Geger Suara Dentuman di Malang, BMKG Belum Temukan Aktivitas Gempa dan Sambaran Petir
Suara dentuman terus terdengar, bahkan pagi hari pun suara masih terus bersahutan. Semula banyak mengira suara tersebut bersumber dari aktivitas vulkanis Gunung di sekitar Malang Raya.
Suara dentuman yang terjadi bertubi-tubi sepanjang malam dan pagi hari membuat penasaran warga Malang Raya. Hingga saat ini, belum diketahui kepastian sumber suara beruntun yang menimbulkan getaran itu.
Amanda Egatya (25) warga Kota Malang mengaku mendengar suara dentuman sejak Selasa (2/2) tengah malam hingga pagi hari Rabu (3/2). Suaranya beruntun dan menyambung serupa meriam bersahutan.
-
Kapan suara tonggeret biasanya terdengar? Suara ini biasanya terdengar di awal musim berganti, menandakan bahwa musim hujan akan segera berakhir dan musim kemarau akan segera tiba.
-
Siapa yang memenangkan suara terbanyak di Pileg DPRD Dapil DKI Jakarta II? 2 Mantan artis cilik Tina Toon meraih suara terbanyak di Pileg DPRD Dapil DKI Jakarta II, dengan memperoleh 36.156 suara yang telah disahkan oleh KPU.
-
Kapan lagu Kembang Gadung dinyanyikan? Lagu ini juga digunakan sebagai pembuka dari suatu pergelaran seperti Wayang Golek, Kiliningan, Bajidoran, Bangreng hingga Ketuk Tilu.
-
Kapan Inul Daratista menyanyikan lagu Rungkat? Ia lantas menyanyikan lagu Rungkat sebelum pengajian dimulai atas permintaan Gus Iqdam sendiri.
-
Apa makna mendalam dari lagu Kembang Gadung? Lagu Kembang Gadung jadi tetembangan nenek moyang yang masih dilestarikan, dengan makna keagungan Tuhan. Dinyanyikan oleh Sinden dalam Setiap Pertunjukan Budaya Kesakralan lagu Kembang Gadung akan membawa para masyarakat yang mendengarkannya ikut terhanyut.
-
Di mana lagu Kembang Gadung biasa dinyanyikan? Lagu Kembang Gadung jadi salah satu tembang Sunda yang bertahan selama berpuluh tahun di Jawa Barat. Lagu warisan nenek moyang ini selalu ditampilkan oleh seorang sinden di acara-acara kebudayaan, terutama di wilayah Kabupaten Subang dan Jawa Barat.
"Saya dengarnya tengah malam, karena sendirian di kamar langsung berselimut dan mikirnya macam-macam. Tapi masih terus dengar," kata Manda, Rabu (3/2).
Suara dentuman terus terdengar, bahkan pagi hari pun suara masih terus bersahutan. Semula banyak mengira suara tersebut bersumber dari aktivitas vulkanis Gunung di sekitar Malang Raya.
Ma'muri, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang mengatakan sensor sismic tidak menangkap aktivitas kegempaan atau sambaran petir yang anomali. Sehingga memang dipastikan bukan bersumber dari aktivitas vulkanis dan petir.
Berdasarkan data sensor sismic di Malang, Tretes dan Gedangan pada rentang waktu pukul 24.00-03.00 WIB tidak menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan, demikian pula dari data aktivitas sambaran petir juga tidak menunjukan anomali peningkatan," jelas Ma'muri.
Ma'muri belum dapat memastikan sumber suara dentuman tersebut, dugaan sementara bukan aktivitas vulkanis. Tetapi memang masih membutuhkan data yang membuktikan aktivitas yang menyebabkan suara tersebut.
"Jadi sampai saat ini kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut. Bisa jadi, namun perlu data yang lengkap untuk memastikan," terangnya.
Wali Kota Malang, Sutiaji dalam pernyataannya mengaku belum mengetahui sumber pasti suara dentuman tersebut. Ia meminta BPBD Kota Malang untuk melakukan pelacakan sumber suara tersebut.
Masyarakat diharapkan tenang, jangan ada kecemasan. Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Sambil menunggu informasi dari kami, setelah mendapat konfirmasi dari otoritas terkait," tegasnya.
Sutiaji juga menegaskan bahwa aktivitas Gunung Semeru dan Gunung Raung normal-normal saja. Namun hingga saat ini memang belum diketahui sumber dentuman tersebut.
Belum ada otoritas yang memberikan keterangan pasti tentang sumber dentuman tersebut. Tetapi banyak telinga mendengar suara tersebut, bahkan hingga warga luar Kota Malang.
Baca juga:
Keindahan Fenomena Angin Matahari di Langit Finlandia
Bulan Purnama akan Sejajar dengan Ka'bah pada 28 Januari
Geger Suara Ledakan Misterius di Buleleng, BMKG Sebut Berasal dari Anomali Sinyal
Kepala BPBD Sebut Warga Lihat Benda Bercahaya Sebelum Dentuman Keras
Angin Puting Beliung Besar di Atas Waduk Wonogiri Gegerkan Warga
Warga Buleleng Dengar Dentuman, BPBD dan BMKG Pastikan Tidak Ada Aktivitas Vulkanik
Penelusuran BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang menyatakan bahwa hingga saat ini belum mengetahui sumber dentuman keras yang terdengar di sebagian wilayah Malang Raya, mulai Selasa (2/2) malam. BMKG menyatakan berdasarkan data sensor seismik di Malang, Tretes, dan Gedangan, pada Rabu pukul 00.00 sampai 03.00 WIB tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan.
"Sampai saat ini, kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (3/2).
Ma'muri menjelaskan, selain tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan yang tercatat, BMKG Stasiun Geofisika Malang, juga tidak melihat adanya aktivitas sambaran petir, yang menunjukkan anomali, atau peningkatan aktivitas.
"Demikian pula data dari aktivitas sambaran petir, juga tidak menunjukkan anomali peningkatan," kata Ma'muri.
Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani saat dikonfirmasi menambahkan, pihaknya juga masih belum bisa mengetahui sumber asal dentuman yang terjadi di Malang dan sekitarnya.
Berdasarkan data PVMBG, gunung yang tengah mengalami erupsi adalah Gunung Raung, yang terletak di wilayah Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Namun Nia tidak bisa memastikan apakah suara dentuman yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Gunung Raung.
Sebagai catatan, Gunung Raung berjarak kurang lebih 156 kilometer dari Kota Malang, Jawa Timur. Berdasarkan laporan masyarakat, lanjut Nia, suara erupsi Gunung Raung terdengar hingga Banyuwangi, yang berjarak kurang lebih 20 kilometer itu.
"Laporan masyarakat suara dari Gunung Raung terdengar hingga Kalipuro sampai Banyuwangi, atau 20 kilometer dari titik erupsi kawah puncak Gunung Raung," kata Nia.
Sementara itu Koordinator Bidang Kehumasan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jasyanto mengaku, tidak menemukan laporan khusus mengenai peristiwa di wilayah Malang dan sekitarnya.
"Sudah kita cek di situs pemantauan benda jatuh, tidak ada meteor," kata Jasyanto dalam pesan tertulis yang diterima.
Pada Selasa (2/2) malam hingga Rabu (3/2) dini hari, sejumlah warga Kota Malang di beberapa daerah mendengar adanya dentuman keras. Salah seorang warga Kota Malang di Kecamatan Kedungkandang, Aris Midada mengatakan bahwa dentuman mulai terdengar pada pukul 23.40 WIB.
"Dentuman terasa semakin kencang pukul 23.50 sampai pukul 01.30 WIB. Saya sempat ke luar rumah untuk mencari sumber suara itu," kata Aris.
Selain Aris, warga Kecamatan Kedungkandang lainnya Sri Sukarnawati mengatakan bahwa dirinya mendengar dentuman suara secara terus menerus, mulai pukul 23.30 WIB. Saat itu, Ia tengah tertidur, namun pada saat terbangun dirinya mendengar suara dentuman tersebut.
"Saat itu saya sedang tidur, kemudian terbangun pukul 23.30 WIB. Tidak lama kemudian saya mendengar dentuman itu," kata Sri, yang mengatakan bahwa dentuman tersebut terdengar hingga kurang lebih pukul 04.00 WIB. Saat ini, suara tersebut sudah tidak lagi terdengar.