Ganjar: Protes Macet Tetapi Tetap Naik Mobil Pribadi, Iya Enggak?
Menurut Ganjar perlu adanya transisi energi yang bersih. Tetapi prosesnya tidak bisa instan. Perlu adanya kesiapan.
Malah, jumlah mobil bertambah karena kebijakan ganjil genap di Jakarta.
Ganjar: Protes Macet Tetapi Tetap Naik Mobil Pribadi, Iya Enggak?
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengatakan, banyak orang protes macet tetapi tetap menggunakan kendaraan pribadi. Kata dia, banyak orang protes tetapi tidak melakukan solusinya.
- Mobil Matik Tabrak Lobi Hotel di Batam Ini Viral, Pengendara Diduga Salah Injak Pedal
- Pertamina Patra Niaga Jamin Kebutuhan Energi Jelang MotoGP Grand Prix of Indonesia di Mandalika
- 5 Mobil Gegana Tinggalkan Eka Hospital BSD, Layanan Medis Kembali Normal Pascaledakan
- Selama Masa Transisi Energi, Penggunaan Migas Masih Dibutuhkan
"Kita protes tapi kita tidak melakukan, itu jujur harus kita akui. Kita protes, tetapi kita tidak melakukan. Macet, tapi tetap saja naik mobil pribadi. Kan masih? Iya enggak?" kata Ganjar dalam Rembuk Ide Transisi Berkeadilan yang digelar The Habibie Center, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (23/11).
Merdeka.com
Malah, jumlah mobil bertambah karena kebijakan ganjil genap di Jakarta.
Orang malah membeli mobil lagi.
Ganjar pun mengungkap pembicaraan dengan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla.
Tentang orang-orang yang punya kemampuan daya beli tinggi, memilih banyak membeli mobil.
"Begitu ada kemampuan, daya belinya dia tinggi, dia itu tidak bisa sharing, contoh dia punya mobil, punya anak, punya istri, semuanya kerja. Enggak ada tuh yang berangkat bareng. Yang ada adalah memberikan kendaraan untuk anak, memberikan kendaraan untuk suami istri, dan akhirnya di rumah itu minimal ada tiga," lanjutnya.
Maka yang terjadi adalah ada peningkatan produksi emisi karbon di Indonesia karena peningkatan jumlah mobil pribadi.
"Sadar atau tidak, ternyata berkontribusi pada ini (produksi emisi karbon Indonesia meningkat), Jakarta tadi pernah menjadi sebuah cerita, tetapi tidak hanya emisi gas buang dari kendaraan saja, termasuk tadi pak Ilham sampaikan salah satunya dari cerobong cerobong asap," katanya.
Merdeka.com
Menurut Ganjar perlu adanya transisi energi yang bersih. Tetapi prosesnya tidak bisa instan. Perlu adanya kesiapan."Tetapi ingat, kita punya batubara, ingat dulu ya, kita punya batubara, dan switchingnya enggak bisa begini. Butuh satu proses, jangan sampai kita disuruh lompat dengan semua tekanan untuk masuk ke sini, kita enggak siap sama sekali, maka kita mengalami stagnasi, ini ditutup itu belum jadi," jelasnya.
Politikus PDIP ini mencontohkan transisi energi itu seperti transisi industri digital. Perlu kehati-hatian.
"Saya bayangkan seperti perpindahan transisi digital, kalau saya liat industri, surat kabar umpama, cetaknya sudah tidak dibaca, digitalnya belum nyampe," kata Ganjar.
"Maka kita musti hati hati betul, maka saya senang karena judulnya transisi," sambungnya