Gazali Ambruk Saat Pertahankan Anak dari Penangkapan Polisi
Saat penggerebekan, kepala lingkungan (kepling) setempat tidak berada di lokasi. Seorang warga, Novita, menyuruh sepupunya Saleh untuk memanggil sang kepling.
Penggerebekan yang dilakukan polisi di Jalan Ampera III, Medan, Senin (7/1) petang, berujung duka. Seorang warga, Gazali (68), meninggal dunia saat mempertahankan anaknya, Saleh, yang diyakininya tidak bersalah, dari tangkapan polisi.
Berdasarkan informasi dihimpun, sejumlah anggota polisi menggerebek kawasan itu sekitar pukul 18.00 WIB. Mereka dikabarkan menemukan sejumlah barang bukti sabu-sabu dan menangkap seorang warga berinisial AWPP alias Tama.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Stadion Teladan Medan ambruk? Mengutip liputan6, pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan, Sumatera Utara, dipenuhi oleh sekitar 200.000 pengunjung yang datang untuk menyaksikan konser artis cilik Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, dan Ira Maya Sopha.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Bagaimana narasi Prabowo menolak Kaesang menyebar? Beredar sebuah video bernarasikan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
Saat penggerebekan, kepala lingkungan (kepling) setempat tidak berada di lokasi. Seorang warga, Novita, menyuruh sepupunya Saleh untuk memanggil sang kepling.
Setelah memanggil kepling, Saleh kembali. Beberapa petugas mengejarnya. Belakangan disebutkan dia diduga melakukan pelemparan.
Novita mengakui ada aksi saling dorong antara petugas dan warga di belakang Masjid Jamik. "Tapi enggak tahu siapa yang melempar," sebutnya.
Di lokasi itu, Gazali mencoba mempertahankan agar Saleh tidak dibawa petugas. Dia yakin putranya tidak bersalah.
Novita juga menyatakan sepupunya itu tidak bersalah. "Saya tanya apa salah adik saya? Dijawab mereka karena dia melempar batu. Saya bilang, tidak ada, karena saya suruh dia memanggil kepling," jelas Novita.
Kepling setempat, Sumarni, membenarkan Saleh memang menjemputnya ke rumah saat penggerebekan terjadi. "Bu ada penggrebekan? katanya. Yuk Bu bonceng aja sama saya. Saya bilang, nggak usah, saya pergi sendiri saja. Nggak lama dia pergi, saya pun nyusul. Tahu-tahu dia dibawa polisi. Itulah mau dibawa, orang tuanya nggak terima. Saat itulah terjadi dorong-dorongan sama polisi, bapak itu (Gazali) ada sakit jantungnya. Dia enggak mau anaknya dibawa, tapi orang itu memaksa," ungkap Sumarni.
Saat saling dorong terjadi, Gazali terjatuh beberapa kali saat mempertahankan Saleh. "Kayak binatang kalian buat anak aku ya. Anak aku nggak salah, mau kalian bawa, apa salah anakku? Jangan kalian bawa anakku. Itu ucapan terakhirnya (Gazali)," ungkap Novita.
Petugas meninggalkan Gazali kejang. Keluarga membawanya ke rumah sakit, namun dia sudah meninggal dunia.
Pihak keluarga mengakui Gazali memiliki riwayat penyakit jantung. "Tapi sudah lama enggak kumat. Pas kejadian inilah dia kumat karena bolak-balik jatuh," sebut Elita (54), keluarga korban.
Jenazah Gazali telah disemayamkan di rumah duka. Warga terus berdatangan melayat.
Wakapolrestabes Medan AKBP Rudi Rifani dan Kapolsek Medan Timur kompol M Arifin juga datang ke lokasi. Rudi mengakui penggerebekan itu dilakukan anak buahnya.
Namun, Rudi belum dapat memastikan penyebab meninggalnya Gazali. "Mungkin orang tuanya melihat pada saat anaknya yang kita duga ada terlibat penyalahgunaan narkoba. Anggota kita pada saat membawa, jadi masyarakat menghalangi sedikit, bukan masyarakat sini," katanya.
Rudi mengatakan, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan mendalam terkait kejadian itu. Para petugas yang ada di TKP juga akan diperiksa.
"Kita lakukan pemeriksaan dulu, artinya supaya clear dulu, minta keterangan dulu siapa yang di tempat kejadian," ucapnya.
Baca juga:
Asyik Santai di Rumah, Dedi & Istri Digerebek Polisi
Peredaran Narkoba di Awal 2019 Turun Dibanding 2018
Narkoba Jadi Kasus yang Paling Banyak Ditangani Kejati Jabar
Jemput Kurir Sabu 1 Kg di Pelabuhan Parepare, 3 Anggota Satpol PP Makassar Diciduk
Jenazah Terpidana Narkoba Jro Jangol Dikremasi, Abu Dilarung di Pantai Kuta
Kabur Saat Razia Kendaraan, ABG di Surabaya Kedapatan Bawa 12 Paket Sabu
Kodim Lahat Temukan 1 Hektare Ladang Ganja Siap Panen, Pemilik Kabur