Gus Yahya: NU Ingin Jadi Bagian Pembangunan Ibu Kota Negara di Kaltim
Oleh sebab itu, rangkaian Harlah ke-96 NU diselenggarakan di empat provinsi berbeda. Sebelum Labuan Bajo, Harlah ke-96 NU juga telah diselenggarakan di Balikpapan Kalimantan Timur pada 31 Januari 2022.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan NU ingin menjadi bagian dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim). Menurut dia, gagasan tentang IKN baru mencerminkan visi membangun masa depan.
Hal ini sejalan dengan visi Nahdlatul Ulama yang ingin membangun peradaban umat. Gus Yahya menyebut NU telah lama menggulirkan wacana tentang perjuangan peradaban.
-
Siapa yang mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU)? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Siapa saja yang Zulhas ajak duduk bareng untuk menyatukan NU dan Muhammadiyah? "Saya berusaha mendudukkan NU dan Muhammadiyah mulai dari Kabupaten Lampung, lalu ke tempat lain terus menerus. Dulu di Surabaya juga pernah dipimpin Muhammadiyah dalam satu forum duduk bareng (dengan NU),"
-
Mengapa Zulhas berusaha memperkuat persatuan antara NU dan Muhammadiyah? "Beda partai, tapi harmoni persatuan itu penting. Itu terus saya lakukan selama hampir 2 tahun, terutama mempersatukan, duduk bareng. Mempersatukan artinya bukan sama ya, mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah sudah 2 tahun. Alhamdulilah ini Ketum PBNU Gus Yahya datang,"
-
Siapa yang menolak dakwah Nabi Yunus? Namun, kaumnya justru menolak Nabi Yunus.
-
Siapa yang menemui Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
-
Siapa yang menyebutkan keutamaan doa Nabi Yunus? Al-Hakim At-Tirmidzi rahimahullahu menyebutkan keutamaan doa ini,
"Nahdlatul Ulama ingin ikut serta menjadi bagian dari pembangunan ibukota negara yang baru itu karena lama ingin menghidupi semangat untuk ikut serta membangun peradaban," kata Gus Yahya dalam rangkaian Harlah ke-96 NU yang digelar di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (5/2).
Oleh sebab itu, rangkaian Harlah ke-96 NU diselenggarakan di empat provinsi berbeda. Sebelum Labuan Bajo, Harlah ke-96 NU juga telah diselenggarakan di Balikpapan Kalimantan Timur pada 31 Januari 2022.
"Balikpapan kita pilih karena kita tahu bahwa Presiden dan stakeholder bangsa ini ingin membangun ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur," ujarnya.
"Maka penting Nahdlatul Ulama hadir di Kalimantan Timur Balikpapan dan di ibu kota negara baru karena untuk membangun peradaban kita harus memulai dengan semangat ikut serta membangun masa depan," sambung Gus Yahya.
Adapun Labuan Bajo NTT dipilih karena daerah tersebut mencerminkan miniatur Indonesia yang penuh dengan keberagaman. Selain itu, NTT merupakan perwujudan dari watak peradaban Nusantara yakni, watak maritim.
"NTT adalah perwujudan dan watak Nusantara, yaitu watak maritim. Karakter peradaban maritim ini yang akan jadi modal kekuatan kita dalam menyongsong peradaban dunia," ujarnya.
Setelah NTT, rangkaian Harlah ke-96 PBNU akan di Palembang Sumatera Selatan pada 12 dan 13 Februari 2022. Gus Yahya menuturkan Palembang dipilih karena menjadi tempat peradaban tertua di Indonesia.
Puncak Harlah ke-96 NU akan diadakan di Bangkalan Jawa Timur pada 17 Februari 2022. Bukan tanpa alasan, NU ingin mengambil energi spiritual dari Syaikh Kholil Bangkalan.
"Kenapa empat tempat ini dipilih sebagai titik yang rangkaian kegiatan peringatan harlah? Karena empat tempat ini mewakili model-model dasar yang diperlukan oleh Nahdlatul Ulama untuk memulai beranjak dalam perjuangan membangun peradaban," tutup Gus Yahya.
Reporter: Lisza Egeham/Liputan6.com
(mdk/fik)