Guru honorer geruduk DPR, Jalan Gatot Subroto macet parah
Massa aksi sampai tumpah ruah ke jalanan menyebabkan kendaraan menuju Grogol tersendat.
Hari ini Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) dengan persatuan Guru Indonesia mengadakan aksi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jalan Jenderal Gatot Subroto No 6 Jakarta Selatan. Akibatnya kemacetan parah terjadi di sekitar DPR.
Berdasarkan pantauan merdeka.com massa aksi sampai tumpah ruah ke jalanan menyebabkan kendaraan menuju Grogol tersendat. Untuk mengantisipasi kemacetan meluas, beberapa personel kepolisian dari Tanah Abang berjaga-jaga di ruas jalan. Serta mengatur aksi massa agar tak menutupi jalan raya.
"Untuk antisipasi macet ada polisi yang mengatur lalu lintas. Serta ada yang berjaga-jaga sewaktu-waktu terjadi tindakan yang tidak diharapkan," kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Harry Sulistiadi di depan gedung DPR, Jakarta Selatan, Selasa (15/9).
Harry mengatakan bahwa demonstran yang mendatangi gedung DPR sejumlah 5.000 orang. Sebagian mereka menggunakan pakaian dinas sekolah berwarna putih dengan motif batik.
"Dengan jumlah segitu, kepolisan telah menyiapkan 1.000 personel untuk menjaga keamanan," terangnya.
Ribuan guru honorer tersebut telah menyambangi gedung DPR sejak pukul 07.50 WIB. Mereka datang dari berbagai macam daerah di Indonesia seperti Bogor, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Wonogiri, Sleman dan Bandung.
Sementara itu, menurut salah satu Guru Honorer dari Boyolali, Kanwir, aksi tersebut dilakukan atas dasar kekecewaan para guru honorer yang hingga saat ini belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Nasional (PNS).
"Kami ke sini karena merasa tersisih, padahal PP nomor 56 tahun 2012 itu milik kami," katanya.
Kekecewaan Kanwir beserta guru honorer lainnya dirasakan saat tersebar isu bahwa guru honorer di atas usia 40 tahun tak akan diangkat menjadi PNS. Menurut dia, hal itu merupakan diskriminasi kepada seluruh guru honorer yang telah bekerja selayaknya PNS di sekolah masing-masing.
"Honorer di daerah berperan penuh seperti PNS ya, yang hadir di sini usia 40 ke atas, tapi statusnya honorer, ada kabar usia 35 diangkat, di atas 40 akan diabaikan, jadi kami gusar, guru se Indonesia gusar," geramnya.
Kanwir melanjutkan, kehadiran ratusan Guru Honorer tersebut hanya menuntut satu hal, yaitu kejelasan status mereka dalam mengabdi dan mencerdaskan anak bangsa. "Tuntutannya hanya satu yakni PNS," tegasnya.