya kami mendapatkan laporan adanya gajah yang terjerat tali nilon di kawasan konsesi PT Arara Abadi. Lalu tim langsung melakukan pemantauan dan penelusuran keberadaan gajah tersebut," ujar Kasubag Kehumasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Dian Indriati, Selasa (28/1).
Tim gabungan yang terdiri dari BBKSDA Riau, YTNTN, Forum Konservasi Leuser, PT Arara Abadi dan Volunteer pemerhati Gajah Riau menuju lokasi. Laporan yang diterima pada 21 Januari 2020, gajah tersebut baru dapat ditemukan pada 26 Januari 2020 kemarin.
"Setelah kita jumpai, kita langsung melakukan pembiusan dan langsung melakukan pelepasan jerat serta pengobatan pada luka di kaki gajah itu," jelas Dian.
Gajah berkelamin jantan itu memiliki berat sekitar 600 kilogram. Salah satu kaki gajah mengalami luka robek cukup lebar akibat terjerat.
"Kemudian gajah liar itu kembali dilepaskan setelah mendapat pengobatan yang selesai pada pukul 20.45 WIB," tandasnya.
Berdasarkan catatan merdeka.com, kejadian gajah yang terjerat tali nilon ini bukan pertama kali. Pada Selasa 15 Oktober 2019, seekor anak gajah berusia 1 tahun terjerat tali nilon di Desa Lubuk Umbut, Sungai Mandau, Siak. Area tersebut merupakan kawasan konsesi perusahaan bubur kertas, PT Arara Abadi anak usaha Sinarmas Group.
Kejadian itu terulang kembali sebulan kemudian. Tepatnya pada Senin (18/11/2019). Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau mengungkap adanya perburuan gajah sumatera di areal areal konsesi hutan tanaman industri (HTI) PT Arara Abadi di Kabupaten Bengkalis, Riau. Gajah itu ditemukan sudah jadi bangkai.
"Dari hasil Neukropsi yang dilakukan tim medis kami terhadap bangkai gajah itu, dapat diketahui jenis kelaminnya jantan. Usia 40 tahun," ujar Kepala BBKSDA Riau Suharyono, melalui siaran persnya, Selasa (19/11).
Adapun lokasi bangkai gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) itu berada pada kantong gajah Giam Siak Kecil-Balai Raja yang berdasarkan hasil survey dan monitoring, jumlah populasi gajah liar saat ini diperkirakan 40 ekor.
"Iya benar ada gajah ditemukan mati di kawasan kita," ujar Public Relations PT Arara Abadi, Nurul Huda saat dikonfirmasi merdeka.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (19/11).
Nurul menceritakan, awalnya bangkai gajah itu ditemukan oleh karyawan harvesting (pemanenan) perusahaan bubur kertas itu pada Senin (18/11).
Sesuai prosedur yang dimiliki perusahaan, kata Nurul, karyawan yang bertugas melaporkan kepada pimpinan PT Arara Abadi agar dapat ditindaklanjuti dan dilaporkan kepada pihak BBKSDA Riau untuk penanganan selanjutnya.
"Penyebab dan penanganannya serta autopsinya diserahkan kepada pihak BBKSDA dengan baik dibantu alat berat dari kita, untuk penguburan gajah yang tewas tersebut," ucap Nurul.
(mdk/ray)