Geliat kasur kapuk di tengah peradaban zaman
Kasur dan bantal dari kapuk hingga kini masih punya penggemar setianya.
Bertekad untuk meneruskan bisnis leluhur, M Riyadiansyah, warga Kedung Asem, Surabaya, Jawa Timur, terus mengembangkan usaha kasur kapuknya. Meski kasur produk industri makin modern, bisnis kasur kapuknya tak akan pernah ditutupnya.
"Tempat jualan kasur ini kali pertama milik kakek saya yang sudah meninggal dunia. Sekarang bisnis diambil alih oleh ayah saya, dan saya hanya ikut mengembangkannya saja," kata Riyadian.
Perkembangan produk industri seperti springbed yang menawarkan kasur plus ranjang, jelas sangat ekonomis dan efektif ketimbang kasur kapuk yang tentu masih memerlukan ranjangnya.
Namun, zaman tidak bisa menghentikan eksistensi usaha Riyadian di bidang kasur kapuk. Justru, meski produksi barang 'jadul' usaha kasur kapuk milik Riyadian tak malu menyambangi dunia maya. Dia acapkali memasarkannya di jejaring sosial semacam Twitter atau Facebook.
"Untuk langganan, konsumen yang kami dimiliki sampai sekarang masih ada terus-menerus. Bisnis ini sudah memiliki cabang di dua tempat. Pertama kali bisnis ini dibuka di Jalan Pucang Anom Timur, Surabaya oleh almarhum kakek saya. Setelah itu membuka cabang di Jalan Kedung Asem 4, Surabaya dan dipegang oleh ayah saya sendiri. Tempat dagangannya bernama Toko Kasur Putra Bahagia," tutur dia.
Toko Kasus Putra Bahagia tak hanya menjual kasur kapuk saja, tapi juga membuat dan memperbaikinya. Selain itu, juga menjual bantal, guling, kasur Palembang. Dan semuanya berbahan baku kapuk asli.
"Kita mengambil bahan baku langsung dari pohon kapuknya sendiri di Pandaan. Kita juga mengambil kasur, bantal, guling bukan dari kapuk saja, tapi ada juga yang terbuat dari busa. Busa yang digunakan berkualitas nomor satu," katanya berpromosi.
Dan di toko sederhana mereka di Jalan Kedung Asem, mereka melayani pembeli, dan memproduksi kasur kapuk sesuai pesanan. "Kita juga dapat menerima servis atau perbaikan kasur yang sudah kempes dan memesan kasur sesuai dengan ukuran yang diinginkan konsumen. Untuk servis adalah memperbaiki kasur lama menjadi baru, ganti kain atau tambah kapuk," lanjut dia.
Riyadian juga memaparkan, untuk mendapatkan dan merasakan kenyamanan kasur kapuk buatan keluarganya, cukup murah. Jika hanya membeli kapuknya saja, per kilogram Rp 35 ribu.
Sementara untuk harga bantal dengan isi kapuk 9 ons, Rp 35 ribu, sedangkan isi kapuk 6 ons seharga 25 ribu. Untuk guling isi kapuk 9 ons, Rp 75 ribu, sedangkan untuk kasur kapuk yang super keras, memiliki harga yang cukup bervariasi, mulai harga Rp 600 ribu hingga Rp 950 ribu.
"Harganya tergantung ukuran kasurnya," tandasnya.