Gunakan kiai 'IDEAL', Gus Ipul komitmen tutup lokalisasi
Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf komitmen untuk menutup keberadaan lokalisasi. Selama ini, Gus Ipul panggilan Saifullah Yusuf melakukan penutupan lokalisasi dengan menurunkan kiai IDEAL (Ikatan Da’i Lokalisasi).
Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf komitmen untuk menutup keberadaan lokalisasi. Selama ini, Gus Ipul panggilan Saifullah Yusuf melakukan penutupan lokalisasi dengan menurunkan kiai IDEAL (Ikatan Da’i Lokalisasi).
"Ada 47 lokalisasi yang telah kami tutup di Jawa Timur. Kami melakukan penutupan secara bertahap," kata Gus Ipul, Minggu (11/2).
-
Apa pesan utama yang disampaikan Gus Ipul dalam acara Malam Nuzulul Quran di Kota Pasuruan? Dalam momentum ini, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul ini mengingatkan kepada THL, Tenaga Kontrak, PPPK dan pejabat eselon III yang hadir untuk selau meminta pertolongan Allah SWT dalam segala urusan terutama dalam hal memajukan Kota Pasuruan.
-
Apa pesan utama Gus Ipul di Hari Pahlawan? “Indonesia merupakan pasar yang besar dan dikaruniai begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa. Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi generasi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan juga potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan Bangsa dan Negara,” ujar Gus Ipul.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.
-
Kapan Yusuf mulai beternak itik? Ahmad Yusuf (22) sudah mulai beternak itik sejak usianya masih 15 tahun.
-
Siapa yang menemui Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
-
Apa pesan yang ingin disampaikan Gus Ipul kepada jamaah dalam haul KH Abdul Qodir Nur? "Meskipun beliau sudah wafat, kita masih merindukan, mengingat, mendoakan, dengan barapan doa kebaikan itu kembali ke kita semua," kata Gus Ipul membuka sambutannya. Menurut Gus Ipul, hal itu juga sekaligus sebagai pengingat bagi dirinya dan semua orang agar bagaimana untuk memberikan kesan baik ketika diberikan sebuah amanah.
Proses penutupan yang dilakukan tidak mudah, Gus Ipul menuturkan banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan. Namun tidak semua berhasil, banyak program gagal lantaran tidak mampu untuk merangkul penghuni lokalisasi. Kegagalan itu menjadi pengalaman untuk dikaji, akhirnya pemerintah provinsi (Pemprov) memutuskan untuk melakukan pendekatan secara berkala.
"Kami menurunkan kiai IDEAL, Ikatan Da’i Lokalisasi yang selalu turun ke lokalisasi," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
Dengan berbagai ketekunan dan percobaan, akhirnya proses penutupan lokalisasi bisa dilakukan dengan pelan. Hal ini merupakan kerja sama pemerintah provinsi yang menurunkan kiai IDEAL, kemudian bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota yang ada di seluruh Jatim.
"Akhirnya selama 5 tahun, ada 47 tempat prostitusi yang berhasil ditutup. Kerja ini saya lakukan bersama dengan Pakde Karwo (Soekarwo)," jelas Gus Ipul.
Jawa Timur, lanjut dia, merupakan wilayah yang pas-pasan dalam anggaran pendapatan. Hal ini berbeda dengan DKI Jakarta yang memiliki anggaran besar. Jatim hanya memiliki Rp28-30 triliun, jumlah tersebut dibagi dengan 38 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Dengan jumlah penduduk hingga 39 juta orang, maka jika dirata-rata setiap orang tidak akan mendapatkan dana besar.
Meski demikian, Jatim masih sangat relatif aman dan kondusif. Kondisi tersebut terbangun karena para kiai yang ada di Jatim membantunya, mereka mengendalikan massa dengan melakukan pendidikan karakter. Pesantren merupakan tempat ideal dalam pengembangan karakter, untuk itu kiai-kiai Jatim berpesan supaya pesantren diperhatikan, khususnya Madrasah Diniyah.
"Para kiai mengatakan, pemerintah bisa membangun gedung sebesar apapun, setinggi-tingginya. Namun kiai-kiai meminta supaya pendidik agama diperbanyak, di mana lokasi pendidikan agama ini, iya tentunya di Madrasah Diniyah. Kalau mengandalkan pendidikan agama di SD, SMP, dan SMA, tentunya tidak cukup," papar Gus Ipul.
Sebenarnya tidak banyak permintaan kiai-kiai. Mereka hanya ingin Madrasah Diniyah menjadi perhatian khusus. Karena pendidikan ini yang akan melatarbelakangi seorang anak mengetahui tentang agama.
(mdk/hhw)