Ganjar nilai pidato Jokowi di KAA dahsyat
"Jokowi mengatakan PBB mesti adil. Ndak boleh dong Israel gempur setiap saat sesuka-suka begitu, harus ada pengakuan."
Politisi PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dahsyat. Namun, menurut Ganjar, lebih menarik lagi jika pidato Jokowi yang telah membangkitkan solidaritas negara-negara Asia Afrika ada tindak lanjutnya.
Dua di antara contoh konkret tindak lanjut tersebut adalah bagaimana negara-negara KAA bisa berjuang secara bersama-sama untuk memerdekakan Palestina.
"KAA dulu diadakan kurang lebih 30 negara lebih merdeka paska itu. Sekarang punya agenda, memerdekakan atau membantu Palestina untuk merdeka. Itu dahsyat itu dan itu membangkitkan semangat," ungkap Ganjar Pranowo di sela-sela acara 'Ngopi Bareng Ganjar' yang digelar secara santai bersama di Kantin Fakultas Fisip Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) di Surakarta, Jawa Tengah Kamis (23/4).
Ganjar sampai saat ini menunggu apa langkah selanjutnya negara-negara KAA terkait pidato Jokowi tersebut. Paling tidak, kata dia, ada efek dari pidato Jokowi berupa 'Jokowi Inisiatif' untuk dijadikan pijakan dalam KAA.
"Saya tinggal menunggu saja, solidaritas antar bangsa-bangsa ini muncul di KAA maka kita akan masuk bagaimana kerjasama ekonomi menjadi penting. Karena gonjang-ganjing ekonomi ini mesti ada karena harus didorong. Saya kira bisa dilakukan semacam Jokowi Inisiatif," jelas mantan anggota DPR dua periode ini.
Selain itu, terkait sentilan Jokowi terhadap Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), negara-negara di KAA juga harus berani memperjuangkan negara Palestina untuk merdeka. Selain itu, PBB juga harus didesak untuk memperlakukan Palestina secara adil dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) warga Palestina yang sampai sekarang ini masih dijajah oleh Israel dan antek-anteknya.
"Jokowi Inisiatif untuk kemudian membawa tidak perlu sebuah blok baru kenegaraan. Tetapi bagaimana Jokowi bisa menjadi solidarity makers untuk bangsa-bangsa dan pidatonya luar biasa. Jokowi mengatakan PBB mesti adil. Ndak boleh dong Israel ngegempur setiap saat sesuka-suka begitu dan harus ada pengakuan. Mesti ada human right di sini dan mesti harus didorong," ungkapnya.
Selain itu, Ganjar juga berharap para teknokrat dari berbagai negara di KAA juga mesti mendorong kerjasama di bidang lain seperti ekonomi dan kerjasama antar bangsa yang tidak merugikan negara lainnya.
"Luar biasa, saya juga menyampaikan tinggal sekarang oleh teknokrat, teknokratis pada teknisnya mesti didorong sektor-sektor yang lain. Umpama jika hari ini bicara soal 'make the world of better', sekarang kita dorong bagaimana kerjasama soal ekonominya? Bagaimana relasi antarbangsa? Dan semuanya harus berdiri sama tegak. Memang orang luar biasa banyak orang yang mengacungi jempol pidatonya Jokowi," paparnya.
Termasuk soal pidato Presiden Jokowi terkait lembaga IMF dan World Bank yang dinilainya sudah usang. Ganjar menilai, keberadaan IMF dan Bank Dunia dari dulu hingga sekarang hanya sebagai lembaga yang memberikan jebakan pinjaman ke negara lain.
"Saya kira banyak orang yang masuk yang disebut sebagai jebakan pinjaman. Nah, jebakan pinjaman inilah yang menyengsarakan sehingga kita kok bangsa seperti ngutang ke rentenir gitu lho. Jadi seperti bunga berbunga, makanya kalau International Monetary Fund, bank dari World Bank itu ketika memberikan pinjaman juga dalam rangka menyelesaikan persoalan bangsa. Bukan menjadi beban," ungkapnya.
Ganjar mencontohkan, Indonesia pernah punya sejarah saat bergabung dengan IGGI. Pengalaman dan sejarah itu menurut Ganjar adalah pengalaman buruk yang tidak harus terjadi kembali. Bahkan saat itu, Bulog tidak bisa menyediakan komoditas dan kebutuhan rakyat selain stok beras.
"Kita khan pernah mendapatkan pengalaman waktu IGGI, kemudian setelah datang tandatangan, setelah itu porak poranda. Bahkan Bulog hanya tinggal satu, tugas jualan beras. Sementara jualan sembilan bahan pokok lainnya tidak bisa, akhirnya apa? Kedelai asing masuk, gula asing masuk, minyak goreng masuk, semuanya masuk. Termasuk terigu dan akhirnya kita dalam posisi terhimpit dan kemudian nasib petani kita bagaimana ini? Bagaimana petani tebu baru nanem gulanya masuk. Bagaimana hari ini baru mau panen kita di itik-itik untuk ngimpor beras," tuturnya.
"Maka betul kalau kemudian solidaritas antar bangsa ini muncul, maka kita harapkan KAA ini bisa duduk kembali untuk bicara soal ekonomi. Nah itu baru jos!" pungkasnya.
Baca juga:
Pidato Jokowi buat asing takut poros RI-China-Korut hidup lagi
Ketua Komisi I kaget pidato Jokowi penuh keberanian atas barat
Ridwan Kamil sebut persiapan KAA sudah 99 persen
Bandung pecahkan rekor dunia, mainkan 20.704 angklung bersamaan
Tb Hasanuddin sebut wajar pidato Jokowi di KAA dibuat orang lain
-
Kapan Konferensi Asia Afrika di Bandung digelar? Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada 18 sampai 24 April 1955 menghasilkan 10 kesepakatan yang tertuang dalam Dasasila Bandung.
-
Kapan kejadian meninggalnya warga saat konvoi Presiden Jokowi terjadi? Konvoy atau iring-iringan dari kendaraan Preiden Joko Widodo (Jokowi) di Sinjai, Sulawesi Selatan memakan korban.
-
Di mana kejadian meninggalnya warga saat konvoi Presiden Jokowi terjadi? Konvoy atau iring-iringan dari kendaraan Preiden Joko Widodo (Jokowi) di Sinjai, Sulawesi Selatan memakan korban.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Prabowo bertemu dengan Konferensi Waligereja Indonesia? "Intinya semuanya adalah kesatuan dan di situ di bawah judul kesatuan itu ada sekian banyak hal, yaitu pemilu yang jujur, dikatakan oleh Bapak Prabowo sendiri, damai, adil, dan sebagainya,” kata Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo dikutip Antara.
-
Kapan pertemuan Jokowi dengan Presiden JAPINDA? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Japan-Indonesia Association (JAPINDA), Fukuda Yasuo, di Imperial Hotel, Tokyo, Jepang.