Gempa M 5,6 di Sukabumi, Warga Cianjur Rasakan Getaran Keras
Warga yang sedang beraktivitas di dalam rumah berhamburan keluar guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo yang terjadi di kedalaman 14 kilometer di wilayah Kabupaten Sukabumi, dirasakan cukup keras di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Warga yang sedang beraktivitas di dalam rumah berhamburan keluar guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Gempa terasa cukup keras, kami sedang di dapur mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa. Ini gempa yang cukup keras setelah beberapa tahun terakhir," kata Gina Rohmawati, warga Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Selasa (27/4) seperti dikutip Antara.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa yang menyebabkan gempa bumi? “Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan,”
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
Ia bersama anggota keluarga yang merasakan getaran cukup keras selama beberapa detik, berhamburan keluar rumah dan juga diikuti tetangga sekitar.
Hal yang sama dibenarkan warga lainnya, berhamburan keluar rumah karena merasakan getaran gempa yang cukup keras dari dalam rumah.
"Cukup kencang dirasakan, saat kejadian saya sedang menonton televisi di ruang keluarga, tiba-tiba pajangan di lemari hias berjatuhan dan saya merasakan getaran cukup keras, sambil berteriak saya minta anak-anak dan istri untuk keluar rumah," kata Syahru, warga Desa Nagrak lainnya.
Ia menuturkan, meski tidak berlangsung lama, namun gempa yang diketahui terpusat di Kabupaten Sukabumi, sempat membuat panik warga sekitar perumahan tempat dia tinggal.
"Semoga tidak terjadi apa-apa, informasi dari BMKG pusat gempa di kedalaman 14 KM di Kabupaten Sukabumi," katanya.
Hal yang sama dirasakan warga selatan Cianjur, tepatnya di Kecamatan Naringgul, di mana getaran gempa yang cukup kuat membuat panik petugas puskesmas yang langsung mengevakuasi sejumlah pasien yang menjalani rawat inap keluar ruangan, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Panik tentunya karena getarannya sangat keras, sehingga seluruh ruangan bergoyang, kami langsung mengevakuasi pasien rawat inap keluar ruangan karena takut gempa berlangsung lama. Setelah sempat bertahan selama beberapa menit di luar ruangan, pasien kembali masuk ke ruangan," kata petugas piket puskesmas, Jajang.
Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan, mengatakan gempa bumi berkekuatan 5.6 magnitudo terjadi di kedalaman 14 kilometer dengan lokasi 103 KM tenggara Kabupaten Sukabumi, dirasakan cukup keras warga di sebagian besar Kabupaten Cianjur, namun hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan dampak dari gempa tersebut.
"Kami masih melakukan pendataan dengan melibatkan Relawan Tangguh Bencana (Retana) di masing-masing desa dan kecamatan akibat dampak dari gempa, untuk wilayah perkotaan cukup keras dan di wilayah selatan getaran hebat dirasakan warga terutama yang tinggal di pesisir pantai," katanya.
Baca juga:
Gempa Magnitudo 5,6 di Sukabumi, Getaran Terasa hingga Jakarta dan Bogor
Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 5.6
Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Sukabumi, Tak Berpotensi Tsunami
Karo Sumut Diguncang Gempa Dipicu Aktivitas Sesar Lokal
Megawati Bicara Potensi Gempa Besar: Jakarta Ini Sangat Rapuh