Geger Kasus Amplop Pemilihan LPM di Depok, Berujung Laporan Politik Uang dan Rusuh
Tatang Johari, calon ketua LPM yang gagal terpilih mengatakan dia mendapat 'angin surga' dari para pemilih. Dia pun menyediakan amplop sebagai 'pelicin' agar mereka memilih Tatang. Dirinya menyediakan 22 amplop yang berisi uang masing-masing Rp1 juta.
Lurah Bedahan Kota Depok, Musonip mengatakan, pelaksanaan pemilihan ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) setempat sudah dilakukan sesuai ketentuan berlaku, yaitu berdasarkan Perwal Nomor 59 Tahun 2022 tentang Pemilihan RT, RW dan LPM. Dia mengakui adanya laporan praktik politik uang seperti yang digembar-gemborkan salah satu calon bernama Tatang Johari.
"Ya terus terang saja ada (laporan). Akhirnya di luar pengetahuan kami, yang menang atau kalah ada chaos di lapangan, itu di luar pengetahuan kami. Itu kami tak ikut campur karena itu urusan intern mereka yang sudah sesuai kami laksanakan pemilihan ketua LPM ini," kata Musonip, Kamis (1/12).
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa saja kasus yang viral dan baru ditangani polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice' Kasus pertama Jalan Rusak di Lampung Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat Kasus kedua Ibu Beri Minum Kopi Kepada Bayi Video seorang ibu memberi minum kopi susu saset kepada bayi berusia 7 bulan viral Januari lalu Kasus ketiga Penganiayaan Mario Dandy Aksi Mario menganiaya David viral di Twitter Kasus ini turut menyeret ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, pejabat Ditjen Pajak Kasus keempat Penganiayaan Aditya Hasibuan Anak dari eks Kabag Binops Ditnarkoba Polda Sumut ini melakukan penganiayaan ke Ken Admiral AKBP Achiruddin juga dipecat secara tidak hormat dari kepolisian karena ikut terlibat Kasus kelima Koboi Jalanan Tol Tomang David Yulianto 'koboi' penodong senjata ke sopir taksi online, Hendra viral di media sosial David menggunakan mobil Mazda dengan pelat nomot dinas kepolisian palsu
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Tatang Johari, calon ketua LPM yang gagal terpilih mengatakan dia mendapat 'angin surga' dari para pemilih. Dia pun menyediakan amplop sebagai 'pelicin' agar mereka memilih Tatang. Dirinya menyediakan 22 amplop yang berisi uang masing-masing Rp1 juta.
"Wah banyak angin surga, sangat luar biasa itu. Semua angin surga menjanjikan, menjanjikan semuanya. Sekarang misalnya anda tidak berpihak ke saya, ngapain saya memberikan. Lebih baik untuk yatim piatu. Nah itu dia karena angin surganya luar biasa," tutur Tatang.
Sayangnya Tatang tidak menjelaskan seperti apa 'angin surga' yang dimaksud. Dia hanya menceritakan sebelum hari pemilihan, sambutan para pemilih pada dirinya sangat luar biasa. Bahkan Tatang sudah diingatkan untuk amanah ketika menjabat nanti. Sayangnya, ketika hari pemilihan tiba pada Minggu (27/11), dia kalah telak karena hanya memperoleh dua suara.
"Mereka sambutannya luar biasa, mereka bilang amanah Pak Tatang ya, siap berjuang Pak Tatang ya, Insya Allah Pak Tatang ya. Itu kan angin surga," tegasnya.
Pria yang aktif dalam sebuah organisasi itu mengaku sudah menjalin komunikasi sejak lama. Bahkan dia memupuk silaturahmi dengan warga sejak tiga bulan sebelum pemilihan. Dari hasil yang dia semai itu, Tatang berharap lolos menjadi Ketua LPM Kelurahan Bedahan. Namun ternyata dirinya harus menelan kenyataan pahit kalah atas lawan.
"Namanya saya berjalan sebelum final itu tiga bulan lalu selalu silaturahmi. Saya pupuk dengan kebaikan, ternyata bukan buah manis yang saya dapat, malah buah pahit," ujarnya.
Dia mengklaim bahwa para pengurus RW yang memberikan dukungan pada dirinya. Dengan kepercayaan diri tersebut Tatang sangat optimis akan menang dalam pemilihan. "Iya. Menjanjikan malah mereka," tegasnya.
Dengan kekalahan yang dialami, Tatang pun merasa dibohongi oleh pengurus RW yang telah 'disawernya'. Dan dia pun meminta uang tersebut dikembalikan. Bahkan Tatang mengutuk perbuatan RW yang tidak memilihnya sebagai hal munafik.
"Jelas (dibohongi), akan saya basmi kemunafikan," ungkapnya.
Atas viralnya peristiwa ini, Tatang mengaku banyak mendapat intimidasi. Namun dia tidak gentar menghadapi risiko yang dihadapi. "Wah, sangat luar biasa (intimidasinya), tetapi saya abaikan. Oknum-oknum di luar sana banyak," pungkasnya.
(mdk/cob)