Gunung Anak Krakatau semburkan abu vulkanik dan pasir
Gunung Anak Krakatau erupsi dengan tinggi kolom abu 1.000 meter di atas puncak kawah, atau pada ketinggian 1.305 meter di atas permukaan laut, Senin (25/6) pukul 07.14 WIB.
Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda Provinsi Lampung erupsi. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) melaporkan, Gunung Anak Krakatau erupsi dengan tinggi kolom abu 1.000 meter di atas puncak kawah, atau pada ketinggian 1.305 meter di atas permukaan laut, Senin (25/6) pukul 07.14 WIB.
"Erupsi melontarkan abu vulkanik dan pasir. Erupsi tidak membahayakan penerbangan pesawat terbang. VONA (Volcano Observatory Notice For Aviation) orange. Erupsi juga tidak berbahaya selama berada di luar radius 1 km dari puncak kawah. Selain itu erupsi juga tidak membahayakan pelayaran di Selat Sunda," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Siapa yang bertugas memantau gunung berapi di Indonesia? Dilansir situs resmi Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah lembaga yang bertugas memantau gunung berapi.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan sanggar batik Krakatoa didirikan? Gambarkan kondisi alam Cilegon dan Banten Keberadaan batik yang didirikan oleh pasangan suami istri Helldy Agustian dan Hany Seviatry pada 2014 ini tak terlepas dari dari minatnya akan batik dan sosial budaya di kotanya.
Status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada atau Level 2. Status Waspada ditetapkan sejak Januari 2012 hingga sekarang. Tidak ada perubahan status Gunung Anak Krakatau. Status Waspada artinya aktivitas vulkanik di atas normal sehingga terjadinya erupsi dapat terjadi kapan saja. Tidak membahayakan selama masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km.
"Erupsi Gunung Anak Krakatau adalah hal yang biasa. Gunung ini masih aktif untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi. Gunung Anak Krakatau baru muncul dari permukaan laut tahun 1927. Rata-rata tambah tinggi 4-6 meter per tahun. Energi erupsi yang dikeluarkan juga tidak besar. Sangat kecil sekali peluang terjadi letusan besar seperti letusan Gunung Krakatau pada 1883. Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak mungkin untuk saat ini. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," tuturnya.
Memang sejak tanggal 18 Juni 2018, Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Ada pergerakan magma ke luar permukaan sehingga terjadi erupsi. Menurut PVMBG, pada tanggal 18/6, selain gempa vulkanik dan tektonik, mulai terekam juga gempa Tremor menerus dengan amplitudo 1–21 mm (dominan 6 mm).
Tanggal 19/6, gempa embusan mengalami peningkatan jumlah dari rata-rata satu kejadian per hari menjadi 69 kejadian per hari. Selain itu mulai terekam juga gempa frekuensi rendah sebanyak 12 kejadian per hari. Gempa Tremor menerus dengan amplitude 1–14 mm (dominan 4 mm). Tanggal 20/6, terekam 88 kali gempa embusan, 11 kali gempa frekuensi rendah dan 36 kali gempa vulkanik dangkal.
Pada tanggal 21/6, terekam 49 kali gempa embusan, delapan kali gempa frekuensi rendah, 50 kali gempa vulkanik dangkal dan empat kali gempa vulkanik dalam. Secara visual terlihat erupsi mengeluarkan abu dan pasir. Tipe letusannya strombolian yang terjadi erupsi secara berkala pada saat itu.
"Masyarakat diimbau tetap tenang. BPBD Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, PVMBG dan BKSDA telah melakukan langkah antisipasi. Yang penting masyarakat mematuhi rekomendasi tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dari puncak kawah. Di luar itu aman. Justru dapat menikmati fenomena erupsi Gunung Anak Krakatau dari tempat aman," tuturnya.
Baca juga:
Korban tewas gunung berapi Guatemala bertambah jadi 65 orang
Aksi petugas damkar selamatkan hewan dari letusan Gunung Fuego
Perjuangan petugas sampai tersandung saat mencari korban erupsi Gunung Fuego
Ngerinya erupsi Gunung Fuego, 25 orang tewas tertutup abu
Gunung api di Guatemala meletus, 25 orang tewas 300 lebih luka-luka
Gunung berapi Guatemala meletus, 25 orang tewas