Goenawan Mohamad dkk Sowan ke Gus Mus di Rembang, Curhat Prihatin Situasi Demokrasi di Indonesia
Goenawan meyakini, jika sebuah masyarakat kehilangan saling percaya, maka semua sudah selesai
Sejumlah tokoh hadir dalam pertemuan itu.
Goenawan Mohamad dkk Sowan ke Gus Mus di Rembang, Curhat Prihatin Situasi Demokrasi di Indonesia
Goenawan Mohamad dkk menghadiri pertemuan ajang berbagi rasa soal kegelisahan yang dirasakan anak bangsa bertemakan Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR), Minggu (12/11).
Dalam kesempatan itu tokoh bangsa yang diwakili oleh Goenawan Mohamad mengaku prihatin melihat situasi demokrasi Indonesia saat ini yang dinilainya di ontang-anting oleh kekuasaan pusat di eksekutif.
"Rasa prihatin diawali aturan bersama yang dibongkar pasang bahkan dirusak. Skandal etik yang menunjukkan di Mahkamah Konstitusi yang sudah nyata."
Kata Goenawan Muhammad dalam konpres pernyataan bersama tokoh bangsa bertema majelis permusyawaratan Rembang, Minggu (12/11).
Goenawan menyebut, silaturahmi ke kediaman Ahmad Mustafa Bisri atau yang lebih akrab disapa Gus Mus di Rembang sekaligus berharap bisa memberikan nasihat kepada elite politik yang telah melukai perasaan melalui drama atau drakor yang disuguhkan ke masyarakat.
"Kami sowan ke Gus Mus untuk berbagi rasa dan menumbuhkan kepercayaan kepada sesama," ungkapnya.
Menurut Goenawan Mohamad, di zaman ini, kepercayaan kepada sesama adalah sesuatu yang sulit bahkan sangat tipis. Karena banyak sekali kebohongan yang diucapkan termasuk oleh kekuasaan.
"Karena sekarang ini semua bisa dibeli. Kesetiaan bisa dibeli. Suara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli. Jadi, apa yang ikhlas itu sudah mengalami erosi yang berat."
Kata Goenawan.
Goenawan meyakini, jika sebuah masyarakat kehilangan saling percaya, maka semua sudah selesai. Karena itu kehadirannya bersama tokoh lain ke rumah Gus Mus semata demi mencegah hal itu terjadi.
"Sehingga bangsa ini bisa menempuh perjalanan yang lebih lama, terutama menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden yang menurut saya makin mencemaskan," ujarnya.
Dia juga mendengar adanya penutupan saluran suara rakyat dan hal lain dalam demokrasi menuju Pilpres. Padahal seharusnya, kata dia, kemenangan di Pilpres nanti hendaknya kemenangan yang memiliki ada legitimasi bukan hanya legalitas.
"Seperti kata Gus Mus, mengingatkan dan menasihati yang sombong. Bukan hanya kepada yang berkuasa tetapi pada sesama. Tujuan kami datang ke Rembang agar disampaikan lebih diperluas lagi pertemuan seperti ini. Insya Allah kita bisa," tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Romo Benny Susetyo mengingatkan penyelenggara negara agar mengembalikan jalan politik kebudayaan melalui etika publik. Langkah itu diharapkan bisa menemukan kejernihan sumber air kehidupan di tengah nilai etika politik.
"Semua harus koreksi kesalahan bersama," kata Romo Benny.
Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu mengakui kedatangannya dan teman-teman tokoh kebangsaan ke kediaman Gus Mus, selain untuk silaturahmi sekaligus curhat mengenai persoalan yang muncul pada bangsa Indonesia.
"Kita harus berani mengoreksi kesalahan ini karena ini kesalahan kita bersama," ujar Romo Benny.
Adapun tokoh bangsa yang turut tergabung dalam silaturahmi bersama Gus Mus yaitu Amin Abdullah, Andreas Anangguru, Benny Susetyo, Clara Juwono, Erry Ryana, Frans Magnis Suseno, Gomar Gultom, Henny Supolo, Karlina Supelli, Lukman Hakim Saifuddin, Nasaruddin Umar, Natalia Soebagjo, Mayling-Oey Gardiner, Omi Komaria Madjid, Rhenald Khasali, Riris Sarumpaet, Sinta Nuriyah Wahid, Sri Pannavoro, Sulistyowati Irianto.