Gempa Sumedang Akibat Sesar Cileunyi, Ruangan RSUD dan Rumah Warga Rusak
Tiga kali Kabupaten Sumedang diguncang gempa bumi.
Gempa Sumedang Akibat Sesar Cileunyi, Ruangan RSUD dan Rumah Warga Rusak
Jelang pergantian tahun, Kabupaten Sumedang diguncang tiga kali gempa. Fasilitas umum seperti rumah sakit tercatat mengalami kerusakan. Belum diketahui adanya korban jiwa maupun luka.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa pertama terjadi pada Minggu (29/12) sekira pukul 14.35 WIB, berkekuatan magnitudo 4,1 berlokasi di darat pada jarak 1 km Timur Laut Kabupaten Sumedang pada kedalaman 7 km.
Gempa kedua tercatat pukul 15.38 WIB kembali terjadi gempa susulan berkekuatan M 3,4 berlokasi di darat pada jarak 3 km Timur Laut pada kedalaman 6 km.
Kemudian, gempa ketiga terjadi sekira pukul 20.34 WIB berkekuatan M 4,8 di 5 km Barat Laut dengan kedalaman 10 km.
Data dari BPBD Kabupaten Sumedang, gempa pertama berdampak pada keretakan dinding di dua ruangan rawat inap di RSUD Sumedang.
Kemudian, ruangan Tanjung yang berada di lantai 5 pun mengalami retakan dinding. Lalu Ruang Tulip di lantai 7 terdapat retakan pada dinding pintu ruangan.
Informasi awal lainnya dari BPBD Provinsi Jawa Barat, gempa bumi berdampak pada kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler; Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya; Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan.
Guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Sumedang dengan skala intensitas antara III - IV MMI (Modified Mercalli Intensity).
Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan menjelaskan, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Kabupaten Sumedang.
Morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.
Berdasarkan data Badan Geologi daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).
Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api (breksi gunung api, lava, tuff) dan endapan danau.
Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter secara umum bersifat lunak, lepas belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombajan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi–Tanjungsari. Menurut data BG Sesar Cileunyi–Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun," terang dia dalam keterangan tertulis.
Hingga berita ini ditulis, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat. Badan Geologi mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.
Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat.
"Bangunan di Kabupaten Sumedang harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," tulis dia.