Golkar sarankan Jokowi sowan ke tokoh Islam garis keras
Andi menemukan, ada dua gaya komunikasi politik dari mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Gaya pertama, Jokowi selalu memposisikan diri sebagai pelayan rakyat. Gaya komunikasi politik kedua yang dipakai adalah Sendiko Dawuh.
Ketua DPP Partai Golkar Andi Budi Sulistijanto memberikan masukan kepada Joko Widodo agar bisa menang di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Andi menyarankan Jokowi mulai sowan kepada seluruh kiai dan ulama dari semua organisasi, termasuk tokoh-tokoh Islam garis keras.
"Jadi untuk itu tidak harus ke NU saja tidak harus ke Muhammadiyah saja tapi justru harus berani menyeberang sampai ke tokoh-tokoh Islam yang keras, yang garis keras," kata Andi usai peluncuran bukunya 'Komunikasi Politik Jokowi' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Saran ini diusulkan karena dua faktor, pertama mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Faktor kedua karena umat muslim biasanya akan mengikuti masukan dari para kiai dan ulama.
"Karena pertama ukurannya mayoritas rakyat kita adalah muslim. Yang kedua, dalam ideologi muslim itu pasti akan lebih percaya pada kiai dan ulamanya," terangnya.
Selain itu, Andi menemukan, ada dua gaya komunikasi politik dari mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Gaya pertama, Jokowi selalu memposisikan diri sebagai pelayan rakyat. Salah satu bentuknya adalah blusukan ke daerah-daerah.
"Saya istilah kan bahasa Inggrisnya public servant communication style. Dia sudah kelihatan bagaimana tidak merasa dirinya sebagai Presiden. Jadi dia merasa seperti rakyat biasa, selalu apa adanya melihat sesuatu yang fakta di lapangan," ujarnya.
Gaya komunikasi politik kedua yang dipakai adalah Sendiko Dawuh. Andi menjelaskan gaya komunukasi Sendiko Dawuh adalah seorang yang selalu taat tunduk pada orang-orang yang dianggap senior dan mumpuni, contohnya para tokoh agama.
Andi menjelaskan, gaya itu diterapkan dengan selalu menyempatkan berkunjung menemui para ulama ketika kunjungan ke daerah-daerah.
"Adalah dalam hal ini dalam kultur di Indonesia kan banyak kiai tokoh masyarakat. Itu yang sangat diharapkan Pak Jokowi petuah dan sebagainya," ungkapnya.
"Untuk itu Pak Jokowi selalu berusaha disetiap kesempatan kunjungan-kunjungan ke daerah menyempatkan mampir ke tokoh-tokoh agama, ke pondok, kiai dan sebagainya," sambung Andi.
Di kesempatan sama, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi buku yang ditulis oleh Andi yang menggali gaya politik dari Jokowi. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menuturkan, Jokowi kerap menggunakan komunikasi yang apa adanya.
"Dan menarik adalah beliau lakukan hanya politik apa adanya termasuk juga gaya-gaya non verbal misalnya ketika ada seseorang yang melambung, agar tidak melambung tinggi diajak lagi orang lain. Sehingga yang ketinggian bisa diajak turun, tidak terlalu melambung," tandas Bamsoet.
Baca juga:
PDIP list 20 nama cawapres untuk Jokowi, ada dari TNI dan Polri
Tak tertarik dukung Jokowi, Demokrat lebih suka buat poros ketiga
Jokowi menguji kawan koalisi, siapa 'baper', cemburu dan 'kegeeran'
PDIP prediksi tiga pasangan di Pilpres 2019
Fahri Hamzah yakin Jokowi kalah dari Prabowo di Pilpres 2019