Jumlah korban yang tewas akibat gempa bumi di wilayah barat laut China telah meningkat menjadi 131 dari sebelumnya 127 jiwa.
FOTO: Potret Ketabahan Warga Muslim China yang Jadi Korban Gempa Bumi di Gansu Menghadapi Tantangan Suhu Ekstrem di Tenda Darurat
Para korban gempa yang kehilangan tempat tinggalnya terpaksa tinggal sementara di tenda-tenda darurat bantuan setelah gempa bumi berkekuatan 6,2 SR mengguncang Provinsi Gansu, di barat laut China (20/12/2023).
Jumlah korban yang tewas akibat gempa bumi tersebut telah meningkat menjadi 131 dari sebelumnya 127 jiwa.
Hal ini tak lepas dari perjuangan tim penyelamat yang masih terus berusaha melakukan pencarian dan evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan.
Kini mereka (para korban yang mengungsi di tenda darurat) sedang menghadapi tantangan suhu yang dingin ekstrem pada malam hari.
Diketahui suhu pada malam harinya mengalami penurunan drastis di bawah nol derajat celcius.
Dilansir dari AFP para korban juga tampak berlindung di tenda-tenda darurat yang mereka buat dari kayu dan terpal di luar halaman Masjid Majiahe yang letaknya dekat dengan pusat gempa.
Pada saat itu guncangan gempa bumi terbilang cukup hebat, namun kondisi Masjid Majiahe tetap kokoh berdiri di tengah bangunan-bangunan hancur.
Meski begitu warga muslim di Desa Gaoli, Kabupaten Jishishan tetap menjalani kegiatan peribadahan di luar masjid karena khawatir terjadi gempa susulan.
Salah seorang pria muslim China menunjukkan kondisi dalam rumahnya yang rusak parah pasca gempa bumi di Dahejia, Kabupaten Jishishan di provinsi Gansu.
Warga muslim China menghidupkan api untuk menghangatkan tubuh di tengah suhu yang dingin ekstrem di luar ruangan.
Keluarga korban gempa bumi saat beristirahat di dalam tenda darurat di tempat penampungan sementara yang terbuat dari terpal di Kabupaten Jishishan, Provinsi Gansu di barat laut China.
Sejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.