FOTO: Jamu Tradisional Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Budaya Sehat Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO ke-13 yang dimiliki Indonesia.
Budaya Sehat Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO ke-13 yang dimiliki Indonesia.
FOTO: Jamu Tradisional Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Penjual menyiapkan olahan jamu pesanan pembeli di warung jamu Bukti Mentjos, Jakarta, Rabu (20/12/2023). Bagi sebagian besar orang di Indonesia, jamu bukanlah barang baru. Secara tradisi, ramuan berbahan baku rempah itu dikenal sebagai minuman kesehatan yang diyakini dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Kini, dunia pun mengakuinya.
Menurut situs resmi indonesia.go.id, budaya sehat jamu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Komite Konvensi Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO.
Penetapan tersebut dilakukan dalam sesi sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana, pada Rabu (6/12/2023).
Budaya Sehat Jamu menjadi WBTb Indonesia ke-13 yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.
UNESCO menganggap nilai budaya jamu sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan alam. Di samping itu UNESCO juga mengakui bahwa budaya sehat jamu sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG’s).
Atas pengakuan UNESCO untuk budaya sehat jamu itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengaku bangga dan mengucapkan terima kasih.
Menurut pria yang akrab disapa Mas Menteri itu, jamu sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, mewakili hubungan yang mendalam, bermakna, dan harmonis antara manusia dengan alam. Jamu bagi masyarakat Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan selama berabad-abad.
Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi dua belas elemen budaya lainnya sebagai WBTb UNESCO, yaitu wayang (2008), keris (2008), batik (2009), pendidikan dan pelatihan batik (2009), angklung (2010), tari saman (2011), noken (2012), tiga genre tari tradisional di Bali (2015), seni pembuatan kapal pinisi (2017), tradisi pencak silat (2019), pantun (2020), dan gamelan (2021).