Gerebek salon dan toko di Pekanbaru, 1.438 kosmetik ilegal disita
Seluruh kosmetik ilegal itu diperkirakan bernilai Rp 200 juta.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau menggerebek salon dan toko menjual kosmetik diduga ilegal di Pekanbaru. Dari situ, polisi mengamankan sebanyak 1.438 kosmetik berasal dari luar negeri dan tidak memiliki dokumen resmi.
"Ada dua tempat yang menjadi sasaran penggerebekan, lokasi pertama di sebuah salon kecantikan, lokasi ke dua di sebuah Toko. Keduanya berlokasi di kota Pekanbaru," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo kepada wartawan, Selasa (15/3).
Dari hasil perhitungan sementara, kata Guntur, seluruh kosmetik ilegal itu diperkirakan bernilai Rp 200 juta. Ribuan kosmetik dan obat-obatan tanpa logo Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) itu terdiri dari 89 jenis kosmetik.
"Lokasi pertama yang digerebek adalah Salon Evy di Jalan Arjuna, Pekanbaru. Di salon kecantikan itu, petugas mengamankan sebanyak 25 jenis kosmetik," kata Guntur.
Sementara itu, lokasi kedua merupakan sebuah toko penjual kosmetik yang beralamat di Jalan Delima, Pekanbaru. Ada 64 jenis kosmetik dan obat-obatan yang diamankan.
"Ini kebanyakan adalah obat luar seperti untuk kulit, gigi, rambut dan mata. Mayoritas produk tersebut berasal dari luar negeri seperti Tiongkok, Thailand dan Singapura," terang Guntur.
Namun dari penggerebekan ini, polisi belum menetapkan tersangka. Hanya saja ada dua orang pemilik usaha tersebut masing-masing berinisial MRS (28) dan EP (31) yang saat ini masih berstatus sebagai saksi.
"Selain memerlukan koordinasi dengan BBPOM Pekanbaru untuk memeriksa sampel barang bukti yang disita tersebut, polisi juga butuh keterangan saksi ahli untuk menetapkan tersangka," ucap Guntur.
Dari hasil interogasi pemilik, salon dan toko tersebut telah beroperasi selama satu tahun. Polisi menilai penjualan kosmetik ilegal melanggar Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin.
"Untuk kaum hawa, jangan mudah terpengaruh harga murah di pasaran. Cara yang paling mudah untuk membedakan produk ilegal dengan yang resmi adalah logo BBPOM yang tertera di setiap produk," pungkas Guntur.